Hidup Marini mendadak berubah semenjak menjalani masa-masa kuliah, mulai dari bangun lebih pagi daripada biasanya, pulang lebih petang dari biasanya hingga dibullykakak angkatan atas adalah makanan sehari-harinya. Sejak pertama OSPEK fakultas, para mahasiswa di Universitas itu dituntut untuk vokal dalam menyuarakan pendapat. Maklum, prodinya termasuk dalam Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Mau nggak mau Marini ya harus show off her talent, sehingga tak ada satupun kakak angkatan atas yang mengopreknyadikarenakan penampilannya yang jauh dari kata kekinian.
Ketika OSPEK, Marini acapkali disuruh maju kedepan untuk membacakan berita. Seperti halnya reporter, Marini harus mampu mengutarakan kata-katanya secara jelas. Sehingga para audiences akan nyambung dengan pesan yang disampaikannya. Pernah dalam suatu kesempatan Marini disuruh seolah-olah membawakan berita olahraga oleh ospekersnya.
“Marini Baruna Avicenna, tolong kamu maju kedepan. Kamu sekarang kakak beri tugas untuk membawakan acara olahraga. Kamu harus siap. Take Actions ....” kata ospekers itu sembari memberikan aba-aba.
“Selamat Pagi para pemirsa, kembali lagi menyaksikan acara “Spirit Malam” bersama saya Marini Baruna. Adapun berita yang kami sajikan adalah ....”
“Cutttt .... kamu bertele-tele amat sih jadi presenter olahraga. Buang-buang waktu tauuuu .... (tiba-tiba ospekers itu melempar kertas yang baru diremesnya ke muka Marini). Kamu bisa mbedain nggak sih mana kalimat efektif dan kalimat tidak efektif, jangan-jangan pas UN kamu nyontek teman kamu ya.” kata Kak Bonita, nama ospekers itu sambil marah-marah.
“Maaf Kak, Marini kan orang baru. Ya maklum kalau bahasanya belepotan banget. (terdengarlah suara kursi yang dibanting oleh salah satu ospekers pria disamping Kak Bonita).
“Maaf ya Bon, nggak sengaja gue senggol kursi ini. Padahal Si Poni (sambil nunjuk hidung Marini) sedang belajar serius-seriusnya untuk jadi presenter kondang. He he he ....” kata Kak Doni sambil ketawa ketiwi.
“Kamu nganggu aku aja Don, nganggu jobdeskMiss Ospek aja. Heyy Marini, ngapain kamu lihat-lihat aku. Ayo take lagi.” katanya sambil menyentak.
“Eh yang Miss Ospek itu dia kali, gacoan lu. Si Marini, bukan Pesek Queen. He he he.” kata Kak Doni terkekeh.
“Woooy Marini, bukan saatnya diem. Take lagi, nggak usah perhatiin Si Doni. Caper dia, baru putus sama gandengannya. Maklumi saja. Ayo take lagi.” kata Kak Bonita yang disambut dingin oleh Marini.
SENIOR ADALAH DEWA – PART 2