Mohon tunggu...
Sari Yulianti
Sari Yulianti Mohon Tunggu... Guru - Aku dan dia yang ku sayang

saya adalah saya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Karena Anugerah

10 Mei 2019   13:56 Diperbarui: 10 Mei 2019   13:58 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Biasanya di sekolah di tempat di mana saya mengajar setiap hari jumat kami mengadakan kebaktian untuk para siswa. Hari ini khotbahnya tentang ketaatan. Pengkhotbahnya yang membagian bagian ini saya melihatnya seperti Ernest yang jago stand up comedy dan nulis film itu. Dan pengkhotbah ini meramu mengenai ketaatan tersebut dengan sangat jelas. Yang mungkin yang selama ini sering menjadi pertanyaan bagi saya selama saya hidup 37 tahun ini.

Khitbah yang dia ambil dari Pesan Paulus tentang sunat dan tidak disunat. Bahwa kita diselamatkan bukan karena usaha kita menuruti hukum taurat, lalu disunat sesuai dengan perintah perjanjian lama, namun keselamatan ini karena anugrah yang diberikan oleh Tuhan lewat kematian Kristus di kayu salib. Lalu pembicara itu mulai menggelitik dengan pertanyaan "kalau begitu boleh dong kita berbuat dosa kan kita sudah diselamatkan, kan katanya keselamatan itu tidak akan hilang, dsb, untuk membenarkan segala tindakan dosa yang ingin dilakukan setelah diselamatkan."

Lalu beliau memberikan pernyataan Tuhan bukan tidak bisa membuat kita seperti robot. dengan mensetting semua manusia dengan satu kata semua jawaban "Ya" namun bukan ketaatan itu yang Tuhan inginkan . Lalu dia mengambil ilustrasi film yang box office saat ini end game. Tokoh Thanos melihat bahwa semesta yang dia ciptakan semuanya jahat dan perlu dibereskan (film ini jujur saya belum nonton) lalu dia mengumpulkan entah apalah itu namanya dan dihabiskan setengahnya, namun Thanos masih melihat setengahnya masih jahat lalu menhilangkan semuanya, dan membuat semesta yang baru.

Tuhan bisa saja seperti Thanos, tapi Tuhan tidak menginginkan ketaatan yang demikian

Lalu ketaatan apa yang Tuhan ingin kan dari kita yang sudah diselamatkan oleh anugrah tersebut???

"Ketaatan yang di dasari karena cintanya kepada Tuhan"

Lalu ia mengambil ilustrasi tentang "budak" dan "tuan" di masa perjanjian lama. Ketika masa pembebasan tiba, budak budak wajib untuk dilepaskan. Namun ada budak-budak yang tidak mau dilepaskan oleh tuannya, karena budak itu sudah merasakan kebaikan yang tuannya berikan. lalu tuannya itu memberi tanda ditelinga budak tersebut dengan cara ditindik agar itu menjadi tanda bila tidak ada paksaan untuk menjadi budak selama-lamanya.

Yang menarik di sini dan ini menjawab pertanyaan saya selama ini.... Ya ketika saya berbuat baik karena saya sudah merasakan kasih Tuhan yang terbaik dalam hidup saya sehingga ketika saya melakukan yang hal-hal yang baik karena saya tidak ingin menyakiti "Tuan" saya yaitu Tuhan. Jadi keselamatan adalah anugerah ketika saya mengikuti dia. Dan biasanya kalau sudah merasakan kebaikan itu pasti ada motivasi untuk melakukan apa yang dicintai itu inginkan.

Lalu dia memberikan pertanyaanya "apa lawan dari cinta?" Banyak yang menjawab "benci" bukan ...karena benci masih ada perasaan di sana. Lawan dari cinta adalah acuh, cuek, ga peduli. karena disikap itu sudah tidak ada cinta lagi di dalamnya.

Jadi kalau kamu berkata cinta Tuhanmu namun masih melakukan apa yang Tuhanmu benci atau tidak suka sesungguhnya kamu tidak mencintai Nya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun