Sesaat aku hentikan nyanyian, karena menurutku ada sesuatu yang bergerak di balik semak-semak. Mataku tertuju pada satu titik, dan Astaghfirullahhalaziim... sekelebat, bayangan itu kayak wanita tertawa terbahak lalu menghilang.
Tak lama kemudian, aku taruh gitar dan beranikan diri untuk lebih mendekat. Pejamkan mata, berdoa dan memohon kepada Tuhan, minta ijin untuk bisa melihat sosok tersebut.
Ketika, aku khusyuk berdoa (sambil berdiri di depan pagar rumah bapak), hawa dingin dan angin datang begitu kencang menerpaku. Aku buka mataku pelan-pelan, memastikan bahwa aku tidak bermimpi dan masih di dunia (agak lucu juga, tapi penasaran).
Angin yang menerpaku hanya berada di seputaran di mana aku berdiri, di luar area itu tenang. Dan ternyata, wanita ngesot penunggu tanah kosong depan rumah ini memang benar-benar ada (hingga detik ini saya tulis artikel).
Salam Literasi, Salam Horor -Â Dari Arumdalu 17, Caruban, Madiun
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H