Rayuan seperti itu mudah ditemui di papan iklan di pinggir-pinggir jalan. Misalnya "Anda butuh uang? Serahkan agunan Anda. Hanya perlu10 menit uang pinjaman langsung cair tanpa survey".Â
Memang "hanya" perlu 10 menit untuk membaca persyaratan, memahami, menyetujui, menandatangani transaksi, lalu semuanya beres. Tetapi jika tanpa perhitungan yang matang, efeknya bisa mendatangkan derita berkepanjangan. Derita karena harus membayar angsuran dengan bunga tinggi. Terlambat atau ngemplang angsuran? Bisa bikin tambah pusing kepala karena harus membayar denda atau urusan perdata lainnya.Â
Si perayu sungguh jeli melihat peluang. Di tengah kesulitan dan rumitnya segala urusan, datang tawaran menggiurkan dengan urusan yang tampak mudah dan mulus. Kalaupun harus membaca syarat dan ketentuan, orang cenderung enggan dan percaya begitu saja.Â
Oleh karena itu sering muncul pesan layanan masyarakat agar orang hati-hati dan waspada dalam setiap membuat keputusan. Bahkan untuk urusan sekecil memakai helm, bayar pajak, atau minum pil kontrasepsi. Kelengahan bisa menimbulkan penyesalan berkepanjangan di belakang hari.Â
Tentu saja masih banyak lagi "hanya-hanya" lain yang berpengaruh besar terhadap kehidupan seseorang, keluarga, lingkungan, bahkan terhadap bangsa dan Negara. Pemilu misalnya.Â
Seperti disebut di awal tulisan, sebagian orang memandang pesta rakyat lima tahunan ini "hanya" sekedar mencoblos kartu suara, yaitu kertas bergambar dan bertuliskan nama calon yang dipilih. Peristiwa puncak sebuah Pemilu di Indonesia memang pemberian suara oleh pemegang hak pilih dengan cara mencoblos. Tetapi di belakangnya ada serangkaian panjang kegiatan yang melibatkan banyak pihak dan dengan Anggaran Negara yang tidak sedikit.Â
Memang hanya mencoblos, tetapi hasil pencoblosan itulah yang akan menetapkan siapa pemenang, siapa pecundang, siapa terpilih dan siapa tersisih. Dan, jangan lupa, di pundak pemenang dan yang terpilih inilah mimpi dan harapan bangsa disandarkan.Â
Mimpi bersama bangsa ini adalah negara semakin maju, makmur dan sejahtera. Mimpi inilah yang diharapkan akan mampu diwujudkan menjadi nyata oleh para calon presiden, calon gubernur, calon wakilota, calon bupat dan calon legislative. Mereka itu menjadi tumpuan para pemilik suara untuk membawa kemajuan bagi negara ini.Â
Maka, penting sekali untuk dimengerti bahwa meskipun "hanya" mencoblos tetapi bermakna memilih orang-orang terpilih. Orang-orang terpilih yang akan membuat keputusan-keutusan penting  menyangkut hajat hidup masyarakat dari sembako, minyak goreng, rumah, sandang hingga obat-obatan. Bukan orang-orang terpilih yang berperilaku egois, menutup mata terhadap maraknya penyakit masyarakat dan apalagi bermental korup.Â
Meskipun memang "hanya nyoblos", berhati-hatilah. Apakah coblosan Anda sesuai pilihan hati atau hanya sekedar main-main, tetap akan ikut menjadi penentu nasib bangsa dan Negara, paling tidak lima tahun berikutnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H