Mohon tunggu...
Mita Yulia H (Mita Yoo)
Mita Yulia H (Mita Yoo) Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis Lepas

Penulis fiksi, karya yang telah terbit antara lain KSB, R[a]indu, dan Semerah Cat Tumpah di Kanvasmu Bergabung dalam beberapa komunitas menulis dengan dua puluhan buku antologi cerpen dan puisi Lihat karya lainnya di Wattpad: @mita_yoo Dreame/Opinia/KBM/YouTube: Mita Yoo

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Warung Ramadan: Berkunjung ke Tempat Bapak

11 April 2023   14:07 Diperbarui: 11 April 2023   14:17 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Episode 21: Berkunjung ke Tempat Bapak

Hari ini aku izin untuk pulang lebih awal ke atasan di tempatku bekerja. Beruntung perempuan yang memiliki posisi lebih tinggi di perusahaan tempatku mencari penghidupan mengizinkan tanpa banyak bertanya lebih jauh.

Sepuluh hari terakhir Ramadhan seharusnya membuatku lebih semangat untuk menjemput malam Lailatul Qadar, bukan sebaliknya. Namun, hati sedang tak bisa diajak sejalan untuk bisa merelakan jalan takdirku dengan perempuan anak Pak Ustadz itu. Aku melangkahkan kaki di rumah ketika Emak sedang memotong ubi menjadi bentuk dadu-dadu kecil.

"Assalamu'alaikum. Mak, Jul pulang," kataku.

Emak menjawab salam lalu melepas genggamannya dari pisau buah itu dan tersenyum ke arahku. Aku mencium tangannya dengan takzim.

"Tumbenan Elu pulang cepet, Jul? Kagak enak badan Lu?"

"Iye, Mak. Jul kagak enak badan," aku hanya mengiyakannya meski hati membantah. Bukan karena tak enak badan, tetapi pikiranku sedang tak sejalan.

Emak kembali meneruskan aktivitasnya yang sempat terhenti. Aku duduk di lantai, bersandar di bangku kayu buatan Bapak semasa hidup.

"Mak, kita tengokin Bapak yuk!" kataku, menatap Emak yang kemudian melepaskan pisau buahnya.

"Emak siap-siap dulu ye, Jul." Aku mengangguk. Emak segera beranjak ke kamar dan kembali dengan kerudung berwarna biru dan gamis berwarna senada.

"Yuk, Jul!"

Aku tersenyum. Membenak wajah Bapak juga sedang tersenyum.

***

Bunga kamboja tumbuh di samping tanah dengan nisan kayu yang tulisannya mulai memudar itu. Tanganku terulur mengusap kayu bertuliskan nama Nadi bin Mistra yang mulai memudar.

"Rasanya baru kemarin Bapak pergi ye, Jul. Nggak kerasa udah delapan bulanan." Emak berbicara tanpa menatapku. Aku bisa merasakan kesedihan dalam suara seraknya.

"Iye, Mak. Sekarang rumah rasanya sepi ye Mak?" aku menatap Emak lekat.

Emak memandang ke arahku. "Makanye Jul cepet cari bini. Emak pengen ngemong cucu nih!"

Ah, aku salah bicara.

#MY, 20 Ramadhan 1444 H

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun