[caption id="attachment_262846" align="aligncenter" width="512" caption="Antusiasme Anak-Anak Peserta Summer Camp Saat Diajari Salah Satu Permainan Khas Indonesia"][/caption]
Artikel ini merupakan lanjutan dari artikel-artikel sebelumnya yaitu:
“Muhibah T-Ta Paramadina ke Eropa” dan “Bagian 1: 20 Hal Menarik Saat Muhibah T-Ta Paramadina ke Eropa” yang sayang jika dilewatkan karena banyak informasi penting bagi Anda yang tertarik dengan aktivitas Duta Budaya dan jalan-jalan ke Eropa.
10.K 10. Kejutan menjelang tengah malam
Kedatangan kami pertama kali di Kota Mo Montreal de Aude pada festival pertama diawali dengan kunjungan dan kejutan kecil dari Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Marseille yang dihadiri langsung oleh Ibu Adriana Hermin Mala. Donasi berupa aneka makanan siap santap, makanan instan (mie, kornet, sarden, bumbu), air mineral, buah-buahan, tisu, dan uang tunai dari KJRI Marseille mampu menghapus keletihan kami akibat perjalanan 30 jam dari Indonesia menuju Prancis Selatan.
[caption id="attachment_262848" align="aligncenter" width="300" caption="Aneka Makanan dan Minuman Sumbangan dari KJRI Marseille, Prancis"]
11.Sertifikat penghargaan sebagai Duta Budaya Indonesia
KJRI Marseille bukan hanya mendonasi hal-hal di atas namun juga memberi sertifikat penghargaan sebagai Duta Budaya Indonesia bagi seluruh anggota T-Ta Paramadina. Malam itu, kebahagiaan dan kebanggaan kami berlipat ganda.
[caption id="attachment_262849" align="aligncenter" width="300" caption="Serah Terima Sertifikat Penghargaan sebagai Duta Budaya Indonesia oleh Ibu Adriana Hermin Mala "]
12.Perikatan sesama warga Indonesia di luar negeri
Benar apa yang dikatakan oleh kebanyakan orang bahwa perikatan sesama warga Indonesia saat di luar negeri lebih kuat daripada saat di negeri sendiri. Perhatian dan perlakukan istimewa kerap kami peroleh dari warga Indonesia yang kami temui di sana. Mulai dari menyediakan makanan berbuka puasa, jamuan makan malam, memberi bunga mawar, peliputan berita hingga tawaran mengikuti festival-festival lainnya di wilayah Prancis.
13.Dikira berasal dari sekolah tari profesional setingkat SMA
Sebagaimana kita ketahui bahwa postur tubuh orang Indonesia berukuran lebih kecil daripada negara-negara lainnya. Dengan kenyataan seperti itu, tak jarangT-Ta dikira sekolah tari profesional setingkat SMA oleh peserta festival lainnya. Mereka begitu terkejut mengetahui bahwa T-Ta merupakan sebuah unit kegiatan mahasiswa (UKM) yang baru berdiri pada tahun 2009 namun telah memiliki prestasi skala internasional.
14.Selalu menghitung stock piring
Piring merupakan salah satu perlengkapan utama dari Tari Piring yang sengajadibawa dari tanah air karena diperlukan bentuk, ukuran, dan berat tertentu. Risiko piring pecah saat latihan dan pertunjukan sangat mungkin terjadi sehingga penting untuk selalu menghitung piring yang tersisa.
15.“Senyum adalah mata uang yang diterima di seluruh penjuru dunia”
Kalimat inspiratif Anies Baswedan, Rektor Universitas Paramadina ini senantiasa menjadi pegangan ampuh setiap pergi ke luar negeri. Senyum merupakan salah satu bentuk komunikasi termudah dilakukan dan diketahui yang bermakna keramahtamahan/persahabatan serta dipercaya dapat memunculkan nilai positif pada diri seseorang.
16.Karakter individu merepresentasi karakter suatu bangsa
Kunci sukses berinteraksi secara global selain butir 15 adalah menjaga sikap dan perilaku baik setiap saat. Hal ini sangat penting dilakukan karena karakter individu merepresentasi karakter suatu bangsa. Diharapkan foreigners mengetahui dan memahamibudaya dan karakter bangsa Indonesia yang unggul melalui para duta budaya dengan cara konsisten berpenampilan terbaik (profesional) untuk setiap events, baik saat tampil di panggung, parade, maupun kegiatan-kegiatan sosial (rumah sakit, panti jompo, summer camp). Tak lupa menghadiahi cinderamata khas Indonesia berupa buku mengenai Indonesia dan peta Indonesia yang diperoleh dari Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata RI kepada seluruh penyelenggara festival.
[caption id="attachment_262850" align="aligncenter" width="300" caption="Menari "]
17.Sekali dayung 2-3 pulau terlampaui
Keikutsertaan T-Ta pada festival-festival tari tradisional di manca negara bermanfaatuntuk mengembangkan bakat seni tari dan musik individu, menambah wawasan budaya dan karakter negara lain, memperluas jejaring pertemanan lintas negara, T-Ta lebih dikenal melalui prestasi internasionalnya dalam bidang Seni Tari dan Musik, mempromosikan budaya Indonesia yang terkenal sangat unik dan menarik. Bermodalkan handicrafts khas Indonesia yang dijual saat bazar juga diharapkan mampu “mengangkat” produk-produk kerajinan Indonesia.
18.Infrastruktur dan teknologi lebih maju?
Di awal saya berpikir bahwaseluruh wilayah Prancis memiliki infrastruktur danteknologi yang lebih maju daripada Indonesia, namun ternyata tidak. Sebagian besar kota-kota yang kami kunjungi adalah kota kecil yangterletak di pelosok (10 jam dari Kota Paris dengan bus) dan tidak tersedia sarana transportasi publik (seluruh penduduk memiliki kendaraan sendiri). Ada masa di mana kami kesulitan menghubungi kerabat dan keluarga di tanah air akibat mahalnya tarif telepon, lemahnya sinyal telepon, dan minimnya jasa layanan internet. Fasilitas layanan jasa internet baru kami peroleh di pusat kota terdekat yang harus dicapai dengan jalan kaki sejauh 4 km PP.
19.Kombinasi menarik antara telepon umum dan kartu kredit
Sebagian besar telepon umum yang kami temui beroperasi dengan menggunakan kartu pulsa pra bayar dan kartu kredit. Perbedaan mendasar di antara keduanya adalah kartu pra bayar bersifat kurang fleksibel karena pengisian pulsa hanya dapat dilakukan di lokasi-lokasi tertentu saja, sedangkan kartu kredit bersifat fleksibel yang artinya dapat digunakan kapan saja. Hal penting yang perlu dicermati adalah tarif telepon dengan menggunakan kartu kredit lebih mahal daripada kartu pulsa pra bayar. Dalam hal cara pengoperasian, kedua jenis kartu ini tergolong mudah serta memiliki kualitas sinyal dan suara yang baik.
20.Gaya dan kualitas hidup masyarakat wilayah Prancis Selatan
Masyarakat wilayah Prancis Selatan sangat menghargai sumberdaya, peduli terhadap hubungan antar sesama dan lingkungan, di antaranya:
a.Sikap hemat energi yang tercermin dari (1) pilihan jenis penerang di sepanjang koridor dormitory yang kami tempati secara otomatis padam setiap 15 menit (2) penerang di area publik yang hanya ada di lokasi-lokasi tertentu, namun untuk tetap menjaga keamanan lingkung dilengkapi dengan CCTV (3) pilihan jenis kendaraan yang digunakan yaitu city car.
b.Sikap hidup yang seimbang antara bekerja/bisnis dengan hubungan antar sesama khususnya keluarga. Sebagian besar toko-toko di wilayah Prancis Selatan akan tutup setiap pkl 12.00-14.00 karena pemilik dan para pekerja pulang ke rumah untuk makan siang dan bercengkerama bersama keluarga. Malah ada perusahaan yang memiliki jam kerja begitu rileks dan unik. Di mana selain waktu makan siang (pkl 12.00-13.00), terdapat 2 kali coffee time yaitu saat pagi (pkl 09.00-10.00) dan petang (pkl 15.00-16.00) yang kerap diselingi aktivitas bincang-bincang antar pekerja.
c.Mencintai dan menghargai hasil karya seni sehingga bukanlah hal yang berlebihan jika mereka sukarela mendonasi beragam events salah satunya adalah penyelengaraan festival tari tradisional setiap tahun (summer) yangdiikuti banyak peserta dari manca negara. Mereka menyambut event ini dengan sangat antusias dan suka cita, baik orangtua maupun anak-anak.
d.Sangat peduli dengan kebersihan dan kelestarian lingkungan, misalnya inisiatif membuang kotoran hewan peliharaan saat diajak jalan-jalan di area publik (kantong plastik dibawa sendiri atau tersedia di beberapa lokasi), tersedianya kendaraan pembersih jalan yang bekerja dengan sangat cepat dan optimal, tidak memancing/mengambil ikan-ikan yang terdapat di sungai maupun danau.
e.Mengolah halaman rumah menjadi lahan produktif dengan menanam aneka buah seperti apel, pir, blueberry, dll. Iklim yang sejuk dan tanah yang subur di wilayah Prancis Selatan sangat mendukung pengolahan lahan dengan cara tersebut.
f.Pola makan dan penyajian menu makanan yang jauh berbeda dengan sebagian orang Indonesia, antara lain: (1) tidak terbiasa dengan kudapan (2) terbiasa minum winetanpa batasan waktu dan disediakan bergalon-galon (3) terbiasa dengan makanan yang tersaji dingin termasuk makanan yang baru saja dikeluarkan dari lemari pendingin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H