menerima penghargaan Kategori Sustainability Business melalui 'Program Desa Bebas Api'.Â
Pada ajang Public Relation (PR) Indonesia Awards (PRIA) 2019, PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) meraih dua penghargaan dalam Kategori Sustainability Business melalui 'Program Desa Bebas Api' dan Kategori Corporate PR melalui 'Living The Core Values' sub kategori Swasta yang diselenggarakan oleh PR Indonesia di Bandung, akhir pekan lalu.
"Penghargaan yang kami terima ini jelas membanggakan dan menjadi bukti serta apresiasi dari kerja keras kami dalam menyampaikan inisiatif serta nilai-nilai RAPP yang tergabung dalam APRIL Grup kepada masyarakat luas," jelas External Communication RAPP, Disra Alldrick.
Disra mengatakan melalui Program Desa Bebas Api, pihaknya telah memberikan edukasi kepada masyarakat di desa sekitar operasional bagaimana mencegah dan menangan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla).Â
"Dimulai sejak dini, yakni sosialisasi mukai dengan anak-anak SD hingga orang yang telah lanjut usia. Ada tiga tahap tersebut yaitu; Desa Peduli Api, Desa Bebas Api dan Desa Tangguh Api," ujarnya.
Selain itu, Disra menjelaskan melalui 'Living The Core Values' RAPP memiliki visi menjadi salah satu perusahaan berbasis sumber daya berkelanjutan terbesar dan terbaik yang senantiasa menciptakan manfaat bagi Masyarakat (community), Negara(country), Iklim (climate), Pelanggan (costumer), dan Perusahaan (company).
"Di perusahaan, kami memiliki kerjasama tim (Complementary Team-red), memelihara rasa memiliki (Ownership-red) untuk senantiasa mencapai yang terbaik. Kemudian kami mengembangkan sumber daya manusia (People-red) untuk tumbuh bersama, bertindak dengan penuh integritas (Integrity-red). Lalu memahami dan memberikan yang terbaik bagi pelanggan (Customers-red). Kami juga menghindari ketidakpedulian dan melakukan perbaikan terus-menerus (Continuous Improvement-red)," ujarnya.
Sementara itu, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengatakan, peran humas atau PR di Indonesia tidak hanya semakin strategis, namun juga penuh tantangan. Alasannya, rendahnya minat baca mayoritas masyarakat Indonesia menyebabkan berita hoaks atau kabar bohong mudah dan cepat menyebar luas.
"Kondisi inilah yang menyebabkan masyarakat di negeri ini mudah percaya hoaks dan berita bohong. Hobinya hanya baca judul, langsung emosi dan terprovokasi," ujar Kang Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil.
Ia berpesan agar praktisi PR selalu bergerak mengikuti dinamika zaman, tetap relevan, tidak berhenti berinovasi karena makin ke sini dunia makin digital.