Trantanan, Belajar Berdiri
Kolektifnya para elit menghamburkan nafsunya, apa tak tertoleh mata dan hatimu, bahwa yang di ujung jembatan ini mengerang kesakitan, belum terisi sesuap nasi pun.Â
Teruskan jika memang itu jalan yang kalian pilih. Saling lah membenturkan diri satu sama lain. Jangan lupa, seluruh semesta menyaksikannya.
Wajar, sudah ada dalam kitab (masing-masing Agama), tidak lah mengherankan pandang hal laku manusia yang seperti itu. Hanya saja, perlu di sadari, ketika menghamba hawa nafsu, teriring pula hati kecil yang sebenarnya disebut rohani selalu mengingatkan diri.Â
Namun, Unsur yang pekat (iblis) nan lebar tertanam dalam aliran darah selalu membisikkan "Teruskan... Teruskan, jika tak begini, kau tak bisa jadi pemenang", Naudzubillah...
Berlombalah untuk menjadi Pohon yang subur, menyejukkan, membuat teduh bagi makhluk di sekitar, serta akarnya yang menjulang ke langit.
....(subuh, 16/5)
ilustrasi. coretan diaryku, "Al Baqarah : 152"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H