Azan magrib berkumandang ketika langkahku berjarak lima meter dari rumah. Emak masih berada di teras dengan seorang perempuan.
Aku melangkah, mengucap salam ketika tiba di depan teras.
"Wa'alaikumsalam. Jul, buka puasa dulu. Nih, masih ada sisa dagangan Emak," katanya.
Emak terlihat sumringah. Perempuan berjilbab sederhana itu menoleh lalu mengangguk ke arahku. Aku mengangguk ke arahnya dengan kaku.
"Mak, Jul ke dalam ya," kataku, tak ingin berlama-lama menatap wajah perempuan itu.
"Iye, Jul. Nih bawa, buat buka puasa," Emak menyerahkan satu kolak ubi yang dikemas gelas plastik ke tanganku.
Samar, aku masih mendengar percakapan kedua orang di teras.
"Maafin si Jul ye neng Jamilah. Jul emang pemalu anaknye," kata Emak.
"Nggak apa-apa, Bu. Saya ke sini mau beli takjil buat dibawa ke masjid, bukan mau ketemu bang Jul," katanya.
"Iye, iye. Makasih banyak udah borong dagangan Emak. Ini hari pertama Emak jualan, padahal nggak banyak bikinnya, tapi nggak habis."
"Jadi semuanya berapa, Bu? Saya harus cepat-cepat ke masjid," katanya.