Selain perjuangan akan cinta dalam poligini, kisah Bajirao Mastani juga memiliki sentimen agama, Hindu sebagai agama mayoritas di Kerajaan Maratha, ditafsirkan oleh para pengikutnya secara konservatif dan eksklusif. Penikahan Bajirao Mastani ditolak karena Mastani yang muslim, putra mereka tidak bisa mengikuti upacara keagamaan karena ibunya memiliki keyakinan berbeda walaupun Mastani telah merelakan putranya menjadi bagian dari Khrisna.Â
Dalam konteks ini, bagi saya menyiratkan bahwa atas nama agama yang menjadi pemeluk mayoritas membuat mereka tidak menjadi pengayom umat manusia, kemanusiaan seringkali lenyap bagi mereka yang minoritas dan berbeda. Keindahan agama dan pesan Tuhan akan cinta kasih seolah diindahkan ketika keyakinan kita berbeda. Kisah Mastani adalah potret buram pengikut agama yang eksklusif dan meniadakan ajaran cinta kasih, welas asih atas nama menjaga ajaran agama.
Yogyakarta, 26 Agustus 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H