Mohon tunggu...
Sari Oktafiana
Sari Oktafiana Mohon Tunggu... Guru - A mother of five kids who loves learning

Living in the earth with reason, vision, and missions...but I can't make everybody happy.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Get The Gringo: Sebuah Potret Penjara Yang Tidak Humanis

11 Juni 2012   05:38 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:07 3995
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Get The Gringo, sebuah film Hollywood yang dirilis pada tanggal 01 Mei 2012, bergenre Drama, Thriller. Film hasil produksi dari Studio : 20th Century Fox Home Entertainment. Hasil besutan Sutradara : Adrian Grunberg. Dengan aktor Mel Gibson, sebagai pemeran utama  juga sekaligus sebagai salah satu penulis naskah dari film tersebut. Hingga saat ini film ini masih diputar di jaringan bioskop 21. Film ini bagi saya menarik, bersetting di Penjara dan tentang kehidupan penjara yang bernama "El Pueblito" di Meksiko. Berkisah seorang sopir diperankan oleh Mel Gibson, yang telah mencuri uang kurang lebih 4 juta dollar dari seorang bos kriminal yang lalu dikejar-kejar polisi dan melarikan diri hingga ke perbatasan Meksiko-Amerika Serikat. Tertangkap di wilayah Meksiko lalu dimasukkan di penjara "El Pueblito" sebuah penjara yang sarat dengan kehidupan keras, dimana hukum "rimba" siapa yang  kuat dan siapa yang memiliki kekayaan lebih menjadi penguasa di Penjara. Kehidupan di penjara yang jelas over populasi, minimnya perlakukan humanis disana. Mulai dari makanan yang sangat tidak layak, perkelahian di penjara, penjara yang sangat kumuh dengan kamar mandi yang sangat jorok, maraknya peredaran heroin, kokain di penjara, serta penjara "berkelas" bagi yang mereka yang punya akses kekuasaan dan ekonomi. Mel Gibson dalam film tersebut, berperan sebagai orang asing yang harus bertahan di tengah kerasnya kehidupan di penjara El Pueblito. Dimana walaupun sebagai orang asing tidak memiliki hak istimewa sama sekali karena dalam kisah tersebut dia adalah narapidana "titipan" hasil konspirasi para polisi Meksiko yang korup yang merampok uang hasil curian Mel Gibson yang sebagai Driver. Kisah demi kisah berjalan, sang Driver tersebut berteman dengan seorang anak kecil berusia 10 tahun bernama Javi yang diperankan oleh Daniel Giménez Cacho. Dimana Javi, disini adalah sebuh potret anak yang terenggut hak-haknya sebagai anak. Javi yang seharusnya sekolah, bermain harus hidup di lingkungan penjara bersama dengan orang tuanya. Ayahnya dibunuh oleh napi yang lain sebagai ketua Mafia di penjara tersebut untuk diambil livernya. Dan Javi harus hidup dengan ibunya yang terancam untuk dibunuh oleh  ketua Mafia tersebut. Selanjutnya dalam kisah tersebut sang driver berteman dengan Javi dan mamanya agar bisa bertahan dan lolos dari penjara El Pueblito. Film tersebut happy ending, sang Driver yang bisa membalas dendam pada mantan istri dan rekannya yang telah berhianat. Melihat film Get The Gringo, mengingatkan dengan realita bagaimana kehidupan penjara atau rumah tahanan di Indonesia. Satu kasus yang terkuak oleh media yaitu dari terpidana korupsi Artalyta Suryani yang berada di rutan pondok bambu ternyata memiliki sel khusus yang sangat mewah. Dalam sel tersebut ditemukan fasilitas wah berupa kamar luas, ruang karaoke, kamar mandi pribadi, serta ruangan menyerupai kantor pribadi. Bahkan Artalyta Suryani memiliki dokter spesialis kecantikan. Hal ini diketahui saat Satgas Anti Mafia Hukum memergoki Artalyta sedang melakukan perawatan wajah di dalam selnya yang digubah menjadi ruang pribadi. Perlakuan yang jelas khusus yang dimiliki Artalyta ini sangat bertolak belakang dengan apa yang diperoleh oleh penghuni Rutan Pondok Bambu lainya. Sehingga terlihat jelas ada konspirasi yang tidak beres dengan jajaran Depkum HAM RI, sebuah kisah yang mirip dari film Get The Gringo.

13393930431181566168
13393930431181566168
Kisah yang juga mirip adalah kasus Kerusuhan di Penjara Kerobokan, Bali pada Bulan Februari 2012. Penjara Kerobokan yang yang dihuni oleh lebih dari 1.000 tahanan, dengan tempat yang sebenarnya hanya cukup untuk 300 narapidana. Dari kisah tersebut kita bisa menarik kesimpulan, pastinya ada sesuatu yang tidak beres dalam perlakuan kemanusiaan di lingkungan penjara tersebut. Belum lagi banyak kasus dan potret buram penjara-penjara di Indonesia yang tidak humanis. Misalnya kasus peredaran narkoba, pelecehan seksual dan kasus-kasus yang lain. Pada prinsipnya penjara/rutan adalah tempat rehabilitasi bagi tersangka maupun terdakwa untuk ditahan selama proses penyidikan, penuntutan dan pemeriksaan di sidang pengadilan dan berada di bawah Kementrian Hukum dan Hak asasi manusia. Tujuan dari penempatan di rutan adalah mereka yang dianggap mempunyai perilaku menyimpang bisa belajar untuk kembali pada jalan hidup yang "benar". Tetapi bila mereka yang di penjara diperlakukan secara tidak humanis akankah bisa kembali pada jalan hidup yang "benar" menurut standard masyarakat? Demikian refleksi dari film Get The gringo dan semoga kisah tragis yang tidak humanis tidak menjadi potret dari kehidupan di penjara di Indonesia dan semoga kisah pelanggaran hak asasi kemanusian semakin berkurang kasusnya dari waktu ke waktu. Yogyakarta, 11 Juni 2012 bibliography: http://en.wikipedia.org/wiki/Get_the_Gringo http://www.bbc.co.uk/indonesia/forum/2012/02/120223_forum_lapas.shtml http://id.wikipedia.org/wiki/Rumah_Tahanan_Negara http://a55i.files.wordpress.com/2010/06/penjara.jpg

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun