Mohon tunggu...
Sarkoro Doso Budiatmoko
Sarkoro Doso Budiatmoko Mohon Tunggu... Dosen - Penikmat bacaan

Bersyukur selalu.

Selanjutnya

Tutup

Politik

"Pesona" Bu Risma

12 Januari 2021   10:47 Diperbarui: 12 Januari 2021   11:16 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Bekerja tanpa prioritas termasuk salah satu contoh pemborosan daya. Tanpa prioritas bisa membuat yang tidak penting didahulukan dan melebihi yang mestinya lebih penting. Prioritas pun harus prioritas yang mewakili pandangan umum, bukan prioritas perseorangan. 

Pemimpin di manapun wajarnya memiliki segalanya yang lebih tinggi dari yang dipimpinnya. Semakin tinggi posisi seseorang, biasanya, daya pandangnya akan lebih jauh ke depan dan lebih luas menjangkau ke segala arah. Ibaratnya, visinya jauh menembus langit luas menjangkau tujuh samudera. Dengan keunggulannya ini akan membuatnya bisa bekerja lebih cerdas dalam mengoptimalkan sumberdaya yang dimilikinya.

Pakar manajemen, Peter F. Drucker, menekankan bahwa manajemen yang dibutuhkan adalah manajemen yang berjalan dengan efektif dan efisien. Disambung oleh pakar yang lain, Stephen Covey bahwa kepemimpinan yang efektif adalah tentang mendahulukan apa yang penting dan melaksanakan apa yang telah diputuskan.  Buku yang cukup lawas(1989) karya Stephen Covey The 7 Habits of Highly Effective People bisa dibaca untuk dipelajari lebih lanjut. 

Di masa pandemi seperti sekarang ini, bagi siapapun semua hal terasa menjadi lebih berat. Sudah banyak dibahas diberbagai forum, sekarang, pandemi ini bukan hanya soal penyakit yang ditimbulkan oleh virus covid-19 saja. Dampak buruknya sudah merambah ke mana-mana, dan, langsung mengena pada kebutuhan pokok masyarakat. 

Lihat saja maraknya masalah kemiskinan, pengangguran, kependudukan, pendidikan, tindak kejahatan, lingkungan hidup dan kenakalan remaja. Suka tidak suka, merusak citra atau pun tidak, ini semua adalah masalah nyata di depan mata. Masalah yang tidak bisa ditinggal, diabaikan atau dikerjakan setengah-setengah. Di masa yang berat ini jangan sampai orang kehabisan kata-kata untuk di selalu suarakan, bahwa kerja itu memang harus keras, cerdas, efektif dan efisien. Tanpa itu, kapal besar bernama Indonesia ini bisa karam. 

Kalau Anda matahari, tidak perlu penerang tambahan untuk menjadi lebih bersinar. Kalau Anda rembulan, ada saatnya purnama dan ada saatnya redup. Beda dengan wayang kulit ataupun wayang golek, wayang-wayang itu jelas perlu lampu untuk bisa lebih menarik ditonton.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun