Mohon tunggu...
Mita Yulia H (Mita Yoo)
Mita Yulia H (Mita Yoo) Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis Lepas

Penulis fiksi, karya yang telah terbit antara lain KSB, R[a]indu, dan Semerah Cat Tumpah di Kanvasmu Bergabung dalam beberapa komunitas menulis dengan dua puluhan buku antologi cerpen dan puisi Lihat karya lainnya di Wattpad: @mita_yoo Dreame/Opinia/KBM/YouTube: Mita Yoo

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Proposal Approved (Bagian 1)

21 Februari 2023   15:13 Diperbarui: 21 Februari 2023   15:39 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Saya akan sedikit menyampaikan tema besar atau konsep untuk produk JF Cosmetics kali ini," perempuan itu menekan tanda panah ke kanan di keyboardnya.

"Kali ini konsep yang diambil adalah fluorescent, terinspirasi dari kunang-kunang di malam hari. Produk face and body paint yang bisa menyala dalam gelap." Gadis itu mengamati wajah seluruh orang yang berada di ruangan itu. Dia mengganti slide lalu menerangkannya pada mereka.

"Sekian penjelasan konsep kali ini, selanjutnya kita akan berdiskusi mengenai konsep video dan pemotretan untuk katalog produk," kata gadis itu.

Dia melangkah kembali ke kursinya. Lelaki berambut panjang sebahu itu tersenyum ke arahnya, dibalas senyum oleh gadis itu.

"Saya penasaran, apa kita bisa menambah jumlah modelnya?" Lelaki berkacamata bulat itu bertanya.

"Saya setuju dengan Pak Rein," Keenan, lelaki yang rambutnya telah mencapai bahu itu turut mengiyakan.

Jeha mengatupkan bibir sejenak. "Begini, Pak Rein, Pak Keenan. Saya sangat setuju dengan saran dari Bapak sekalian, tetapi saya perlu berdiskusi dengan atasan kami mengenai itu. Boleh saya minta waktu sebentar?"

"Silakan," kelima jari kanan Rein menunjuk pintu keluar.

Jeha mengangguk sesaat sebelum beranjak dari ruangan itu dengan membawa ponselnya. Bisik-bisik mulai terdengar di telinga Rein. Lelaki itu memandang kedua orang di seberangnya, lelaki dengan model rambut wavy dan perempuan berambut panjang yang cukup cantik itu sesekali mencuri pandang ke arahnya, keduanya terkikik sambil menutupi mulut sesekali. Pandangan Rein beralih pada lelaki di sebelahnya yang tampak fokus dengan ponsel miliknya.

"Saya akan cari angin sekaligus ide segar, Pak Keenan," katanya pada lelaki berambut panjang di sebelahnya.

Lelaki itu mendongak. "Silakan, Pak Rein."

Bersambung

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun