Mohon tunggu...
Saripah Aini
Saripah Aini Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

melangkah untuk menjadi yang terbaik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Rokan Hulu Negeri Seribu Suluk yang Dapat Menjadi Fakta Menarik

6 Maret 2022   15:15 Diperbarui: 6 Maret 2022   15:18 1093
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ROKAN HULU NEGERI SERIBU SULUK YANG DAPAT MENJADI FAKTA MENARIK

Kabupaten Rokan Hulu sebuah pemekaran Kabupaten Kampar yang berdiri pada tanggal 12 oktober 1999 berdasarkan kepada uu nomor 53 tahun 1999 yang diperkuat dengan keputusan mahkamah konstitusi No. 010/PUU-1/2004, tanggal 26 Agustus 2004.

Setiap daerah memiliki tradisi dan kebudayaan menurut kepercayaan masing masing dan setiap daerah akan berupaya membuat suatu kebijakan itu sesuai dengan kebutuhan oleh penduduk itu sendiri. Di daerah Kabupaten Rokan Hulu terletak di Provinsi Riau sangat banyak memiliki adat istiadat islam.

Banyak fakta fakta menarik yang ada Rokan Hulu seperti suku, negeri seribu suluk, Tuanku Tambusai, Masjid Agung Madani Islamic Centre, kuliner khas, dan wisatanya.

Oleh sebab itu saya mengangkat salah satu di antaranya fakta menarik yang ada di Rokan Hulu, yaitu bersuluk,  yang banyak dilakukan para lansia yang ada di daerah saya dan telah menjadi tradisi turun temurun, sehingga banyak orang dari luar ingin mengetahui, sejarah, dan apa saja hal yang menarik sehingga banyak yang mengikuti tradisinya.

Munculnya tareqat naqsabandiyah di Basilam yang dibawa oleh syekih Abdul Wahab yang berasal dari Rokan, Riau, ajaran tareqat naqsabandiyah yang mulai dikembangkan di rokan hingga kesepanjang pesisir pantai Timur Sumatara Siak Tembusai di Riau sampai ke kerajaan kota pinang, Bilah panai, Asahan, Kualuh, Deli serdang hingga ke Basilam Langkat. 

Suluk disini seperti berdzikir, sholat, bersholawat, istigfar dan amal lainnya untuk mendekatkan diri kepada Allah swt. Suatu kebiasaan yang menjadi turun temurun. 

 Fenomena antusiasme terhadap tashawwuf juga sangat banyak didengar terlihat sehingga di kabupaten Rokan Hulu terkenal dengan sebutan "Negeri Seribu Suluk" dan Tareqat Naqsabandiyah yang menjadi dasar julukan tersebut. 

Kegiatan keagamaan sangat banyak di Kabupaten Rokan Hulu seperti suluk Suatu kebiasaan yang menjadi turun temurun yang masih ada sampai saat ini. 

Meskipun penduduk beraneka ragam suku, baik itu suku asli Rokan Hulu suku melayu, suku jawa, suku batak, dan suku minang tetapi dapat hidup dengan kerukunan dan juga kehidupan dalam tingkah lakunya.dan kultur budaya masyrakat kental dengan nilai islami.

Kegiatan suluk sangat banyak, karna masyrakat yang selalu berlandasan kepercayaan yang islami dengan agama islam. Selain itu didukung dengan kebijakan pemerintah yang mengupayakan adanya pelastrian Madrasah suluk di Kabupaten Rokan Hulu berjumlah dari 1000 madrasah suluk yang aktif.

Kegiatan bersuluk ini tidak memberatkan bagi siapapun baik itu bagi yang melaksanakan. Bersuluk untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah swt, dan juga kita bisa melaksanakan syriat islam yang sesungguhnya dengan kesucian hati dan juga kita memahami tempat hidup didunia ini bukan hanya untuk sekedar berdunia tetapi juga untuk beribadah dengan iklas dan juga mencari ridhonya Allah swt 

Kegiatan bertarekat juga untuk memperbaiki akhlak dengan tuhan ataupun dengan mahluk lainnya. Akhlak merupakan suatau tingkah laku sehari hari dalam pergaulan dan hanya berhubungan dengan sesama. 

Dengan demikian akhlak yang buruk, menjadikan buruknya ibadah dan akhlak yang baik menjadikan baik pula ibadahnya, bagi orang tarikat akhlak ini sangat penting sebab jika kualitas akhlanya baik akan mengantarkan kepada kesempurnaan. Pembinaan akhlak diberikan sebagai dari suluk atau latihan dan mereka menghindari terlebih dahulu itu apa akhlak tercela.

Mayoritas yang mengikuti kegiatan suluk di kabupaten rokan hulu khususnya  adalah orang yang sudah lanjut usia yang tidak memiliki kesibukan lagi dan madrasah suluk dapat dijadikan sebagai pesantren khususnya untuk para lansia.

Bersuluk dilakukan dan dilaksanakan pada khusus tertentu yaitu bulan rabiul awal, rajab, dzulhijjah dan kegiatan suluk berlangsung selama 10 hari. Kegiatan suluk dilakukan setiap tahun ketahun yang memimpin oleh pengurus suluk biasa disebut gelar Mursyid. 

Adapun fasilitas yang digunakan saat bersuluk adalah tikar untuk tidur, kelambu, mukena, tasbih, sajadah, kain putih atau kerudung putih, dan tentunya sesuai berbagai tatanan etika, aturan moral, norma agama, harus dipatuhi dan dilaksanakan pada saat berlangsungnya kegiatan suluk.

Setelah mengetahui beberapa bentuk kegiatan yang dilakukan saat bersuluk, namun para jamaah tidak hanya berinteraksi dengan kelompok tersebut, tetapi Mursyid dan para jamaah juga melaukuakn interaksi sosial yang bersifat asosiatif, yaitu kerja sama antara orang perorangan untuk mencapai tujuan bersama, sehingga jamaah suluk dapat membantu sama lain.

Adapun kegiatan diluar persulukan yang dilakukan para jamaah :

  • Ratik Bosar
  • Ratik bosar disini ialah dilakukan ketika adanya msyrakat yang melaukukan acara syukuran seperti pindahan rumah dan lain sebagainya, adapun bentuk yang dilakukan dalam acara tersebut ialah melafaskan bacaan berdzikir, dengan cara berdiri yang dipandu oleh   para jamaah suluk yang telah mengambil thariqat naqsabandiah, dan juga diikuti oleh para  tamu undangan, ataupu tokoh masyrakat.

  • Tolak Bala
  • Tolak bala disini ialah ketika pada suatu kampung mengalami bencana, dan untuk itu para masyrakat kampung melakukan doa bersama, (membaca ayat suci Alquran, dan berdzikir) disini memiliki tujuan untuk menghindari bencana yang datang, dilaksanakan berjalan kaki dari ujung kampung sampai akhir kampung yang dilakukan oleh semua masyrakat desa kaiti 2, yang pemandu ialah Mursyid, para ulama, jamaah suluk/ yang telah mengambil thariqat naqsabandiah, tokoh adat dan juga masyrakat desa dan anak anak kecil, yang memakai mukena bagi perempuan dan setiap orang memegang lampu obor yang dibuat dari bambu, pada saat berjalan mengucapkan bacaan Alquran dan menyebut nama Allah swt.
  •   Menghadiri Haul Tuan guru Besilam Syekh Abdul Wahab Rokan
  • Para jamaah suluk  menghadiri acar Haul tuan guru Besilam dengan berziarah, bersilaturrahmi, dan juga dapat berinteraksi dengan jamaah dari luar. dalam mengikuti ini dengan tujuan agar selalu bersyukur dengan adanya persulukan, dan dilaksanakan sampai sekarang yang berkah untuk mengharapkan Ridho Allah swt.

Tradisi yang bersifat keagamaan ini mencerminkan suatu cara ibadah masyrakat yang telah ada secara turun temurun di adakan sehingga masih aktif sampai sekarang dan suluk ini mengisi antara hubungan manusia dengan tuhannya. Setealah mengetahui kegiataan saat bersuluk, dan ternyata kegiatan yang dilakukan saat bersuluk ialah sangat baik dan bermanfaat karna dengan landasan Alquran dan as sunnah tidak melenceng dari ajaran agama islam  dan juga dengan arahan mursyid yang sangat jelas.

suluk dapat mendekatkan diri kepada Allah swt,terlebih lagi mengahapus dosa yang telah diperbuat yaitu dengan bertaubat karna bersuluk ini menyajikan ajaran thariqat yang melibatkan hati dan qalbu rohani,  selain mencegah perbuatan buruk, kegiatan suluk juga dapat  kita kepada sesama dan kita dapat memperbaiki diri untuk berbuat baik ,jujur, sabar dan adanya meningkatkan solidaritas adanya saling membantu, di dalam bersuluk juga kita bisa mentaati atauran atau norma suluk seperti melaksanakan adab terhadap mursyid, sesama jamaah dan terhadap mahluk lainnya  dengan ikhlas sehingga dapat memperoleh ridhonya Allah swt

Kegiatan ini  juga sangat berdampak positif, didalam lingkungan sosial karna para jamaah yang mengikuti, pasti mengamalkan dalam kehidupan sehari harinya dan juga masyrakt dapat melihatnya. Kegiatan tidak hanya pada kelompok itu saja, tetapi dapat dilihat oleh masyrakat seperti, ratik bosar, tolak bala, serta mengahdiri haul tuan guru Besilam syekh Abdul wahab rokan. sehingga dengan kegiatan ini dapat membentuk karakter, mengembangkan tanggung jawab, damai dan cinta tanah air.

Jadi inilah sedikit penjelasan yang saya tahu tentang tradisi yang ada di Rokan Hulu khususnya di Pasir Pengarain yang sering disebut dengan bersuluk, semoga dapat menjadi wawasan bagi kita semua, apabila ada kesalahan dari penulisan itu bukanlah hal yang di sengaja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun