Lelaki berkacamata bulat itu hanya tersenyum tipis. "Saya hanya ingin kamu tahu."
Keenan yang selesai dengan pekerjaannya melangkah mendekati dua orang di depan layar itu. Gadisnya dan Rein.
"Silakan, Pak Rein," kata lelaki itu.
Jeha tersenyum ke arah Keenan setelah lelaki itu membisikkan kalimat di telinganya sebelum berlalu dari sana.
Rein berdiri dari kursinya. Dia memberi instruksi pada beberapa orang yang memegang kamera di sana. Ketika dia menemukan titik yan tepat, lelaki itu segera berseru.
"Roll camera action!"
Matanya tak beralih dari layar kecil yang menampilkan deretan gambar yang diambil. Dia beberapa kali menghentikan proses pengambilan gambar, berdiskusi dengan beberapa orang di sana, sebelum kembali mengatur pengambilan gambar.
"Cut! Kerja bagus semuanya!" kata lelaki itu disusul tepukan tangan Jeha dan semua orang yang berada di ruangan itu.
Jeha dalam hati mengakui kemampuan lelaki itu ketika mengatur angle untuk mendapatkan gambar yang diinginkan konsep.
"Prosesnya masih panjang. Setelah tim editor video selesai, saya akan segera konfirmasi ke kamu," katanya pada Jeha.
"Well, aku tunggu. Kalau begitu aku permisi," Jeha memutar langkahnya untuk berbalik menuju pintu ruangan. Namun, Rein dengan cepat mengambil langkah.