Siapakah dia yang datangnya tidak pandang waktu, bisa siang, malam, pagi atau sore? Dia juga datang tanpa melihat dan memilih tempat, dari ruang tamu hingga kamar kecil. Dia ini pun seperti rizki, ditunggu tidak datang, dikejar lari, tapi tiba-tiba datang menyapa tanpa diduga.Â
Dia mau datang di tengah-tengah hangatnya obrolan dengan rekan, saat asyik menyelesaikan pekerjaan, atau bahkan saat sedang diterpa pikiran bingung. Sebaliknya, dia juga dengan mudah bisa hilang lenyap tiba-tiba tanpa pamit, apalagi jika Anda sering bengong.Â
Siagalah selalu pada saat dia datang menyapa, segera tangkap, jangan abaikan, jangan remehkan, karena banyak guna dan manfaatnya. Siaga, karena mengetahui kedatangannya memang perlu kejelian, sedikit kecerdasan dan banyak keberuntungan. Dia adalah gagasan, ide, inspirasi, atau ilham.Â
Itulah yang Isaac Newton alami pada tahun 1666. Hampir empat abad yang lalu dia melihat buah apel jatuh dari pohon di halaman rumahnya di Lincolnshire, Inggris. Diceritakan oleh Dr. Richard Keesing, Department of Physics, University of York, UK, dalam  "A Brief History of Isaac Newton's Apple Tree", peristiwa buah apel jatuh itulah yang menginspirasi Newton menemukan teori gravitasi. Temuan penting yang kemudian menjadi salah satu pilar ilmu fisika.Â
Tentu saja apel, sebagaimana juga buah kelapa, buah durian dan buah-buah lainnya, sudah jatuh ke bawah dari dahulu kala. Ribuan orang atau bahkan jutaan orang sudah menyaksikan peristiwa serupa tetapi tidak terinspirasi sebagaimana Isaac Newton.Â
Keberuntungan menyapa Newton. Dia memiliki kecerdasan dan kejelian mata serta ketajaman hati sehingga peristiwa sekejap di depan matanya itu bisa menjadi inspirasi untuk merumuskan teori gravitasi.Â
Di wilayah tropis, buah kelapa jatuh dengan suara berdebam keras juga sering terjadi. Kelapa yang buahnya lebih besar dan pohonnya lebih tinggi dari pohon apel, berkali-kali jatuh tetapi tidak membuat orang terusik dan tergugah untuk membuat temuan serupa Newton.Â
Banyak sekali peristiwa alam berseliweran di sekeliling kita. Ada yang hanya sekedar menjadi tontonan atau banyak yang menjadi sumber inspirasi untuk sebuah temuan yang bermuara pada tujuan agar hidup manusia menjadi lebih nyaman.Â
Contohnya, siapa sangka, kelapa "kopyor" yang semula dianggap buahnya menjadi kopyor karena pohonnya tersambar petir, telah menginspirasi seorang dosen untuk merekayasa benih dan mengantarnya menjadi Guru Besar di Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Â Â
Profesor Sisunandar, PhD., ilmuwan rendah hati ini, telah menemukan teknologi untuk menghasilkan benih kelapa yang buahnya nanti "kopyor". Kelapa kopyor, bahan campuran untuk membuat minuman segar. Harganya tentu saja lebih tinggi dari minuman biasa.Â
Contoh lagi. Kayu jati yang terkenal awet, bagus, kuat dan mahal, selama ini hanya dihasilkan oleh pohon jati yang berumur puluhan tahun. Kini, Perhutani, melalui proses pemulaiaan pohon, berhasil membangun kebun benih jati yang kayunya bisa dipanen pada umur 20 tahun. Maka, jika menanam benih ini dengan memenuhi syarat dan ketentuan yang berlaku, keinginan untuk memiliki kayu jati besar dan bertekstur indah tidak perlu lagi menunggu puluhan tahun.Â
Tentu saja banyak contoh-contoh lain. MIsalnya apel. Entah apa hubungannya dengan Newton, buah aple yang sudah krowak itu malah menjadi sebuah merek produk teknologi informatika yang sangat dihormati. Apel memang menarik dilihat dan dibicarakan serta tentu saja enak dimakan. Banyak orang menyukai buah apel, siapa sangka, dengan sedikit kecerdasan, kejelian mata, ketajaman hati dan keberuntungan gambar buah apel tergigit menjadi logo terkenal.Â
Perkembangan pengetahuan dan teknologi saat ini sudah sangat memungkinkan memunculkan banyak temuan. Apalagi seringkali sebuah temuan tidak harus tampak berat dan sarat aroma keilmuan. Kejelian melihat peluang dan ketajaman rasa bisa mengantarkan orang menemukan gagasan cemerlang dan mendatangkan banyak uang.Â
Sayangnya banyak orang terbelenggu pada pikirannya sendiri, bahwa dirinya tidak mampu, tidak pantas dan tidak memiliki kapasitas. Padahal kita semua ini adalah insan-insan yang memiliki keunikan dan potensi khas sendiri-sendiri.Â
Belenggu pikiran seperti itu sangat merugikan. Belenggu itu membuat Anda yang berkapasitas setara truk tronton tetapi hanya membawa beban muatan satu ton. Ada yang sia-sia di sana. Sayang bukan?Â
Sekarang ini orang sedang menunggu-nunggu ide brilian untuk menghentikan pandemi covid-19 yang belum juga berakhir. Anda memiliki ide? Coba saja wujudkan, atau paling tidak, bicarakan. Kata orang bijak: orang besar bicara soal ide, orang biasa bicara soal kejadian, orang kecil bicara soal orang lain. Ayo, jadilah orang besar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H