Mohon tunggu...
Sarkoro Doso Budiatmoko
Sarkoro Doso Budiatmoko Mohon Tunggu... Dosen - Penikmat bacaan

Bersyukur selalu.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kali Ini Maroko Bakal Bikin Heboh

14 Desember 2022   10:50 Diperbarui: 14 Desember 2022   11:00 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Di hari-hari penuh keriuhan perebutan piala dunia sepakbola 2022 di Qatar sekarang ini, apa yang Anda rasakan ketika tim jagoan kalah, tersingkir dan tidak berhasil mencapai final? Bagi penggemar sepakbola tentu macam-macam rasanya. 

Ada yang kecewa berat lalu mutung, tidak peduli lagi dengan pertandingan-pertandingan lanjutan lainnya. Jagoan sudah kalah, tidak ada lagi yang harus ditonton. Siapa yang menang dan menjadi juara, tidak lagi penting. Kalau perlu banting tv, lempar hape dan ngamuk-ngamuk. Begitulah reaksi penggemar bola yang fanatik terhadap kekalahan tim sepak bola pujaannya. 

Kefanatikan pemuja tim sepakbola biasanya ditandai dengan penggunaan atribut-atribut tim tersebut seperti jersey seragam, topi, syal dan asesori lainnya. Bahkan model rambut dan cara bicara dan berjalan pemain bintangnya pun ditiru habis. Tanda lainnya adalah "melarang" timnya kalah dalam bertanding. Pokoknya tim pujaannya harus menang. 

Beda lagi perilaku orang yang menyukai olahraga sepakbola tetapi tidak sampai menjadi fanatik. Dia hanya ikut senang bila timnya menang dan menjadi juara. Kalaupun tim kesukaannya kalah, maka dengan mudah berganti pada tim yang masih bermain dan masih melanjutkan kompetisi. 

Dia menyukai pernak-pernik atribut sepakbola, tetapi tidak hanya pada satu tim saja. Sepanjang asesori itu indah, enak dipandang dan suka, dibelinya dan dipakainya.  Fanatiknya tipis-tipis saja. 

Namun setebal dan setipis apapun kadar kefanatikan seseorang terhadap sepakbola, harus diakui bahwa olahraga jenis ini memiliki penggemar paling besar dibanding olahraga-olahraga lainnya di dunia. Dan, sebesar itu pula pengaruhnya terhadap kehidupan pengemarnya dan kehidupan manusia. Berita tentang perilaku warga Negara peserta Piala Dunia ini bisa menjadi bukti, betapa hebohnya mereka menyambut kemenangan timnya dan betapa kecewa ketika timnya kalah dan tersingkir. 

Dalam kehidupan keseharian pun pengaruhnya kadang tidak masuk akal. Silahkan saja amati besarnya penghasilan pemain bintang sepakbola dunia sekelas Ronaldo atau Messi. Atau juga besarnya honor pelatih klub sepakbola kelas atas seperti Barcelona, Real Madrid, Chelsea atau MU. Perbandingan penghasilan mereka dengan besarnya uang pensiunan ASN Indonesia seperti langit dan bumi. 

Pengaruhnya di dunia usaha juga tidak kecil. Anda tentu ingat kegaduhan yang muncul akibat bintang sepakbola Ronaldo setelah menggeser botol minuman ringan merk tertentu di mejanya dan diganti dengan minuman lainnya. Gerakan tangan menggeser minuman ringan tersebut telah mengguncangkan nilai saham perusahaan penghasil minuman ringan tersebut. 

Lebih menghebohkan lagi fanatisme yang tidak mengenal kata kalah. Ketika kekalahan menimpa, penggemar fanatik tidak bisa menerima begitu saja. Lalu, timbul keributan yang membawa korban. Kejadian sudah sering terjadi ini seolah menggambarkan betapa sepakbola lebih berharga dari pada jiwa. 

Jatuhnya banyak korban beberapa waktu yang lalu di Stadion Kanjuruhan Malang bisa menjadi pelajaran berharga. Tidak hanya di negeri berkembang, di Negara yang modern dan maju pun pernah terjadi, seperti pada tahun 1989, di Sheffield, Inggris, 96 tewas, pada tahun 1971, di Glasgow, Skotlandia, 66 tewas dan pada tahun 1982, di Moskow, Uni Soviet, 66 tewas. Belum lagi di tempat lain di dunia ini. 

Di sisi lain, harus diakui juga sepakbola menjadi sumber inspirasi dan bahan kajian yang luar biasa bagus untuk segala macam keperluan. Misalnya tentang semangat kerjasama, kekompakan, kepatuhan terhadap aturan pertandingan dan ketaatan kepada pelatihnya serta saling menghargai peran dan posisi masing-masing. 

Tanpa semangat itu, tidak akan pernah ada tim sepakbola bisa menjadi juara.  Apa jadinya kalau semua pemainnya ingin mencetak gol atau semuanya mau menjadi penjaga gawang. Semangat seperti ini bisa menjadi sumber inspirasi dalam berkeluarga, apa jadinya kalau semua ingin menjadi kepala keluarga atau semua ingin menjadi Asisten Rumah Tangga. 

Demikianpun dalam urusan pekerjaan. Tidak mungkin semuanya menjadi Bos atau semuanya menjadi Office Boy. Sebagaimana tim sepakbola, sebuah badan usaha akan lebih maju seandainya memiliki semangat kerjasama, kekompakan, kepatuhan dan ketaatan terhadap aturan serta memiliki tujuan yang sama (menjebol gawang lawan) lalu mencapai kesejahteraan bersama. 

DI Qatar, sebanyak 32 negara sudah menjalani pertandingan di ajang empat tahunan di Tanah Jazirah ini. Hari ini tersisa tiga Negara yang melaju berebut piala penuh gengsi. 

Anda tentu tahu bahwa untuk menjadi juara diperlukan lawan. Ketangguhan sebuah tim akan diuji oleh lawan yang tangguh juga. Oleh karena itu, sang juara Piala Dunia di Qatar nanti benar-benar Tim Sepakbola paling tangguh dan paling luar biasa di dunia. 

Bisa dipastikan serangkaian kehebohan baru akan terjadi di Negara asal Tim Sepakbola yang merayakan kemenangan sebagai Juara Dunia 2022. Karena bola itu bulat dan sering mengecoh sebuah prediksi, maka bukan mustahil kehebohan itu nanti akan terjadi di Maroko. 

Ya, penulis perkirakan Tim Sepakbola Singa Atlas dari Maroko yang bakal menjadi juara Piala Dunia 2022 di Qatar. Jika benar, kehebohan di Maroko juga akan terjadi di negara-negara lain yang ikut merayakan kemenangan pertama membawa pulang piala yang dinamai Jules Rimet Trophy. 

Kita lihat saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun