Akhirnya yang ditunggu tiba juga, Babak Final kualifikasi Turnamen Musim Semi Nasional Voli Putra SMA Prefektur Miyagi. Berbeda dengan 2 season sebelumnya, di season 3 hanya ada 10 episode karena fokus pada babak final antara Karasuno dengan Shiratorizawa.
Aku suka dengan season ini karena karakter developmentnya terasa, setiap pemain Karasuno mendapat peran penting dan nggak ada bakat yang sia-sia, semua merasakan perjuangan antar tim dan menunjukkan kekuatan masing-masing, meskipun aku kurang paham dengan keahlian setiap posisi, tapi mereka tuh handal di posisinya, bahkan jika ada perubahan strategi.
Memang nih secara implisit ketika masih-masing masa lalu pelatih diceritakan kalau tim Shiratorizawa itu memegang prinsip kalau mengembangkan voli tuh sesuai dengan "pakemnya" aturannya yang sudah ada dari jaman dulu, makanya melihat Hinata yang pendek, selalu menolak kehebatannya, karena voli tuh butuh fisik yang tinggi selain menguasai teknik.
Sedangkan pelatih Karasuno tuh kalau dari dulu selalu terbuka dengan inovasi atau selalu memberikan kesempatan pada orang yang memiliki bakat, dan tidak tergantung dengan standar fisik, khususnya tinggi badan.
Semua Ingin Menang, Tapi Siapa Pemenang Sesungguhnya?
Selain adu teknik dan tambahan poinnya selalu bekerjaran dan tipis-tipis selisihnya, diceritakan juga masa lalu dari beberapa pemain Shiratorizawa. Seperti Ushiwaka pemain unggulan dengan wajah datarnya ternyata memiliki masa lalu yang cukup berat, dan ia memiliki cita-cita yang kuat karena diajarkan oleh Ayahnya.
Kalau dilihat dari season sebelumnya, semuanya tuh punya masa lalu yang landasannya kuat banget untuk menjadi pemain voli profesional dan semuanya berhak untuk menang, tapi namanya pertandingan, pasti ada kalah dan menang, dan mereka ingin berkembang menjadi pemain voli terbaik sejepang.
Adu teknik yang nggak kalah seru, apalagi di tim Karasuno ada beberapa pemain yang cedera, bukan karena lawan bermain kasar, karena memang fisik dan kekuatan pemain Shiratorizawa sangat kuat, nggak heran deh kalau Karasuno kewalahan, semangatnya naik turun dan nggak hanya pelatih yang memberikan bimbingan strategi selanjutnya, tapi juga setiap pemain tuh memikirkan cara terbaik untuk mencetak poin.
Bikin Tegang, Semakin Semangat
10 episode tuh padat banget, nggak ada yang "dilambatkan" atau dipaksa untuk selesai, tapi setiap episode selalu bikin deg-degan, padahal merasa sudah menang, eh ternyata ada aja kejadian yang bikin gregetan.
Apalagi jika final tuh ternyata mainnya selama 5 set, jadi stamina pemain tuh benar-benar terkuras, ditambah pemain Karasuno ada yang cedera, kemudian setiap pemain di lapangan harus cepat bereaksi agar menggagalkan lawan.
Seru di lapangan, penonton yang ikut hadir nggak kalah seru, malah kepala sekolah dengan semangatnya teriak yel-yel, eh rambut palsunya diayunkan kayak bendera, ada juga "fans" Karasuno yang selalu lihat pertandingan tapi tuh kayak ngomel-ngomel mulu, selalu mencemooh kekuatan Karasuno yang nggak sekuat dulu, makanya anak-anak kelas 3 berjanji akan bermain all out. Eh ternyata ada perubahan dong, kakek yang sering ngomel-ngomel jadi fans berat dan ikutan kasih semangat, nggak mau kalah dengan semangat yel-yel SMA Karasuno, SMA Shiratorizawa ternyata juga lebih banyak suporternya, kayak modal banget gitu bikin bendera, ada cheerleader, pengeras suara, seragam suporter.
Puas dengan episode terakhir, nggak lambat, tegang tapi ya konyol khas Haikyu juga pas bikin seger aja nontontonnya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H