Mohon tunggu...
sari widiarti
sari widiarti Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance writer

Halo, terimakasih sudah mengunjungi tulisan saya. Sering ngobrolin tentang beauty, buku, drakor dan masih banyak lagi

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Film Totto Chan : Sudahkah Orang Dewasa Memahami Dunia Anak-Anak?

13 Mei 2024   13:01 Diperbarui: 13 Mei 2024   16:32 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Totto Chan : Gadis Cilik Di Jendela.

Film ini berdasarkan novel dengan judul yang sama. Jika dilihat dari tahun rilis, sebenarnya Totto Chan Movie sudah rilis tahun lalu, hanya saja tayang di Indonesia pada tahun 2024.

Sebelum lanjut membaca postingan ini, mungkin akan banyak spoiler, jadi kalau kurang nyaman dengan spoiler, skip aja ya. Namun, kalau mau lanjut, silakan. Aku memposisikan diri sebagai penonton film, karena belum membaca novelnya sampai tuntas.

Sebenarnya sudah tahu novel Totto chan dari kurang lebih dari 5 tahun yang lalu, ketika itu teman kos gemar sekali baca buku, salah satunya novel yang bikin heartwarming ini. Sekilas seperti buku biografi yang banyak sekali pengalaman tentang pendidikan di Jepang khususnya saat masa peperangan.

Film ini dibuka dengan adegan Tetsuko Kuroyanagi yang dipanggil dengan Totto chan sering berpindah-pindah sekolah karena kelakuannya yang sering dianggap pembuat onar oleh gurunya, apalagi saat pengamen jalanan yang melintas di samping sekolahnya, Totto chan akan memanggil pengamen itu untuk menyaksikan atraksinya dari jendela sekolah.

Akhirnya ia diterima di sekolah Tomoe Gakuen, dengan kepala sekolah yang super sabar, baik hati dan ada aja pemikirannya untuk menghadapi murid-muridnya. Di sekolah ini juga sangat menarik karena lingkungannya yang menarik, apalagi ruang kelasnya dari gerbong kereta yang sudah tidak terpakai! Kemudian ada hall besar sebagai ruang makan bersama, dan juga ruang musik. Lahan sekolah juga cukup luas, karena selain ada gerbong kereta, juga ada pepohonan, tanaman, dan juga kolam renang. Sangat menyenangkan di sekolah ini.

Pantas saja Totto chan sangat menyukai sekolahnya, selain fasilitas yang berbeda, teman dan pembelajarannya juga berbeda. Teman-temannya istimewa semuanya, berbeda-beda tapi penuh semangat untuk belajar. Pembelajarannya juga membebaskan anak-anak itu belajar apapun yang ia suka.

Apalagi teman-temannya yang unik dan selalu suportif, semuanya memiliki kehidupan yang tidak mudah namun bersama-sama ingin tetap berjuang untuk mengenyam pendidikan, aku berusaha untuk tidak spoiler terlalu banyak, hehehe...

dokumen pribadi
dokumen pribadi

Mencari Pendidikan yang Ideal

Kalau dipikir-pikir, sekolah seperti Tomoe Gakuen tuh sekolah yang mihil, karena sesuai dengan bakat dan minat anak-anak yang spesial ini, fasilitasnya juga berbeda seperti sekolah umum. Pengajarnya juga sabar banget dan ada aja ide untuk mengajar anak-anak.

Selain itu, film ini juga menonjolkan kisah pertemanan, bermasyarakat, menghadapi kehilangan, kematian, gejolak peperangan yang berimbas pada pendidikan, keceriaan anak-anak berganti dengan kemuraman, banyak hal yang bisa dipetik dari film ini. Hati-hati kalau nonton film ini, bikin terenyuh!

Dari awal film ini diputar, kena banget pesannya, kalau setiap anak tuh berbeda, Totto chan tuh aktif banget, rasa ingin tahunya besar, maka banyak yang menganggap dia pembuat onar karena berbeda dari teman-temannya, padahal ketika sekolah di Tomoe, ternyata Totto chan tuh ya seperti anak "normal", karena lingkungan pertemanan yang baru, teman-temannya sangat unik.

Bukan berarti sekolah umum tidak berkualitas seperti Tomoe, namun ada pertanyaan apakah sekolah itu mencetak anak-anak yang "satu cetakan" seperti pabrik, semua harus ditentukan dengan standar minimal nilai, atau sekolah itu seharusnya meningkatkan kemampuan dan keunikan setiap anak? PR banget nih untuk orang dewasa, karena setiap anak tuh seperti kertas putih, kita sebagai orang dewasa yang memberikan jalan, bagaimana masa depan anak-anak.

Gambaran pendidikannya memang saat Jepang dalam masa peperangan, namun masih terkait dengan jaman modern seperti ini, nggak heran sih kalau kurikulum terus menerus berubah, karena mengikuti zamannya, dan mencari solusi agar anak-anak kelak menjadi generasi gemilang.

Dibutuhkan dukungan orang tua dan guru untuk meningkatkan potensi anak-anak, meskipun sering berpindah-pindah sekolah, ibu Totto chan nggak putus asa untuk memberikan pendidikan yang terbaik bagi anaknya, meskipun sempat kewalahan dengan aktifnya Totto chan, tapi ia tetap dengan sabar menjawab pertanyaan maupun memberikan pemahaman mengapa ia melarang atau harus berhati-hati.

Memang sih durasi film sekitar 2 jam kurang puas gitu, tapi memang kalau diadaptasi dari novel, pasti lebih rinci kalau nulis di novel dong, karena ada beberapa bagian di film yang perlu penjelasan lengkap, seperti dimana ayah Totto chan saat ibu, Totto chan dan adiknya mengungsi, apakah ayahnya masih hidup? Apakah sekolahnya dibangun lagi? Dan ada beberapa hal yang masih tanda tanya. Sepertinya, memang harus baca novelnya.

Meskipun begitu, pesan-pesan utamanya diterima dengan jelas dan bikin berkaca-kaca, bahkan ada penonton yang menangis. Buku Totto chan ini ada 2 series, yang kedua perjalanan Totto-chan ke Afrika sebagai volunteer, sepertinya juga harus diangkat jadi film juga nih.

Jadi, apakah kamu sudah membaca buku atau menonton filmnya? Pesan apa yang kamu tangkap dari Totto chan ini?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun