Mohon tunggu...
Sarkoro Doso Budiatmoko
Sarkoro Doso Budiatmoko Mohon Tunggu... Dosen - Penikmat bacaan

Bersyukur selalu.

Selanjutnya

Tutup

Bola

Koin Dilempar dan Juaranya adalah Perancis

18 Desember 2022   17:40 Diperbarui: 18 Desember 2022   17:41 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam tulisan terdahulu berjudul: "Kali ini Maroko Bakal Bikin Heboh", penulis menjagokan Maroko menjadi juara dan menggondol Piala Dunia Sepakbola Jules Rimet. Sayangnya, setelah menjalani pertandingan panjang, Tim debutan berjulukan Singa Padangpasir ini kalah di final tanggal 17 Desemer 2022 melawan Kroasia dan "hanya" menjadi juara ke-4. 

Meskipun banyak pihak salut dan menghargai prestasi ini tapi tetap ada rasa kecewa. Bukan kekecewaan yang amat sangat hingga tidak punya rasa peduli lagi dengan pertandingan final merebut tempat terhormat sebagai juara. Atau kecewa yang amat sangat sampai membanting TV, lempar hape dan ngamuk-ngamuk. Hanya ikut sedih saja. 

Rasa sedih itu pun tidak berlangsung lama, tidak sampai berhari-hari. Segera setelah itu menimbang-nimbang Tim Sepakbola Negara mana yang kira-kira pantas dijagokan membawa pulang Piala Dunia. Memilih satu dari dua, Argentina atau Perancis. 

Ini adalah sebuah pilihan yang gampang-gampang susah terutama bagi penggemar yang sekedar ingin ikut meramaikan momen empat tahunan ini. 

Gampang karena hanya memilih satu dari dua, peluang jagoannya menang pun juga setengah. Susah karena kedua Tim Sepakbola finalis tersebut sama kuat dan memiliki pemain-pemain yang bagus. Berbeda saat menjagokan Maroko, ada sedikit rasa membela pihak yang dipersepsikan lebih lemah dibanding Perancis. 

Susah memilih juga karena tidak memiliki ikatan emosional apapun dengan dua Negara tersebut. Misalnya, kedua Negara tersebut juga sama-sama jauh dari rumah, bahkan perlu waktu berjam-jam penerbangan dan uang berjuta-juta rupiah untuk pergi berkunjung ke sana.  Ditambah lagi tidak memiliki kerabat atau kenalan yang hidup disana. 

Sebenarnya bisa saja menjagokan salah satu tim berdasarkan benuanya, benua Amerika dan Eropa. Bisa juga dari aliran politik yang dianut oleh dua Negara itu. atau berdasarkan keindahan design seragamnya, warna seragamnya dan asesorinya,. Tetapi alasan-alasan tersebut ini terasa agak kurang melibatkan akal sehat. 

Itulah susahnya bagi penggemar bola level mediocre. Bingung mencari-cari alasan untuk membela sang calon pemenang tanpa didasarkan pada analisa njlimet teknik bermain bola. 

Perhitungan agak masuk akal dan beralasan adalah berdasarkan kualitas para  pelatihnya. Kuat dan kompaknya sebuah tim tentu sangat ditentukan oleh peran pelatih. Pelatih-pelatih yang terkenal dan dibayar mahal adalah karena kemampuannya membawa tim yang diasuhnya menjuarai atau membawa kemenangan dalam banyak pertandigan. Sayangnya nama-nama pelatih tim ke-dua Negara itupun tidak tahu. 

Lebih masuk akal lagi memilih jago berdasarkan kualitas pemain-pemainnya. Merekalah yang turun langsung di lapangan, menggocek, mengoper, mengumpan dan menembak ke gawang lawan. Atau dari keunggulan para penjaga gawangnya, dari seberapa mampunya dia menjaga gang dari serangan lawan. Tetapi sekali lagi itupun susah karena hanya Messi satu-satunya pemain yang penulis ketahui. 

Kalaupun menjagokan sebuah tim hanya berdasarkan salah satu pemain saja sepertinya kurang pas juga. Belum tentu pemain lain yang kurang terkenal berarti kurang bagus. Banyak pemain bola mengawali popularitasnya dari partisipasinya di piala dunia. 

Kebingungan akhirnya menggiring tangan ini untuk menggunakan koin uang logam. satu sisi ditulis "A" sebagai tanda Argentina dan sisi lain ditulis "P" sebagai tanda Negara Perancis. Koin dilempar tinggi-tinggi, berputar-putar di udara dan akhirnya jatuh di lantai. Setelah dilihat ternyata huruf "P" ada di atas. Pilihan jatuh pada Tim Sepakbola Negara Perancis sebagai juaranya nanti. 

Selamat untuk Perancis. Semoga saja pertandingannya nanti adalah sebuah permaianan yang enak ditonton dan dinikmayi seleuruh penggemar bola di jagat raya ini. Lalu, kemenanganya diraih dengan cara terhormat tanpa keributan. 

Sementara yang mengalami kekalahan juga menerima dengan legowo dan jiwa sportif. Tidak ada penonton dengan fanatisme yang tidak mengenal kata kalah. Lalu tidak timbul keributan yang membawa korban. 

Bola hanyalah sebuah permainan, nyawa manusia jauh lebih berharga. Tidak perlu lagi menambah jatuh korban yang sudah terjadi di berbagai penjuru dunia. 

Kalau boleh berharap, semoga pertandinag sepakbola tingkat dunia ini bisa menjadi tambahan sumber inspirasi dan bahan kajian yang luar biasa bagus untuk segala macam keperluan. Misalnya tentang semangat kerjasama, kekompakan, kepatuhan terhadap aturan pertandingan dan ketaatan kepada pelatihnya serta saling menghargai peran dan posisi masing-masing. 

Sebanyak 32 negara sudah menjalani pertandingan di ajang empat tahunan di Tanah Jazirah ini. Sang juara Piala Dunia di Qatar nanti adalah benar-benar Tim Sepakbola paling tangguh dan paling luar biasa di planet ini. 

Ayo kita tonton saja pada saatnya nanti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun