Mohon tunggu...
Muhammad Sarkhosyi SE
Muhammad Sarkhosyi SE Mohon Tunggu... Akuntan - Konsultan Accounting Software

Saya Seorang Konsultan di bidang Software Akutansi, sekarang sedang menempuh pendidikan S2 di STKIP Arrahmaniyah Depok, bidang study PPKN

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan di Daerah Non-Perkotaan harus menjadi perhatian besar Pemerintah

13 Juli 2024   18:42 Diperbarui: 13 Juli 2024   18:45 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan di daerah non-perkotaan wajib jadi perhatian besar Pemerintah

Pendidikan adalah salah satu pilar utama dalam pembangunan suatu negara. Di Indonesia, meskipun berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, masih terdapat tantangan besar yang harus dihadapi, terutama ketidakmerataan pendidikan di daerah non-perkotaan. Ketidakmerataan ini bukan hanya menyebabkan ketimpangan dalam akses pendidikan, tetapi juga berkontribusi pada rendahnya kualitas pendidikan di tingkat nasional. Artikel ini akan mengulas secara mendalam tentang penyebab utama ketidakmerataan pendidikan di daerah non-perkotaan dan dampaknya terhadap sistem pendidikan di Indonesia.

> Ketidakmerataan Pendidikan di Daerah Non-Perkotaan

1. Keterbatasan Fasilitas dan Infrastruktur

   Salah satu faktor utama yang menyebabkan ketidakmerataan pendidikan adalah keterbatasan fasilitas dan infrastruktur di daerah non-perkotaan. Banyak sekolah di wilayah pedesaan yang tidak memiliki fasilitas memadai seperti laboratorium, perpustakaan, dan akses internet. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), lebih dari 40% sekolah di daerah pedesaan tidak memiliki perpustakaan yang memadai, dan hanya sekitar 30% yang memiliki akses internet. Kondisi ini sangat kontras dengan sekolah-sekolah di perkotaan yang umumnya dilengkapi dengan fasilitas modern dan lengkap.

2. Kekurangan Guru Berkualitas

   Kekurangan guru berkualitas juga menjadi salah satu masalah utama di daerah non-perkotaan. Banyak guru yang enggan ditempatkan di daerah terpencil karena minimnya fasilitas dan insentif. Sebagai akibatnya, banyak sekolah di daerah terpencil yang kekurangan tenaga pengajar yang kompeten. Data dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menunjukkan bahwa lebih dari 50% guru di daerah pedesaan tidak memiliki kualifikasi yang memadai untuk mengajar.

3. Aksesibilitas dan Transportasi

   Aksesibilitas dan transportasi yang buruk juga menjadi hambatan besar bagi anak-anak di daerah non-perkotaan untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Banyak anak-anak yang harus menempuh jarak yang jauh untuk mencapai sekolah, dan kondisi jalan yang buruk terutama saat musim hujan semakin memperburuk situasi. Menurut laporan World Bank, lebih dari 30% anak-anak di daerah pedesaan harus berjalan kaki lebih dari 3 kilometer untuk mencapai sekolah terdekat.

4. Kesejahteraan Ekonomi

   Kesejahteraan ekonomi juga memainkan peran penting dalam ketidakmerataan pendidikan. Keluarga di wilayah pedesaan sering kali memiliki keterbatasan ekonomi yang memaksa anak-anak untuk bekerja daripada bersekolah. Tingginya angka kemiskinan di daerah pedesaan menyebabkan banyak anak putus sekolah untuk membantu keluarga mereka. Data BPS menunjukkan bahwa tingkat kemiskinan di daerah pedesaan mencapai 12,85% pada tahun 2020, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan 7,38% di daerah perkotaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun