Selain itu, film ini juga menonjolkan kisah pertemanan, bermasyarakat, menghadapi kehilangan, kematian, gejolak peperangan yang berimbas pada pendidikan, keceriaan anak-anak berganti dengan kemuraman, banyak hal yang bisa dipetik dari film ini. Hati-hati kalau nonton film ini, bikin terenyuh!
Dari awal film ini diputar, kena banget pesannya, kalau setiap anak tuh berbeda, Totto chan tuh aktif banget, rasa ingin tahunya besar, maka banyak yang menganggap dia pembuat onar karena berbeda dari teman-temannya, padahal ketika sekolah di Tomoe, ternyata Totto chan tuh ya seperti anak "normal", karena lingkungan pertemanan yang baru, teman-temannya sangat unik.
Bukan berarti sekolah umum tidak berkualitas seperti Tomoe, namun ada pertanyaan apakah sekolah itu mencetak anak-anak yang "satu cetakan" seperti pabrik, semua harus ditentukan dengan standar minimal nilai, atau sekolah itu seharusnya meningkatkan kemampuan dan keunikan setiap anak? PR banget nih untuk orang dewasa, karena setiap anak tuh seperti kertas putih, kita sebagai orang dewasa yang memberikan jalan, bagaimana masa depan anak-anak.
Gambaran pendidikannya memang saat Jepang dalam masa peperangan, namun masih terkait dengan jaman modern seperti ini, nggak heran sih kalau kurikulum terus menerus berubah, karena mengikuti zamannya, dan mencari solusi agar anak-anak kelak menjadi generasi gemilang.
Dibutuhkan dukungan orang tua dan guru untuk meningkatkan potensi anak-anak, meskipun sering berpindah-pindah sekolah, ibu Totto chan nggak putus asa untuk memberikan pendidikan yang terbaik bagi anaknya, meskipun sempat kewalahan dengan aktifnya Totto chan, tapi ia tetap dengan sabar menjawab pertanyaan maupun memberikan pemahaman mengapa ia melarang atau harus berhati-hati.
Memang sih durasi film sekitar 2 jam kurang puas gitu, tapi memang kalau diadaptasi dari novel, pasti lebih rinci kalau nulis di novel dong, karena ada beberapa bagian di film yang perlu penjelasan lengkap, seperti dimana ayah Totto chan saat ibu, Totto chan dan adiknya mengungsi, apakah ayahnya masih hidup? Apakah sekolahnya dibangun lagi? Dan ada beberapa hal yang masih tanda tanya. Sepertinya, memang harus baca novelnya.
Meskipun begitu, pesan-pesan utamanya diterima dengan jelas dan bikin berkaca-kaca, bahkan ada penonton yang menangis. Buku Totto chan ini ada 2 series, yang kedua perjalanan Totto-chan ke Afrika sebagai volunteer, sepertinya juga harus diangkat jadi film juga nih.
Jadi, apakah kamu sudah membaca buku atau menonton filmnya? Pesan apa yang kamu tangkap dari Totto chan ini?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H