Siang ini, selepas beraktifitas, aku habiskan waktu untuk berkunjung di sebuah tempat. Tempat yang selama ini bisa membuatku merasa nyaman, tenang dan teduh. Tempatnya kecil, dari kejauhan akan terlihat seperti gubuk sederhana.Â
Tempat yang tak begitu luas, berdinding bambu dan beratap bekas reklame inilah kusebut Baitullah. Tempat sederhana untuk Sekedar bermajelis dan menuntut Ilmu Pengetahuan hal Keyakinan kepada Allah SWT.
Catatan Kecil,
Tahun 2015, titik balik perjalananku. Sejak itulah, tempat ini terpampang pada jidatku sebagai destinasi spiritual yang luar biasa. Berlapang dada saat suka maupun duka. Sering di saat aku Memohon, bersimpuh hingga berkasih sayang pada Tuhan Yang Maha Kuasa di tempat sederhana ini, dan selalu berhasil menyentuh rohani. Malu, kotor, bercak dan menjauh dari jasmani.
Pemilik Surau, sekaligus orang yang selama ini aku jadikan sebagai guru spiritual. Mbah Yoko, 53, namanya. Keseharian beliau, beternak ayam. Kandang yang berada disamping Surau, selama ini menjadi lahan mengais rejeki demi melanjutkan hidupnya. Memelihara ayam adalah hobby beliau sejak dulu. Dari peranakan hingga penggemukan.
Mbah Yoko berdua dengan istrinya juga mengembangkan bisnis jamu herbal yang didapatkannya ketika beliau terkena sakit keras. Pengalaman sakit itulah, membuatnya mencoba meramu bahan alami untuk kemudian menjadi sebuah produk jamu yang siap dikonsumsi. Berbekal pengetahuan inilah, Mah Yoko merasa bersyukur bisa membantu siapapun yang baru terkena ujian sakit.
"Kami persilakan siapapun untuk main ke Surau, siapapun, kami anggap mereka tamu Allah", Sambutan Mbah Yoko mengawali obrolan siang ini.
Panjang lebar kami berdiskusi, itupun tidak jauh dari Ayat Al-Quran. Termasuk tentang penyakit. Beliau bercerita, banyak yang datang minta kesembuhan dan beberapa penyakit yang InsyaAllah jika rutin meminum jamu buatannya, akan berangsur sembuh.
"Yang kesini rata-rata curhat tentang berbagai masalah Kehidupan, ada juga yang meminta kesembuhan. Saya bilang, hanya Allah Maha Penyembuh, saya hanya bisa buat jamu, harus rutin minum serta mengikuti pantangannya, contoh mana makanan yang memang boleh dikonsumsi dan tidak", Jelas Mbah Yoko.
Terkait sembuh atau tidak, menurutnya pula tergantung dari keseriusan orang tersebut meyakini saran yang dikandung dalam Ayat Al-Quran, bahwa apapun harus akal ini lurus ke Allah dan jangan berputus asa.
Kembali ke Surau,
Jika anda diberi kesempatan untuk bertandang kesini, pasti punya kesan yang unik dan menarik. Bentuk Surau yang seperti rumah panggung, beda dengan rumah di samping kanan kirinya. Mbah Yoko membangun surau ini baru 5 tahun yang lalu, sekaligus berfungsi sebagai tempat tinggal bersama istrinya, hanya bersekat dinding bambu saja.
Di samping kanan Surau ada kandang ayam dan makam umum Desa. Awal kesini, ada perasaan takut, karena makam disampingnya.
"Itu apa mbah", tanyaku
"Oh, itu makam umum mas", Jawab Mbah Yoko
Meski dekat makam, siang hari ramai dikunjungi teman-teman para penghobby ayam jago. Dan saat jelang akhir pekan, tepatnya hari sabutu malam minggu ada majelis ilmu yang dihadirkan. Majelis Ilmu tentang Al Quran. Majelis yang mempersilakan tamu yang datang untuk sharing pengetahuan tentang kehidupan keseharian yang kemudian dihubungkan dengan ayat Al Quran.
Menarik sekali, kurasa. Karena Gersang jika hidup ini tanpa adanya ilmu pengetahuan agama. Ternyata, apa yang ada di dunia hanya sendau gurau belaka. Semua akan bermuara pada Kehendak dan Kuasa Allah SWT.
Memang, di Surau ini Tidak ada hal lain yang dibahas kecuali membedah ayat demi ayat yang ada di Al-Quran.Â
Awal ke sini, pasti anda akan merasakan kejenuhan, seperti tidak tahan dengan "ocehan apa itu", namun lama kelamaan jika memang disadarkan oleh akal, lambat laun tubuh ini seperti ada yang menggerakkan untuk lebih sering pergi ke Surau yang aku sebut Baitullah ini.
Semoga Surau atau Masjid yang megah di luar sana lebih bergairah menghadirkan obrolan keilmuan agama yang berkualitas, jangan kalah dengan Surau Kecil ini, yang kabarnya baru dibenahi dinding dan atapnya sekarang. Aamiin.
.
Marhaban Yaa Ramadan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H