Mohon tunggu...
Sarjiput Winataaa
Sarjiput Winataaa Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Lepas

I am a writer

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Dirasuki Arwah Sang Istri (Bab 3 - Harapan)

3 Mei 2023   00:01 Diperbarui: 3 Mei 2023   00:02 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kenapa, Pak?" tanya Asya, yang masih tidak menyangka dengan apa yang akan Ilham lakukan itu.

Mereka saling menatap, lama sekali. Hal itu menyadarkan Ilham, agar tidak memandang wajah Asya terlalu lama. Bagaimanapun juga, Asya adalah gadis remaja, yang sudah memiliki nafsu. Ilham tidak ingin sampai terjerumus ke dalamnya, karena pikirannya yang sedang kacau saking seringnya memikirkan Elma yang sudah pergi meninggalkannya.

"Saya permisi dulu, Asya."

Ilham pun pergi dari hadapan Asya, membuat Asya merasa tidak rela melihat Ilham pergi. Baginya, Ilham adalah sosok guru yang sangat ia kagumi. Bukan hanya kagum sebagai sekadar guru, tetapi juga ia berharap bisa menggantikan sosok Elma di hati Ilham.

Sudah lama sekali Asya mendambakan suami seperti Ilham. Baginya, Ilham adalah sosok orang yang hangat, perhatian, lembut, dan juga penyayang. Itu sangat cocok dan masuk dalam kriteria pendamping, mengingat usia Ilham dan masih tergolong standart dan belum terlalu tua bagi Asya.

Asya sering bermimpi, tentang dirinya yang menjadi seorang istri dari Ilham. Betapa bahagianya ia dalam mimpinya, sehingga ia tidak ingin bangun dari mimpinya tersebut.

Namun, kini ia mungkin sudah tidak akan bisa bertemu dengan Ilham. Ilham sudah memutuskan untuk pergi dari sana, dan kemungkinan besar Asya tidak akan pernah bisa melihat Ilham. Walaupun Asya sangat malu mengatakannya pada Ilham, tetapi ia merasa harus melakukannya. Namun, ternyata sia-sia yang ia lakukan, Ilham tetap saja kukuh pada pendiriannya dan terus meninggalkan lingkungan sekolah ini.

Asya memandang sendu kepergian Ilham. "Pak Ilham, mudah-mudahan doa saya terwujud. Saya ingin sekali Pak Ilham menjadi suami saya," gumamnya, yang merasa sudah terlalu dalam mengagumi sosok Ilham itu.

Dengan harapan yang telah pupus, Asya melangkah kembali ke ruangan kelasnya dan berusaha untuk melupakan semua perasaannya terhadap Ilham. Namun, ia masih tetap berharap, suatu saat nanti ia bisa menikah dengan Ilham.

Semoga saja.

To Be Continue

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun