Mohon tunggu...
Mita Yulia H (Mita Yoo)
Mita Yulia H (Mita Yoo) Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis Lepas

Penulis fiksi, karya yang telah terbit antara lain KSB, R[a]indu, dan Semerah Cat Tumpah di Kanvasmu Bergabung dalam beberapa komunitas menulis dengan dua puluhan buku antologi cerpen dan puisi Lihat karya lainnya di Wattpad: @mita_yoo Dreame/Opinia/KBM/YouTube: Mita Yoo

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Proposal Approved (Bagian 3)

21 Februari 2023   19:20 Diperbarui: 21 Februari 2023   19:18 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika dia akan menyerukan nama gadis itu, lelaki berambut panjang sebahu itu sudah berada di samping gadis itu. Dia bahkan harus mengepalkan tangan ketika gadis itu menggamit lengan Keenan dengan manja menyandarkan kepalanya.

Rein mempercepat langkahnya mendekati pasangan itu. "Pak Keenan, terima kasih banyak atas kerjasamanya."

Keenan melepaskan tangan Jeha dari lengannya seketika. "Sama-sama, Pak Rein. Terima kasih banyak untuk kepercayaannya."

"Saya tidak pandai basa-basi, Pak Keenan. Saya akan lebih senang kalau Anda juga menjauhi Jeha Alexandra," katanya di depan lelaki itu.

"Maksud Bapak apa?" Keenan mulai mendorong bahu lelaki yang lebih tinggi tujuh sentimeter darinya itu.

"Saya menyukai Jeha. Atau saya harus memanggilnya Sandra?" Rein hanya menyeringai.

Jeha yang berada di antara kedua orang itu segera menarik lengan Keenan menjauh. Namun, Rein justru kembali menghentikan langkah gadis itu dengan kalimatnya.

"Je, nikah sama saya, yuk!" Lelaki itu berlutut dengan membuka kotak beledu berwarna merah berisi cincin di dalamnya.

Gadis itu melirik lelaki di sampingnya yang segera bergerak menarik kerah kemeja lelaki itu dan menghadiahi wajah tampannya dengan sebuah pukulan di rahang atas.

"Keenan, stop!" Gadis itu menarik lengan Keenan dan menyuruhnya menjauh. Beberapa orang mulai berkerumun di sekitar mereka. Jeha tidak bisa membayangkan bagaimana dia akan menutupi wajahnya dari mereka ketika kembali lagi ke tempat itu esok harinya.

'Keenan brengsek! Tunggu sampai aku selesai menghitung!' teriakan Rein  hanya menggema di kepalanya. Dia memegangi bagian wajahnya yang mulai berdenyut.

Bersambung

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun