Mohon tunggu...
Wisno
Wisno Mohon Tunggu... Konsultan - konsultan finishing

Furniture, woodworking, kayu, finishing, berkebun, blogging, pencak silat www.interior.wisno.co.id

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Medical Check Up yang Meresahkan

16 Maret 2023   21:56 Diperbarui: 16 Maret 2023   22:04 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar diambil dari www.canva.com

Medical check up merupakan salah satu kegiatan yang sebenarnya sangat baik untuk dilakukan. Namun demikian hal yang baik ini bisa jadi malah membuat keresahan. Berikut ini saya akan membagikan pengalaman pribadi saya ketika medical check up malah menjadikan hal yang meresahkan.

Saya termasuk orang yang beruntung karena saya bekerja di perusahaan yang memperlakukan karyawannya dengan sangat baik. Perusahaan tempat saya bekerja mengansurasikan semua karyawannya dengan baik, sehingga semua karyawan tidak direpotkan oleh biaya pengobatan pada saat sakit. Selain itu perusahaan juga selalu mengirim karyawannya untuk menjalani medical check up dengan biaya ditanggung oleh perusahaan.

Dengan demikian, saya selalu menjalani medical check up dengan rutin setiap tahun. Medical check up sudah merupakan kegiatan yang biasa saya lakukan dari tahun ke tahun, dan biasanya hasilnya selalu baik: darah normal, ginjal normal, hati normal, jantung dan organ-organ tubuh yang lain juga normal. 

Sampai pada suatu saat (beberapa tahun silam), saya mendapatkan hasil medical check up dengan catatan yang mengagetkan yaitu tertulis keterangan "jantung membengkak, silakan konsultasi dengan dokter ahli jantung".  Saya merasa kaget dan sedikit merasa shock dengan hasil tersebut. "waduh' , jantung saya bermasalah, terus gimana ini?", hati saya berkata. 

Sesuai dengan rekomendasi dari medical check up tersebut, saya memutuskan untuk menghubungi dokter ahli jantung. Saya mendaftar ke umah sakit terdekat yang memiliki dokter ahli jantung. Karena dokter jantung tidak setiap hari praktek maka saya mesti menunggu beberapa hari untuk bisa ketemu dan konsultasi dengan dokter ahli jantung tersebut. Selama beberapa hari menunggu tersebut, saya membaca artikel-artikel tentang penyakit jantung, macam-macam gangguan jantung, gejala-gejalanya, pengobatannya, dll. 

Secara tidak sadar saya mulai memperhatikan dan merasakan jantung saya, saya rasakan detak jantung saya seperti tidak teratur, saya tekan dada kanan, dada kiri, terasa nyeri. "Wah, jantung saya mulai tidak beres", batin saya. Selama beberapa hari hidup saya terganggu, pikiran galau dan tidak bisa tenang dan tidur nyenyak, karena kepikiran jantung saya yang bermasalah. 

Hingga akhirnya, saya sampai pada hari untuk ketemu dan konsultasi dengan dokter ahli jantung. Saya ijin untuk tidak masuk kerja, saya berangkat ke Rumah sakit untuk menemui dokter. Setelah mendaftar, saya antri saya menunggu di ruang tunggu. Semua proses itu saya lakukan dengan diam, dan pikiran yang berlarian kemana-mana, diliputi dengan kegalauan dan stress. Waktu menunggu menjadi waktu yang menakutkan.  "Pak Wisno, silakan masuk ke ruang periksa", akhirnya saya dipanggil juga. 

Saya masuk ke ruang dokter dengan jantung berdebar-debar. "Pak Wisno, apa gejala yang Bapak rasakan?", seorang Ibu dokter, dengan usia yang masih relatif muda, tersenyum menyapa. "Ini dok", jawab saya sambil saya berikan laporan dari medical check up saya. Bu Dokter membaca laporan tersebut dan mulai memeriksa saya, mengukur tekanan darah, mengecek nadi dan mengecek denyut jantung dengan teliti. 

"Gimana dok" , saya memberanikan diri untuk bertanya. "Bapak mesti menjalani pemeriksan USG jantung, untuk memastikan kondisi Bapak, jawab Bu Dokter. "Wah USG jantung ? , apa itu" saya bertanya dalam hati. "Mari Pak, silakan masuk ke ruang untuk pemeriksaan USG" kata Bu Dokter. Dengan pikiran yang semakin kalut, saya masuk ke ruangan untuk pemeriksaan USG. Saya buka baju dan berbaring di tempat tidur. Seorang perawat menempeli dada saya dengan lempengan-lempengan logam yang disambungkan dengan kabel ke mesin USG dan layar monitor.  Saya hanya diam dan pasrah, dalam hati saya berdoa "ya Tuhan, saya serahkan hidup saya ke dalam tanganMu". 

Selama beberapa menit, Dokter melihat layar monitor dengan serius sambil memainkan keyboard dan mouse.  Saya diam dan tidak berkata-kata dengan hati yang dipenuhi perasaan takut. Selang beberapa menit kemudian Dokter memanggil saya, " Pak Wisno,", "Ya Dokter" saya menjawab dengan suara pelan. "Bapak tidak perlu khawatir, kesehatan jantung Bapak baik-baik saja, jantung Bapak normal dan tidak ada masalah" kata Bu Dokter.  "Oh ya?, terima kasih Dokter",  hati saya terasa lega, rasanya seperti orang yang baru bebas dari hukuman mati. 

Setelah itu alat-alat USG dilepaskan dari badan saya, dan saya kembali memakai baju dan duduk menghadap Bu dokter tersebut. "Kalau begitu, kenapa hasil medical check up saya mengatakan kalau jantung saya membesar Bu" saya menyempatkan diri untuk bertanya. 

Bu Dokter menjawab "Oh itu mungkin karena pada saat Bapak menjalani rontgen dada, Bapak kurang membusungkan dada, sehingga ukuran jantung Bapak kelihatan besar dibandingkan dengan luas rongga dada. Akibatnya jantung bapak nampak seperti membesar". Bu Dokter tersebut masih mengatakan banyak kalimat, tetapi saya sudah tidak terlalu memperhatikan lagi, yang paling saya ingat adalah bahwa jantung saya sehat dan normal.  "Oh begitu, terima kasih Dokter", saya menjawab. 

Pada saat saya pergi ke kasir untuk melakukan pembayaran, saya menyempatkan untuk melihat jumlah tagihan saya dengan lebih rinci. "wah lumayan mahal juga, untung saja tagihannya dibayar oleh asuransi" batinku.

Dalam perjalanan pulang, banyak pikiran berlintasan dalam otak saya. Saya merasakan betapa bahwa saya ini sangat lemah, sangat mudah diombang ambingkan oleh hal-hal yang sederhana. Betapa Tuhan sangat berkuasa dalam hidup saya, dengan sangat mudah Tuhan bisa mengatur  hidup saya, bahkan cukup dengan hal-hal kecil saja. Hanya dengan cara sederhana, "dada kurang membusung pada saat photo rontgen", sudah bisa memporak-porandakan perasaan dan pikiran saya. 

"Ya Tuhan maafkan saya umatMu ini yang sering sombong ini"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun