Mohon tunggu...
Sari Oktafiana
Sari Oktafiana Mohon Tunggu... Guru - A mother of five kids who loves learning

Living in the earth with reason, vision, and missions...but I can't make everybody happy.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

"Bajirao Mastani", Kisah Poligini, Redefinisi Cinta dan Sentimen Agama

26 Agustus 2017   20:58 Diperbarui: 29 Agustus 2017   13:53 31432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: https://www.youtube.com

Menyimak film kolosal Bollywood garapan Sanjay Leela Bhansali, Bajirao Mastani sebuah film yang berkisah tentang cinta segi tiga dan poligini. Film yang diproduksi pada tahun 2015 ini termasuk film yang digarap secara serius oleh sang sutradara sebagai film kolosal yang terinspirasi dari sejarah India pada era abad ke 17. Film ini dibintangi oleh artis papan atas Bollywood mulai Ranveer Singh (Bajirao), Deepika Padukone (Mastani) dan Priyanka Chopra (Kashibai). Di mana dalam film tersebut mereka mampu memerankan dengan apik,  sebagai seorang ksatria perang yang galau dan tegas, seorang istri pertama yang luluh lantak hatinya menerima kenyataan untuk berbagi suami dan cinta, serta istri kedua yang memperjuangkan cinta diantara dentuman sosial dan agama.

Sebagai film kolosal tentunya film ini memiliki latar belakang yang kuat mengenai perang dan peperangan yang merupakan lakon dari Bajirao sebagai Peshwa (setingkat perdana menteri) di Kerajaan Maratha, sebuah kerajaan besar dengan dominasi Agama Hindu. Sebagai Peshwa, Bajirao memiliki tugas dan tanggung jawab untuk mempertahankan dan meluaskan kedaulatan kerajaan terutama dari ancaman Kerajaan Mughal. Bajirao telah memiliki seorang istri yang cantik dan setia menunggu serta mendoakan Bajirao agar tetap selamat di medan perang yaitu Kashibai. 

Suatu ketika, di medan perang Bajirao kedatangan seorang tamu rahasia, yang menyelundup masuk ke kemah Bajirao, kedatangan tamu tersebut berupaya untuk meminta pertolongan Bajirao agar kerajaan ayahnya mendapatkan pertolongan dari serbuan tentara Kerajaan Mughal. Tamu rahasia yang datang ke Bajirao adalah Mastani, yang meminta bantuan Bajirao agar menolong kerajaan ayahnya. Singkat cerita, Bajirao menyanggupi permintaan Mastani untuk menolong kerajaan ayahnya. 

Mereka terlibat perang bersama melawan tentara Kerajaan Mughal. Ketika perang nyawa Bajirao diselamatkan oleh Mastani dan sebagai tanda terima kasih Bajirao kepada Mastani dia memberikan tanda mata berupa belati. Tanpa sepengetahuan Bajirao, ternyata dalam tradisi dan budaya di Kerajaan Mastani, ketika seorang pria telah memberikan belati hal ini dianggap sebagai simbol pernikahan. Mastani pun jatuh cinta kepada Bajirao dan menganggap Bajirao sebagai suaminya. 

Sumber Gambar: https://www.youtube.com
Sumber Gambar: https://www.youtube.com
Mastani dan Kerajaannya merupakan kerajaan yang bercorak Islam yang berbeda dengan Bajirao yang bercorak Hindu. Setelah  peperangan reda di Kerajaan Mastani, Bajirao pun pulang kembali Ke Maratha. Kepulangan Bajirao disambut dengan meriah oleh keluarganyanya. Merasa sebagai istri Bajirao, Mastani pun menyusul Bajirao ke Kerajaan Maratha. Kedatangan Mastani di Maratha disambut dingin oleh keluarganya, awalnya Mastani diterima sebagai penari di kerajaan dan oleh Bajirao akhirnya diterima sebagai istrinya dan tinggal di Maratha.

Pernikahan Bajirao dan Mastani akhirnya tercium oleh keluarga besarnya dan Kashibai istri pertamanya. Bajirao terjebak cinta pada dua wanita, Kashibai dan Mastani. Dari sinilah konflik terus bergulir. Ketika mengetahui suaminya berbagi hati dengan perempuan lain, hati Kashibai hancur berkeping-keping. Mastani yang jatuh cinta pada suami Kashibai, tak mampu menahan gejolak hatinya untuk tidak mempertahankan cintanya, pernikahannya dan sumpah setianya pada Bajirao hingga maut memisahkan mereka. 

Sebagai seorang ksatria yang telah menundukkan sekian peperangan, Bajirao bergulat hati dengan dua wanita merupakan hal yang terberat. Pernikahan Bajirao Mastani ditentang oleh ibunya, seorang konservatif Hindu, mengingat Mastani adalah seorang Muslim. Kelahiran putra Bajirao Mastani pun tidak diterima dan tidak diperbolehkan untuk diupacarakan oleh para pendeta karena ibunya yang seorang Muslim. Sebagai Peshwa, yang bertanggung jawab dengan keamanan kerajaan, 

Bajirao pun harus pergi ke medan perang dan meninggalkan keluarganya termasuk Mastani dan putranya. Selama sepeninggal Bajirao berbagai upaya percobaan pembunuhan dilakukan oleh Ibu Bajirao hingga Mastani akhirnya dipenjarakan oleh Ibunya. Walapun di medan perang Bajirao sangat kuatir dengan keselamatan Mastani dan putranya, hingga saking kepikirannya Bajirao kehilangan konsentrasi selama di medan perang dan hingga terkena senjata lawan. Bajirao pun sakit dan kian parah sakitnya hingga halusinasi dan terus mengigau menyebut nama Mastani. Dalam sakit yang kian parah Ibu Bajirao dan Kashibai dipanggil untuk merawat Bajirao. Melihat kondisi Bajirao yang kesakitan dan terus menyebut nama Mastani, Kashibai pun tak tega dan bersitegang dengan ibu mertuanya agar mengijinkan Mastani dibebaskan dari penjara dan datang menemui Bajirao. 

Kashibai mengirimkan pesan ke utusannya agar membebaskan Mastani dan membawanya menemui Bajirao yang meregang nyawa, tetapi pesan Kashibai diindahkan oleh adik Bajirao yang membenci Mastani sebagai perempuan muslim yang hadir di keluarga mereka. Film ini tidak happy ending, karena faktanya memang Bajirao dan Mastani meninggal dalam pesakitan memperjuangkan cinta untuk melampaui sekat-sekat agama dan sosial.

Saya membaca kisah Bajirao Mastani pada perspektif poligini dan redefinisi cinta pada Bajirao, Mastani dan Kashibai. Poligini sebagai sebuah relasi pernikahan yang fenomenal dalam masyarakat kita. Tradisi patriarki melegalkan poligini, tafsir poligini menjadi beragam dan bias gender. Dalam konteks film Bajirao Mastani, poligini adalah legal, konflik poligini secara inti berkisar pada Bajirao, Mastani dan Kashibai. Dalam film tersebut  jelas memberikan pesan bahwa poligini adalah hubungan yang rentan baik secara perasaan dan sosial. Bajirao, Mastani dan Kashibai semuanya terlukai. 

Dalam praktik poligini, seperti yang dikisahkan dalam Bajirao Mastani, kecenderungan akan cinta terjadi, cinta Bajirao ternyata lebih berpihak pada Mastani. Perhatian Bajirao pada Kashibai telah berpaling dan berpihak pada Mastani yang begitu menggelorakan cintanya. Kesakitan akan berbagi suami, cinta yang terbelah, keikhlasan bahwa suaminya telah mendua digambarkan oleh Kashibai. Mastani, menyadari sebagai perempuan yang hadir dalam kehidupan Bajirao Kashibai, sadar bahwa memperjuangkan cinta bagian dari melawan egoisme, perjuangan dan kesetiaan cinta membutuhkan pengorbanan, dicerca, dicaci dan kemanusiaannya dihempaskan demi cinta.

Selain perjuangan akan cinta dalam poligini, kisah Bajirao Mastani juga memiliki sentimen agama, Hindu sebagai agama mayoritas di Kerajaan Maratha, ditafsirkan oleh para pengikutnya secara konservatif dan eksklusif. Penikahan Bajirao Mastani ditolak karena Mastani yang muslim, putra mereka tidak bisa mengikuti upacara keagamaan karena ibunya memiliki keyakinan berbeda walaupun Mastani telah merelakan putranya menjadi bagian dari Khrisna. 

Dalam konteks ini, bagi saya menyiratkan bahwa atas nama agama yang menjadi pemeluk mayoritas membuat mereka tidak menjadi pengayom umat manusia, kemanusiaan seringkali lenyap bagi mereka yang minoritas dan berbeda. Keindahan agama dan pesan Tuhan akan cinta kasih seolah diindahkan ketika keyakinan kita berbeda. Kisah Mastani adalah potret buram pengikut agama yang eksklusif dan meniadakan ajaran cinta kasih, welas asih atas nama menjaga ajaran agama.

Yogyakarta, 26 Agustus 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun