Aku menyeringai sekali lagi. Cara bicara perempuan di depanku membuat lahar panas di dadaku siap menyembur.
"Ya, terserah kamu saja. Saya nggak peduli kamu masih suci atau tidak. Itu urusan kamu."
"Ibu jangan sembarangan ngomong ya, Bu! Mas Adit itu cinta sama aku!" katanya dengan keras, membuat beberapa pasang mata memandang ke arah kami.
"Cinta katamu? Pada akhirnya kamu akan dibuang setelah manismu hilang," kataku sebelum meninggalkan kotak berwarna merah muda dengan pita di atasnya. Tak lupa aku menuliskan pesan romantis di atas kotak.
Selamat ya Sayang, aku hamil lagi.
#MY, 160523
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H