"Sayang kenapa berteriak?" Tanya Anto. Tanpa berkata - kata lagi, Risma menunjuk ke perempuan itu.Â
Risma berlari ke dalam rumah dan segera membereskan semua baju - bajunya dan juga baju - baju Ria. Setelah selesai semua, bergegas keluar rumah. Risma melihat Anto sedang berbicara dengan Tiara. Tanpa berkata - kata Risma melintasi kedua orang itu. Melihat Risma membawa dua koper, Anto segera menghentikannya.Â
"Sudah, mas. Biarkan saya pergi. Sudah sering kamu sakiti saya. Ini sudah yang ketiga kalinya ada perempuan ke rumah mengembalikan barangmu yang tertinggal di rumahnya. Dan ini yang paling fatal, kaos dalam. Berarti kamu buka baju di rumahnya. Kalian melakukan apa?" Teriak Risma mengungkapkan kemarahannya.
"Jangan pergi, Maafkan aku. Aku kilaf. Aku tidak bisa hidup tanpa mu." Rayu Anto.Â
"Biar saja istrimu pergi, mas. Masih ada aku. Tadi malam kamu bilang akan menceraikannya pagi ini. Ya sudah, kan dia mau pergi, jadi ga susah - susah kamu mengusirnya." Celoteh Tiara.
"Diam kamu. Istriku ini bidadari. Aku tidak bisa hidup tanpa dia." Ujar Anto sambil mendorong Tiara. Risma tidak memperdulikan mereka. Segera Risma menaiki mobilnya dan segera melayu ke sekolah Ria.
"Kok mobilnya di bawah, mas?" Tanya Tiara.Â
"Ya itu memang mobilnya. Aku hanya punya motor vario itu saja. Mobil itu hadiah ulang tahun dari ayahnya. " Jawab Anto. Tiara terkejut.
"Tapi rumah ini milikmu kan?" Tanya Tiara.Â
"Bukan rumah ini aku sewa." Jawab Anto.
"Ya sudah tidak apa - apa. Tapi dengan gaji mu sebagai direktur di perusahaan pasti bisa membeli rumah dan mobil nantinya."