Ayah Edy adalah salah satu tokoh parenting yang telah sangat membantu dan menginspirasi saya dalam mendidik dan membesarkan anak saya. Perkenalan saya dengan beliau terjadi lewat udara yaitu siara radio. Pada tahun 2003 beliau menggaungkan satu gerakan dengan nama : Indonesian Strong From Home (membangun Indonesia yang kuat dari keluarga). Sebuah gerakan yang mengajak setiap keluarga untuk mendidik anak-anak mereka supaya berkembang menjadi insan yang terbaik. Apabila anak-anak Indonesia berkembang menjadi manusia-manusia yang hebat, maka secara langsung negara Indonesia menjadi kuat.Â
Sebuah tujuan yang sangat mulia namun waktu itu masih merupakan cita-cita. Ayah Edy memulai mimpinya dengan cara-cara yang sederhana yaitu dengan membagikan ide dan inspirasi tentang parenting dan pendidikan anak lewat siaran radio. Beliau juga menulis buku dan artikel-artikel di media online di facebook dan blogspot. Ilmu-ilmu tentang parenting tersebut diharapkan bisa membuka wawasan bagi para orang tua dalam mendidik anak.
Ilmu-ilmu parenting dari Ayah Edy telah menjadi salah satu sumber rujukan utama bagi saya waktu itu ketika anak-anak saya masih kecil. Saya selalu menyempatkan untuk mendengarkan siaran radio "Indonesian strong from home" yang sangat membantu saya dalam mendampingi anak-anak saya dalam belajar.
Ada beberapa point penting yang saya dapatkan dari beliau yaitu antara lain:
- Setiap anak adalah unik
Setiap anak adalah unik, merupakan tugas orang tua "dan guru" untuk bisa menemukan tujuan suatu anak diciptakan. Karena keunikan dari setiap anak tersebut, maka sebenarnya setiap anak membutuhkan cara belajar dan pendidikan yang berbeda.
Pada waktu itu sekitar tahun 2000 an, sistem pendidikan dasar dan menengah menjalankan pengajaran dengan sistem yang baku. Pendidikan dilakukan dengan cara yang sama untuk setiap anak. Ketika ada siswa yang tidak bisa mengikuti standard pengajaran waktu itu, maka siswa langsung dengan mudah dianggap "bodoh" . Anak terlalu kreatif seringkali dibilang "nakal", anak yang suka merenung dan berpikir dianggap "pasif", dll. Intinya jika ada anak-anak didik yang tidak mengikuti alur dari pendidikan yang baku tesebut, maka dia dianggap "bermasalah".Â
Pada kondisi seperti itu, Ayah Edy membagikan satu sistem parenting dan pendidikan yang "melawan arus" yaitu pendidikan yang didasarkan pada setiap pribadi murid. Ada satu pesan yang sampai sekarang saya selalu ingat, bahwa setiap anak adalah ciptaan Tuhan yang unik dan tidak mungkin gagal. Ketika Tuhan menciptakan seorang anak, maka Dia pasti sudah merencanakan satu tugas yang khusus untuk anak tersebut. Tugas orang tua adalah untuk menemukan potensi terbaik dari anak dan mewujudkannya.Â
Cara mendidik yang harus menyesuaikan dengan otak anak, bukan otak anak yang harus dipaksa mengikuti sistem pendidikan yang ada.
- Kolaborasi bukan kompetisi
Pada waktu dulu prestasi siswa diukur dengan nilai dari pelajaran-pelajaran utama yang diajarkan di sekolah. Seluruh nilai dihitung dan dijumlahkan, dan kemudian dari total nilai tersebut, disusun ranking setiap siswa. Akibatnya setiap anak cenderung berkompetisi untuk menjadi yang terbaik dan "lupa" untuk belajar berkolaborasi. Sikap dari sebagian orang tua yang pengin melihat anak-anak mereka menjadi yang terbaik, juga mendorong kompetisi yang semakin menjadi-jadi, yang membuat pendidikan menjadi tidak sehat.
Ayah Edy, dengan cerita-cerita inspiratifnya memberikan pencerahan bahwa pendidikan bukan tempat untuk berkompetisi, tetapi mestinya menjadi sarana untuk belajar berkolaborasi. Pendidikan mestinya dijalankan dengan praktek-praktek yang menekankan kerja sama dan saling membantu untuk menyelesaikan masalah. Setiap anak secara alamiah adalah unik dan mempunyai kekuatan di satu bidang tertentu. Untuk menyelesaikan masalah, setiap orang selalu membutuhkan bantuan orang lain, karena itu diperlukan skill untuk bekerja sama dan berkolaborasiÂ
- Pendidikan karakter
Karakter adalah yang pertama kali harus dibangun dan dibentuk pada anak. Pembentukan karakter pada anak-anak jauh lebih penting daripada kepintaran. Lebih baik mempunyai anak yang kurang pintar dengan karakter yang baik, daripada mempunyai anak pintar tetapi dengan karakter yang tidak baik. Karakter yang baik jauh lebih susah didapat daripada ilmu. Butuh waktu bertahun-tahun untuk membangun karakter dan sebaiknya dilakukan pada saat anak masih muda. Sebaliknya ilmu dan pengetahuan dapat dicari dan didapat dengan mudah pada saat anak sudah dewasa.
- Orang tua adalah guru yang paling utama
Meskipun tersedia banyak pilihan sekolah dan pendidikan yang baik (mahal). Namun semua itu tidak pernah bisa menggantikan peran orang tua. Orang tua merupakan pendidik utama dan pihak yang paling bertanggung jawab untuk keberhasilan anak-anak mereka.Â
Pendidikan karakter merupakan bagian terpenting dari peran orang tua dalam menyiapkan anak-anaknya dalam menghadapi kehidupan. Karakter ini terutama dibangun dengan kebiasaan dan perilaku orang tua dalam kebersamaan dengan anak-anak mereka.
Inspirasi dari Ayah Edy
Saya sendiri belum pernah bertemu muka dengan Ayah Edy; saya mengenal beliau lewat talk show beliau di radio, membaca buku-buku dan juga tulisan-tulisan di internet. Saya adalah orang tua yang sangat beruntung karena saya bisa mendampingi anak-anak saya belajar dari kecil sampai besar. Mulai dari anak-anak saya belajar berjalan, belajar membaca, berhitung dan pelajaran yang lain; mulai dari TK, SD, sampai SMP saya yang mendampingi mereka. Saya sangat terbantu oleh Ayah Edy dalam menyelesaikan masalah-masalah parenting, dari trik-trik praktis yang beliau bagikan. Cerita-cerita dari Ayah Edy juga telah menginspirasi dan membuka wawasan saya untuk menjadi orang tua.Â
Ketika anak-anak saya sudah besar dan bisa mengerjakan tugas-tugas nya sendiri, maka saya mulai "melupakan" Ayah Edy. Sampai kemudian saat ini, ketika saya membaca tentang sistem pendidikan yang baru yaitu "kurikulum merdeka", maka saya kembali teringat pada Ayah Edy. Menurut pendapat saya, kurikulum merdeka adalah sistem pendidikan yang dulu dicita-citakan oleh Ayah Edy.Â
Sistem pendidikan yang memberikan kebebasan pada guru dan siswa untuk belajar hal yang disukai; sistem pendidikan yang membangun kolaborasi dan sistem pendidikan yang luwes berdasarkan kondisi siswa; sistem pendidikan yang dijalankan bengan pengerjaan proyek-proyek dan pembangunan karakter. Ini semua adalah sistem pendidikan yang dicita-citakan oleh Ayah Edy pada saat mencanangkan program "Indonesian strong from home".Â
Pada waktu pertama kali dicanangkan 20 tahun silam, sistem ini masih sulit untuk diterima oleh banyak pihak. Sistem pendidikan formal dari pemerintah merupakan salah satu halangan yang paling besar, karena sering tidak bisa mengakomodasi anak-anak yang unggul dan spesial. Ketika terjadi benturan antara kepentingan anak dan sistem pendidikan di sekolah, maka home schooling menjadi satu-satunya jalan keluar bagi anak.Â
Pada tahun 2023 ini, 20 tahun dari dicanangkannya Indonesian strong from home, pemerintah mengeluarkan sistem pendidikan yang baru yaitu kurikulum merdeka dan merdeka belajar. Sistem baru ini merupakan penerimaan negara untuk sistem pendidikan yang memungkinkan anak-anak Indonesia untuk bisa dididik sesuai dengan kodrat penciptaannya. Para orang tua tidak lagi sendirian dalam membangun Indonesia yang kuat lewat pendidikan, namun sudah dengan dukungan penuh oleh negara.
Namun demikian, ketika negara sudah menerima sistem pendidikan yang baik ini, bukan berarti tugas pendidikan sudah selesai. Tantangan dan pekerjaan berikutnya menanti bagi para orang tua, guru, pemerhati pendidikan dan masyarakat. Orang tua, guru dan masyarakat harus mengisi kurikulum merdeka dengan proses pendidikan yang terbaik untuk anak-anak Indonesia. Guru yang berkualitas, guru yang cinta terhadap proses mengajar, guru yang baik merupakan syarat utama untuk bisa menghasilkan siswa-siswa yang hebat. Orang tua dengan mindset yang benar juga sangat dibutuhkan untuk mewujudkan anak-anak Indonesia menjadi anak-anak yang unggul.Â
Pada saat mengeluarkan kurikulum merdeka, tentu saja pemerintah sudah menyiapkan kelengkapan yang dibutuhkan termasuk referensi-referensi yang bisa dipelajari. Namun demikian saya berharap para guru dan orang tua bisa menyempatkan juga untuk belajar dari Ayah Edy. Cerita-cerita dari Ayah Edy yang bisa diakses lewat buku, intenet, media sosial dan media-media lain akan menjadi salah satu sumber inspirasi yang sangat bermanfaat dalam menjalankan kurikulum merdeka dan merdeka belajar.Â
Referensi:
https://ayahkita.blogspot.com/
https://web.facebook.com/profile.php?id=100050474409982&fref=ts
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H