Saya hanya beritahu tidak selamanya mamah atau papah berada di dekat kalian. Jadi bila kalian jatuh harus secepatnya berdiri jangan menikmati kejatuhan kalian. Sadis sih ...tapi bagaimana lagi.
Akhirnya setelah belajar dari pengalaman tersebut saya pun mulai memahami bahwa tiap anak itu berbeda penangannya.
Hal ini juga yang memutuskan untuk saya memasukkan anak saya yang sulung lebih cepat sekolah, sekitar umur 2,5 tahun saya sudah memasukkan dia sekolah. kebetulan sekolah yang dekat saya TK nya dimulai dari TK A tidak apa-apalah yang penting sosialisasi.Â
Namun si kaka hanya bertahana sampai november dia bila diajak sekolah alasannya tutup, kami tidak memaksa suka-suka dia sekolahnya. Namun saya berpikir bila saya tetap menyekolahkan anak ini di tempat yang sama. Maka kejadiannya akan sama.Â
Lalu saya memutuskan untuk meyekolahkan anak ini di sekolah di mana saya mengajar, sangat jauh, kami harus berangkat pukul 05.00 WIB dan saya harus memaksa dia bangun pagi.
 Dia bersekolah dari jam 7 sampai jam 12.00 dan kadang dia harus pulang bareng saya pukul 15.30. Namun ternyaya hal ini membuat dia lebih kuat lagi. Dia mengerti sekolah itu harus bagaimana. Dan akhirnya saya pindahkan kembali ke sekolah dekat rumah kami yang tidak menyiksa dia.
Mungkin sepertinya sadis, namun hal ini saya lakukan karena saya tahu anak sulung saya ini butuh stimulus yang lebih banding adiknya.
Jadi untuk memasukkan anak anda belum usianya, andalah yang paling mengerti perlu atau tidak. Bukan karena tidak ada yang jagain udah seklahi saja, tapi karena memang anak ini butuh lebih cepat stimulus.Â
Dan sekarang anak sulung saya sudah seperti anak lainnya, tidak cacat, dan bersemangat sekolah.
Saran sebagai orang tua baru : kitalah yang paling tahu kebutuhan anak kita, mungkin banyak teori psikologi, namun teori-teori itu tidak bisa kita paksakan ke anak kita. Karena bila saya mengikuti teori umur anak sekolah sekian entah apa yang terjadi dengan dia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H