Mohon tunggu...
Saris D Pamungki
Saris D Pamungki Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menulis Dan Merekam Lewat Visual

Beda Tapi Tak Sama dan sendiri nyali teruji, dua kata buat penyulut semangat diri

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Nyepi Bagimu, Tafakkur Bagiku

5 Maret 2019   23:22 Diperbarui: 5 Maret 2019   23:38 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
screenshot, tabel penduduk bali menurut agama yang dianut hasil sensus penduduk 2010 bps

Nyepi berasal dari kata sepi (sunyi, senyap). Hari Raya Nyepi sebenarnya merupakan perayaan Tahun Baru Hindu berdasarkan penanggalan atau Kalender Saka. 

Berbeda dengan perayaan Tahun Baru Masehi, Tahun Baru Saka di Bali dimulai dengan Menyepi. Artinya, Tidak ada yang melakukan aktivitas seperti biasa. Di Bali saat Nyepi berlangsung, semua kegiatan ditiadakan, termasuk pelayanan umum, seperti Bandar Udara Internasional pun tutup, namun tidak untuk rumah sakit.

Tujuan utama Hari Raya Nyepi adalah memohon ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, untuk menyucikan Bhuana Alit (alam manusia/microcosmos) dan Bhuana Agung/macrocosmos (alam semesta). Sebelum Hari Raya Nyepi, terdapat beberapa rangkaian upacara yang dilakukan umat Hindu di Bali.

Ritual yang dijalankan pada Hari Hari Suci Nyepi :

  • Amati Geni, Tidak boleh menyalakan Geni (Api), Cahaya bahkan Listrik.
  • Amati Karya, Tidak seorangpun di Bali yang diizinkan untuk ber-karya (bekerja) selama Hari Raya Nyepi. 
  • Amati Lelunganan, tidak seorangpun diizinkan untuk Lunga (berpergian) selama Hari Raya Nyepi berlangsung, termasuk melakukan aktifitas berlibur ke tempat-tempat wisata untuk mencari hiburan.

Jika melihat beberapa ritual yang dijalankan di atas, Selama Hari Kesunyian ini, masyarakat Hindu Bali diharapkan untuk melakukan refleksi / intropesksi / koreksi akan perilaku yang mereka lakukan selama beberapa tahun terakhir. Beberapa orang Bali memanfaatkan kesempatan ini untuk beristirahat dan berpikir tentang cara untuk meningkatkan kualitas kehidupan mereka di tahun mendatang. 

Guna memastikan bahwa seluruh aspek ritual dilaksanakan, maka beberapa anggota Kepolisian Bali berpatroli di seluruh wilayah pulau Bali. Semua harus patuh pada ritual Nyepi tersebut. Itulah kenapa, bandar udara Balipun tertutup sepanjang hari dari kunjungan Wisatawan (Domestik maupun Mancanegara). Para pengunjung yang sudah berada di Bali, harus tetap berdiam diri di rumah atau penginapan mereka, atau mereka dapat pergi meninggalkan pulau Bali, sebagai penghormatan perayaan Hari Raya Umat Hindu Bali tersebut.

Di dalam kalender Masehi, hari raya Nyepi selalu jatuh di antara bulan Maret dan April. Untuk tahun ini, hari raya Nyepi dirayakan pada hari Kamis tanggal 7 Maret 2019 (1 Saka 1941). 

screenshot, tabel penduduk bali menurut agama yang dianut hasil sensus penduduk 2010 bps
screenshot, tabel penduduk bali menurut agama yang dianut hasil sensus penduduk 2010 bps
Provinsi Bali dikenal mayoritas penduduknya beragama Hindu, dan perkembangan Jaman, hampir semua agama yang ada di Indonesia ada di Provinsi yang jadi Icon Destinasi Wisata Dunia ini, termasuk Islam. (bali.bps.go.id). Melihat keberagaman ini tentunya membawa keunikan tersendiri, di Buleleng misalnya, karena Nyepi itu bertujuan untuk membersihkan hati. Tata cara pelaksanaannya mirip dengan tirakat yang biasa dilaksanakan warga Muslim di Jawa. Keunikannya terletak pada pembacaan salawat dengan tembang Umat Hindu.

Jika Umat Hindu mempunyai Nyepi sebagai sarana memperbaiki diri, di agamaku (Islam) juga ada istilah Tafakkur sebagai perenungan diri, yang bisa dilakukan kapanpun, saat apapun dan dimanapun. Lebih khusyuk saat di keheningan, sama jika nyepi dirayakan oleh Umat Hindu Bali.

Merenung atau Tafakkur tentang banyak hal yang bisa membuat kesadaran, keimanan dan semangat kita hadir kembali. dengan demikian, Hawa Nafsu yang tertanam dalam diri manusia bisa terkontrol, terlebih kondisi sekarang dengan demam pemilu, sehingga sebagian saudara kita terbawa oleh hawa nafsu dan keegoisme sehingga menabrak dinding Hukum Tuhan maupun Hukum Pemerintah sendiri yang telah di rancang. Berbagai langkah, pola bertindak, pola berfikir akal, fenomena dan sepak terjang kita juga menjadi sebuah renungan dengan melakukan ritual Nyepi (Hindu) dan Tafakkur (Islam).

Sebuah makna yang agung, Hari Raya Nyepi atau Hari Kesunyian ini merupakan sebuah tradisi orang Bali yang meyakini bahwa dengan berdiam diri selama sehari penuh pada perayaan maka akan mengelabui roh jahat, yang berpikir bahwa Pulau Bali tidak berpenghuni. Berdasarkan keyakinan ini maka roh-roh jahat akan meninggalkan pulau dengan sendirinya karena tidak dapat melaksanakan tujuan utama mereka yang ingin menyiksa manusia.

Selamat Hari Raya Nyepi, 1 Saka 1941

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun