[caption id="attachment_262444" align="aligncenter" width="560" caption="Pelepasan T-Ta Paramadina oleh Dr. Anies Baswedan, Rektor Universitas Paramadina"][/caption]
Pada artikel sebelumnya, “Muhibah T-Ta Paramadina ke Eropa”, saya telah menceritakan pengalaman saya dan rombongan T-Ta Paramadina ketika berkunjung ke Eropa selama sekitar satu bulan. Berikut ini adalah hal-hal menarik yang sayang untuk dibuang.
1.“Jatah” bagasi per orang hanya 10 kg
“Jatah” bagasi setiap orang berkurang menjadi hanya 10 kg saja, dari 20-23 kg yang semestinya, karena seluruh peralatan tari seperti kostum tari, alat musik, pernak/pernik, dan make up kits dibebankan kepada seluruh anggota tim. Hal ini diterapkan agar tim tidak terbebani biaya tambahan akibat excess baggage.
2.Tips memaksimumkan kapasitas bagasi yang minim
Apa yang akan Anda lakukan, jika harus bepergian ke luar negeri dalam waktu cukup lama dengan hanya membawa pakaian seadanya karena keterbatasan kapasitas bagasi? Berikut ini tips agar pakaian yang dibawa dapat meng –cover aktivitas selama 1 bulan:
a.1 set seragam bagi seluruh anggota tim yang terdiri dari kaos berisi informasi para sponsor yang mendanai kegiatan festival tersebut , jaket bertuliskan “Indonesia”, dan celana training. Seragam tim menjadi media tepat untuk promosi bagi para sponsor dan Indonesia, juga sekaligus identitas bagi kami agar mudah dikenali oleh penyelenggara, para peserta festival lainnya, penonton, dan media massa (TV, koran, website). Manfaat lainnya, cocok dikenakan untuk banyak aktivitas sehingga tidak perlu repot bawa banyak pakaian.
b.Pilih pakaian yang simple dan berbahan tidak terlalu tebal seperti kaos lengan buntung/pendek, legging/celana sedengkul.
c.Pilih pakaian berwarna agak gelap agar tidak mudah terlihat kotor.
d.Gunakan pakaian dalam sekali pakai (disposable underwear), ringan dan praktis.
e.Bawa pakaian 2-3 buah per item karena meski summer wilayah Prancis Selatan beriklim sejuk dan berangin cukup kencang sehingga tubuh jarang berkeringat meskipun aktivitas fisik sangat tinggi.
3.Tips menghindari excess baggage
Umumnya, biaya excess baggage pada penerbangan internasional mencapai Rp 250.000-350.000 per kg. Nominal yang besar, terlebih pada tim kami terdapat 28 orang anggota, perlu strategi khusus untuk menangani hal ini yaitu:
a.Menunjuk koordinator yang menangani urusan bagasi saat pergi dan pulang dari/menuju tanah air. Bertugas untuk memastikan setiap anggota tim membawa barang-barang tidak melebihi “jatah” bagasinya.
b.Gunakan koper berkapasitas 23-25 kg, berbahan baku ringan namun kuat, dan 1 koper peruntukan 2 orang anggota tim (berbagi bagasi).
c.Saat di tempat festival, minta 1 ruang yang aman (berkunci) untuk menyimpan koper seluruh anggota tim, selain memudahkan dalam proses penimbangan namun juga menepis kekhawatiran barang hilang saat ditinggal selama festival berlangsung.
d.Koper yang telah mendekati/mencapai kapasitas 23 kg ditempatkan secara terpisah. Koper-koper berstatus “lulus kapasitas” lah yang diperkenankan dibawa keluar ruangan untuk kemudian dimasukan ke dalam bagasi bus.Aktivitas penting ini rutin dilakukan menjelang kepergian tim ke bandara, sehingga saat pemeriksaan bagasioleh petugas bandara dipastikan tidak akan ditemui masalah excess baggage.
e.Koper yang berkapasitas > 23 kg harus dikurangi bebannya dengan cara mengeluarkan/meninggalkan sebagian barang-barang hingga kapasitas mendekati/mencapai 23 kg. Barang-barang yang terpaksa ditinggal disumbangkan kepada lembaga sosial setempat (makanan/minuman) atau dimasukan ke dalam kotak recycle (pakaian).
f.Bawa alat timbang barang (model gantung), alat ini sederhana namun berperan penting dan tentunya sangat membantu koordinator bagian bagasi dalam menjalankan tugasnya. Kegiatan pengecekan kapasitas koper dilakukan oleh koordinator dan pemilik koper yang bersangkutan.
g.Maksimalkan “jatah” membawa barang 7 kg per penumpang ke kabin pesawat. Barang-barang jenis makanan dan cairan (parfum, madu, dll) sebaiknya simpan di bagasi agar tidak terjadi masalah saat pemeriksaan di bandara, kecuali makanan/minuman yang dibeli di duty free outlets.
h.Gunakan beberapa pakaian sekaligus saat pergi dan pulang dari/menuju tanah air. Sebagian besar anggota tim mengenakan pakaian sebanyak 3-4 lapis yang terdiri dari pakaian dalam, kaos lengan pendek, baju lengan panjang, dan jaket.
4.Lebih memilih bawa pulang oleh-oleh/cinderamata daripada pakaian
Keterbatasan kapasitas bagasi membuat kami kurang leluasa untuk membeli cinderamata dari negara-negara yang dikunjungi atau oleh-oleh bagi keluarga tercinta di tanah air. Dengan mempertimbangkan bahwa kesempatan pergi ke luar negeri belum tentu terulang, kami lebih memilih meninggalkan sebagian pakaian dan memanfaatkannya untuk membawa pulang cinderamata atau oleh-oleh tersebut. Hal semacam ini kami telah prediksi sejak awal sehingga sebagian besar pakaian yang dibawa adalah pakaian yang siap untuk ditinggalkan.
5.Dokumen penting disimpan secara kolektif
Seluruh dokumen penting individu seperti paspor, visa, asuransi, dan undangan dari para penyelenggara dipindai (scan), fisik dokumen disimpan dan wajib dibawa kemana pun oleh 1 orang.Hal ini bertujuan agar tidak ada dokumen yang tertinggal/hilang saat pemeriksaan di bandara. Tugas ini sangat berisiko sehingga diperlukan kecermatan dan kehati-hatian dalam menjalankannya.
6.Jalan kaki, jalan kaki, dan jalan kaki
Selain menari, aktivitas fisik lainnya yang dominan dilakukan selama festival adalah jalan kaki sehingga pemilihan alas kaki yang tepat sangatlah penting agar terhindar dari cedera kaki dan letih yang berlebihan.Berlatih jalan kaki dengan jarak tempuh bertahap sesaat menjelang keberangkatan merupakan salah satu cara menyiapkan ketahanan fisik dan mental.
7.Kesehatan merupakan prioritas
Meskipun telah ter-cover asuransi perjalanan dari salah satu perusahaan asuransi ternama skala internasional membuat kami nyaman, namun penting juga mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan yaitu dengan membawa:
a.Rekam medis bagi anggota tim yang baru menjalani operasi atau perawatan kesehatan intensif kurang dari 1 tahun.
b.Obat-obatan kimia untuk mengobati sakit kepala, demam, gangguan tenggorokan dan pencernaan, luka luar, dll.
c.Obat-obatan tradisional untuk mengobati masuk angin.
d.Obat-obatan pribadi yang dilengkapi dengan copy resep dari dokter.
e.Percaya tidak percaya, saya membawa serta alat bantu untuk kerok dan pijat refleksi. Kedua alat ini jauh dari kesan “kampungan” atau berlebihan, jika mengingat betapa efektifnya kedua alat tersebut dalam mengobati sakit kepala dan mual akibat masuk angin atau kelelahan fisik.
[caption id="attachment_262445" align="aligncenter" width="224" caption="Siap Memberi Layanan Kesehatan Bagi Seluruh Anggota Tim"]
8.Bekal makanan khas Indonesia
Kami membawa beragam makanan khas Indonesia (orek tempe, abon sapi, kering kentang, balado teri kacang, mie instan, bumbu instan, sambal, beras) yang disiapkan untuk menghadapi bulan Ramadhan (sahur dan berbuka). Kami sangat beruntung karena Bea dan Cukai di Bandara Internasional Barcelona, Spanyol tidak seketat negara lainnya sehingga seluruh makanan tersebut diperkenankan untuk dibawa.
9.Tak kenal maka tak sayang
Interaksi intensif antar sesama anggota tim selama 1 bulan, 7 hari seminggu, dan hampir 24 jam sehari membuat kami lebih mengenal karakter satu sama lain. Sangat memungkinkan terjadinya perubahan persepsi atau penilaian terhadap seseorang; dari kurang baik menjadi baik dan sebaliknya, sehingga terjadinya kesalahpahaman antar sesama anggota tim adalah hal umum. Bersyukur kondisi tersebut tidak berpengaruh pada profesionalisme atau soliditas tim.
[caption id="attachment_262446" align="aligncenter" width="480" caption="Terlelap Saat Transit di Bandara Internasional Doha, Qatar"]
[caption id="attachment_262449" align="aligncenter" width="480" caption="Sarapan Dulu Setelah Itu Baru Berlatih"]
Bersambung ke artikel berikutnya…
"Bagian 2: 20 Hal Menarik Saat Muhibah T-Ta Paramadina ke Eropa"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H