Mohon tunggu...
Sarkoro Doso Budiatmoko
Sarkoro Doso Budiatmoko Mohon Tunggu... Dosen - Penikmat bacaan

Bersyukur selalu.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Bukan Calon Presiden Dadakan

23 Februari 2023   15:28 Diperbarui: 23 Februari 2023   15:36 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tanpa kemampuan mencetak gol dan memenangkan tim yang dibelanya, tidak akan bisa membuat mereka berdua menjadi pemain terkenal yang dibayar mahal. Sepakbola adalah dunia yang kasat mata, sebagus apapun polesannya dan setebal apapun pencitraannya, tidak berpengaruh banyak pada kompetensi utama Ronaldo maupun Messy sebagai pencetak gol. 

Dalam bidang apapun pada dasarnya hanya seleksi dan kompetisi super ketat berjenjang saja yang akan menghasilkan yang terbaik. Tonton saja acara TV yang banyak menayangkan beragam jenis kompetisi, mulai dari penyanyi, da'i,  volley ball, motto GP, dan pencarian bakat. Seru dan menegangkan bukan? 

Hal serupa itu pasti juga ada di Partai Politik dalam mencetak kader dan "petugasnya" menjadi tokoh-tokoh yang teruji, unggul, mumpuni, membanggakan dan berjiwa negarawan. Melakukan seleksi dan kompetisi ketat terhadap kadernya pasti dilakukan oleh Parpol, sehingga kalaupun tidak terpilih menjadi Presiden, menjadi Menteri pun sudah siap siaga. 

Kader Parpol mestinya adalah tokoh yang sudah dipersiapkan dengan matang, bukan tokoh dadakan. Kematangannya akan melancarkan tugas dan kewajibannya untuk ikut serta menjaga persatuan dan mewujudkan kemakmuran bangsa dan Negara. 

Selama ini yang sering terjadi justru Parpol mencomot atau mendukung tokoh publik yang sudah memiliki popularitas tinggi dan kematangan jiwa untuk di calonkan. Atau sebaliknya, tokoh yang merasa mampu, popular dan dicintai rakyat mencari dukungan Partai-Partai Politik. Di lain sisi, tokoh sebagus apapun tanpa akses dan dukungan Partai, akan tetap di pinggir. 

Pemilu 2024 sudah dekat, agak merasa miris juga, di waktu yang semakin hari semakin mendekat ini belum ada gambaran siapa sajakah calon-calon pemimpin nasional mendatang yang mumpuni. Bukan yang abal-abal. 

Miris, jangan-jangan nanti ada orang yang secara dadakan muncul dan dicalonkan menjadi Presiden hanya bermodalkan popularitas. Popularitas yang didongkrak dengan pencitraan habis-habisan tanpa rasa malu.  Pencitraan dan polesan yang dibuat sedemikian rupa untuk menutupi kekurangan. 

Bangsa ini pasti sudah banyak belajar dari proses dan hasil pemilihan pimpinan di berbagai level yang sudah berlangsung berulang kali di berbagai tempat. Popularitas bukan segalanya. Track record, akhlak, moral dan budi-pekerti jauh lebih penting. Sesuatu yang tidak bisa dibangun dalam semalam, tidak bisa digoreng dadakan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun