Pencapaian wujud syukur memasuki Idul Fitri, berbagai macam cara dilakukan, dari sekedar berkumpul bersama keluarga, gelar bhakti sosial, reuni teman sejawatnya dan kegiatan penuh manfaat lainnya. Begitu pula yang dilakukan leh Kang Jemono, seorang Pendamping Sosial asal Blitar ini. Bersama dengan Keluarga Penyandang Disabilitas, hari ini (18/6) mengadakan acara kumpul-kumpul seraya merayakan Hari Idul Fitri 1439 H, sebagai wujud kepedulian terhadap sesama 30 Penyandang Disabilitas yang hadir dalam acara tersebut.
Acara yang berlangsung penuh hikmat ini, tak jarang ada polah tingkah penyandang disabilitas yang membuat trenyuh dan mengiris hati, ketika diberi kesempatan untuk berbicara maupun unjuk kebolehan.
Di sela acara, Jemono mengatakan bahwa kegiatan pendampingan sudah dia geluti hampir 15 tahun semenjak rasa keprihatinannya terhadap kaum disabilitas kurang diperhatikan oleh banyak orang, termasuk pemerintah.
"Sejak tahun 2003, saya mendampingi dan berkumpul dengan mereka ini, semakin kesini justru semakin membulatkan tekad saya untuk berbuat lebih, agar mereka merasa nyaman dan tak ada beda dengan manusia normal lainnya", jelas Jemono.
Kegiatan yang berlangsung di Ngleduk, Sanan Kulon, Blitar ini sudah kesekian kalinya diadakan, cara anjangsana (berpindah tempat) sebulan sekali di rumah anggota Komunitas Penyandang Disabilitas se-Kabupaten Blitar.
Aktifitas yang dilakukan oleh Jemono adalah asistensi dan advokasi kepada seluruh anggota komunitas, bahkan yang diluar Komunitas inipun sering membutuhkan pendampingan dalam memperoleh pelayanan ataupun sarana prasarana lebih baik lagi. Klasifikasi dalam komunitas ini terdiri dari mereka yang punya kelainan/cacat mental maupun fisik, diantaranya tuna rungu, tuna grahita, tuna wicara, lumpuh dan kondisi fisik dengan penyakit tertentu (foto).
Termasuk institusi pemerintahan paling bawah (desa) Â yang masih belum mau melihat mereka, menjadi bagian yang penting untuk di perhatikan. Terutama disabilitas dari keluarga tak mampu secara finansal, Â mereka hampir tidak pernah tersentuh program penguatan kehidupan keluarga mereka.
Tentunya Jemono tidak bisa sendiri dalam mengurai dan melakukan proses pendampingan ini, kita semua dan utamanya pemerintah lebih memperhatikan lagi, memberikan fasilitas termasuk sarana prasarana serta layanan untuk para disabilitas, sehingga ada tempat untuk mewadahi mereka, tempat untuk belajar dan memfasilitasi para pnyandang disabiltas agar bisa lebih di berdayakan. (M)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H