Episode 15: Lelah dan Letih
Aku melangkahkan kaki dengan tegap ke rumah Pak Ustadz untuk menjemput Emak. Kursi-kursi di rumah itu penuh dengan anak-anak membawa cup plastik berisi kolak ubi yang aku yakin itu buatan Emak. Aku celingukan mencari perempuan yang sudah melahirkan dan merawatku itu.
"Jul!" Seseorang menepuk bahuku membuatku terlonjak dan mengelus dada. Untung saja aku tidak memiliki kebiasaan latah.
"Eh, Jali?" antara terkejut dan tak percaya aku menemukan temanku itu di sini.
"Emak tadi masih di dalem, ngobrol sama Bu Dede. Bentar lagi selesai kayaknya," katanya.
Aku mengangguk-angguk. Sambil menunggu, aku melangkah menuju salah satu kursi kosong dan duduk di sana. Jali mengekor dan duduk di sampingku.
"Katanya kamu kerja di perusahaan multinasional, Li?" aku penasaran dengan jawaban teman lamaku itu.
"Iya, Jul. Alhamdulillah, tapi masih kontrak Jul. Enam bulan." Dia menyodorkan air minum kemasan gelas padaku.
"Makasih," kataku lalu menyobek air mineral kemasan gelas itu dan meneguknya hingga kosong sebelum meneruskan.
"Alhamdulillah, Li. Bisa kerja sesuai dengan background pendidikan." Aku mengingat kembali pekerjaanku di perusahaan.