ISIS yang nun-jauh di Suriah dan Irak sana, meskipun telah mengeluarkan video ajakan bergabung dan hijrah bukanlah "ancaman" nyata hari ini.
Isu kekhalifahan bukan isu baru, ini isu lama yang di blow up media karena sudah kehabisan bahan berita. Lagipula, isu-isu mendiskreditkan ummat Islam adalah isu yang paling mendatangkan "sponsor" dan "pesanan".
Buktinya bisa langsung dilihat, media-media yang selama ini getol menyudutkan ummat, paling banyak mem-blowup berita tentang ISIS, sekalipun remeh temeh. Semisalnya soal jam tangan Abu Bakar Al-Baghdadi.
Apa urgensinya sebuah jam tangan? Apakah media-media sudah menjadi tabloid gosip?
Sebaliknya, gerakan separatis OPM dan RMS-lah yang harus ditindak tegas. Gerakan separatis OPM baru saja memakan korban anggota polisi di puncak jaya.
Hari ini, belum ada mobilisasi atau usaha apapun untuk menindaklanjuti insiden ini.
Sebabnya apa, saya tidak tahu.
Apakah kita mengalami gegar otak?
Masih sibuk dengan pilpres?
Apakah nyawa korban yang kemarin tertembak itu sedemikian tak berharga? Seperti nyawa korban terinjak OpenHouse pak JK?
Kenapa kasus ini tidak di blow up media?
Mungkin juga masalah RMS dan OPM ini sengaja dibiarkan berlarut-larut karena adanya pesanan asing, hanya Tuhan yang tahu.
Yang pasti, RMS dan OPM tidak muncul baru-baru ini, tetapi sudah membunuh dan meneriakkan pemisahan sejak puluhan tahun. Bahkan, selain di dalam negeri, RMS dan OPM juga sudah memiliki cabang di luar negeri.
Mereka adalah pengkhianat-pengkhianat yang dulu makan-minum dan sekolah di negeri ini.
Apa yang terjadi hari ini, ISIS nun jauh diributkan, OPM dan RMS di depan hidung diabaikan. Ini tepat sekali seperti pepatah, Gajah di pelupuk mata tidak tampak, sedang semut di seberang lautan tampak jelas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H