Mohon tunggu...
Saris D Pamungki
Saris D Pamungki Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menulis Dan Merekam Lewat Visual

Beda Tapi Tak Sama dan sendiri nyali teruji, dua kata buat penyulut semangat diri

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Belajar Jujur dari Bencana Banjir Madiun

8 Maret 2019   13:10 Diperbarui: 8 Maret 2019   13:42 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
google map, Kang Robert


Hujan yang mengguyur selama 5 jam (5/3/2019) di wilayah Kabupaten Madiun (utara) mencipta genangan air karena debit curah hujan yang tinggi ditambah lagi sungai saluran air yang menampung pun meluap hingga ke permukiman warga hingga menimbulkan bencana (banjir).

Dan, di keesokan hari (6/3/2019) meluas hingga menyentuh ruas tol (Caruban-Kertosono).

Menurut BPBD Kabupaten Madiun, jumlah awal pengungsi ada di angka 3518 orang, 3639 rumah terdampak (35 desa, 7 Kecamatan).

Jika hujan lebat terjadi, ada beberapa wilayah di Kabupaten Madiun ini menjadi langganan banjir, meski dalam skala yang kecil. yaitu, Kecamatan wungu dan Balerejo, itu pun hanya 3-4 Desa terdampak dengan pemukiman yang dekat dengan aliran sungai.

Beberapa inovasi dan langkah pemerintah membendung laju debit air yang kadangkala seperti air bah di musim penghujan. Diantaranya merevitalisasi aliran sungai yang melintasi area penduduk. Namun, itu belum bisa menjadi rolemodle yang pas juga demi mempersilakan laju air mengalir dengan tenang tanpa menimbulkan dampak bencana.

Kabupaten Madiun memiliki topography alam pegunungan. Kerawanan bencana hampir selalu menyentuhnya, dari longsor hingga banjir bandang. 

Trik sederhana adalah optimalisasi peremajaan tanaman (hutan) di area pegunungan (dataran tinggi) di wilayah Kecamatan Kare dan Gemarang.

Budaya mencintai Alam Semesta adalah kunci merawatnya hingga anak cucu kita. Keserakahan Kita akan hasil bumi kadang tak merasa membuat kehancuran ekosistem, termasuk timbulnya longsor dan banjir.

7 Kecamatan yang terdampak banjir adalah merupakan alur perjalanan aliran sungai yang bermuara pada dua kecamatan di dataran tinggi tersebut. yaitu Saradan, Wonoasri, Wungu, Balerejo, Mejayan, Pilangkenceng, Madiun dan Saradan. Pusat Pemerintahan ada di wilayah Kecamatan Mejayan pun tak luput dari terjangan Banjir, dan Caruban sebagai kota kecil yang dilintasi sungai purba. 

google map, Kang Robert
google map, Kang Robert
Berikutnya, benar atau tidak, pembangunan Tol (Madiun-Kertosono) yang melintas di wilayah Caruban patut dianalisa atas laju air yang tersendat saat hujan lebat. Beberapa orang asli penduduk yang terbelah dengan Jalur Tol tersebut merekam dalam ingatan mereka, baru hari ini air tergenang begitu lama hingga tak bisa beraktifitas di keseharian. Rumah dan areal persawahan mereka jadi korbannya. Jalan yang mereka lalui sekarang pun jadi tertutup pandang oleh meluapnya curah hujan.

Hingga Bupati Madiun menetapkan Kabupaten Madiun Siaga Bencana Banjir, karena melihat dampak yang ditimbulkan cukup parah, dan belum pernah terjadi sebelumnya.

Khofifah Indar Parawansa, Gubernur Jatim Ditemani Bupati Madiun saat meninjau lokasi banjir
Khofifah Indar Parawansa, Gubernur Jatim Ditemani Bupati Madiun saat meninjau lokasi banjir
Semesta adalah Kita, Merawatnya berarti menyelamatkan generasi Kita

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun