Mohon tunggu...
sari widiarti
sari widiarti Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance writer

Halo, terimakasih sudah mengunjungi tulisan saya. Sering ngobrolin tentang beauty, buku, drakor dan masih banyak lagi

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Film Totto Chan : Sudahkah Orang Dewasa Memahami Dunia Anak-Anak?

13 Mei 2024   13:01 Diperbarui: 13 Mei 2024   16:32 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selain itu, film ini juga menonjolkan kisah pertemanan, bermasyarakat, menghadapi kehilangan, kematian, gejolak peperangan yang berimbas pada pendidikan, keceriaan anak-anak berganti dengan kemuraman, banyak hal yang bisa dipetik dari film ini. Hati-hati kalau nonton film ini, bikin terenyuh!

Dari awal film ini diputar, kena banget pesannya, kalau setiap anak tuh berbeda, Totto chan tuh aktif banget, rasa ingin tahunya besar, maka banyak yang menganggap dia pembuat onar karena berbeda dari teman-temannya, padahal ketika sekolah di Tomoe, ternyata Totto chan tuh ya seperti anak "normal", karena lingkungan pertemanan yang baru, teman-temannya sangat unik.

Bukan berarti sekolah umum tidak berkualitas seperti Tomoe, namun ada pertanyaan apakah sekolah itu mencetak anak-anak yang "satu cetakan" seperti pabrik, semua harus ditentukan dengan standar minimal nilai, atau sekolah itu seharusnya meningkatkan kemampuan dan keunikan setiap anak? PR banget nih untuk orang dewasa, karena setiap anak tuh seperti kertas putih, kita sebagai orang dewasa yang memberikan jalan, bagaimana masa depan anak-anak.

Gambaran pendidikannya memang saat Jepang dalam masa peperangan, namun masih terkait dengan jaman modern seperti ini, nggak heran sih kalau kurikulum terus menerus berubah, karena mengikuti zamannya, dan mencari solusi agar anak-anak kelak menjadi generasi gemilang.

Dibutuhkan dukungan orang tua dan guru untuk meningkatkan potensi anak-anak, meskipun sering berpindah-pindah sekolah, ibu Totto chan nggak putus asa untuk memberikan pendidikan yang terbaik bagi anaknya, meskipun sempat kewalahan dengan aktifnya Totto chan, tapi ia tetap dengan sabar menjawab pertanyaan maupun memberikan pemahaman mengapa ia melarang atau harus berhati-hati.

Memang sih durasi film sekitar 2 jam kurang puas gitu, tapi memang kalau diadaptasi dari novel, pasti lebih rinci kalau nulis di novel dong, karena ada beberapa bagian di film yang perlu penjelasan lengkap, seperti dimana ayah Totto chan saat ibu, Totto chan dan adiknya mengungsi, apakah ayahnya masih hidup? Apakah sekolahnya dibangun lagi? Dan ada beberapa hal yang masih tanda tanya. Sepertinya, memang harus baca novelnya.

Meskipun begitu, pesan-pesan utamanya diterima dengan jelas dan bikin berkaca-kaca, bahkan ada penonton yang menangis. Buku Totto chan ini ada 2 series, yang kedua perjalanan Totto-chan ke Afrika sebagai volunteer, sepertinya juga harus diangkat jadi film juga nih.

Jadi, apakah kamu sudah membaca buku atau menonton filmnya? Pesan apa yang kamu tangkap dari Totto chan ini?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun