Pengertian Model Pembelajaran Pencapaian Konsep
Pengertian model pembelajaran
   Istilah "model" secara umum dapat diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai panduan dalam meaksanakan berbagai kegiatan. Dalam konteks pendidikan, model pembelajaran didefinisikan sebagai kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Model ini berfungsi sebagai panduan bagi perancang pembelajaran dan pengajar dalam merencanakan serta melaksanakan aktivitas pembeajaran.
Pencapaian konsep
    Penjelasan tentang konsep secara ostensif berarti mendefinisikannya dengan menunjuk  pada entitas tertentu yang nyata, seperti benda fisik. Misalnya, konsep "pohon" bisa dijelaskan dengan menunjukkan pohon yang ada di sekitar kita. Namun, konsep sering  kali  adalah kategorisasi  abstrak yang didefinisikan  dalam hubungannya dengan konsep lain, seperti demokrasi,kebebasan, atau teman. Konsep-konsep ini lebih sulit dipelajari karena sifatnya yang abstrak dan kurang konkret. Konsep-konsep disusun secaraefesien, menunjukkan hubungan satu sama lain, dan struktur ini membentuk  taktsonomi yan  menggambarkan cara mengoordinasikan, mengaudit, dan mengasosiasikan  konsep-konsep bawahan satu sama lain.
Adapun pengertian model pembelajaran pencapaiaan konsep(concept learning) menurut beberapa ahli
Robert M.Gagne(1985): Gagne menyatakan bahwa model pembelajaran pencapaian konsep melibakan pembelajaran melalui pengenalan struktur konsep, katagori, dan proposisi yang mebentuk pengetahuan siswa. Pembelajaran ini melibatkan proses identifikasi atribut-atribut penting,klasifikasi,dan generalisasi.
David P. Ausubel (1968) : Ausubul berfokus pada pembelajaran konseptual yang berpusat pada pemahaman struktural dan integrasi konsep-konsep baru ke dalam struktur pengetahuan yang ada. Siswa menghubungkan konsep baru dengan konsep yang sudah ada dalam mebangun pemahaman yang kuat.
Richard E. Mayer ( 2004) : Mayer menekankan pentingnya pembelajaran yang aktif dan konstruktif dalam mencapai pemahaman konseptual yang mendalam. Model  pembelajaran melibatkan pemberian informasi yang terstruktur dan disajikan dalam format yang relevan, serta mendorong siswa untuk berpikir kritis dan membuat koneksi dengan pengetahuan yang sudah ada.
Tujuan penggunaan model pembelajaran pencapaian konsep
   Penerapan model pembelajaran konsep memiliki dua tujuan utama yang penting untuk dipahami dan diterapkan dengan benar:
Tujuan isi
   Menurut Eggen dan Kauchak (1998), model pencapaian konsep lebih efektif dalam memperdalam pemahaman siswa tentang suatu konsep dibandingkan dengan pembelajaran awal. Model ini sangat bermanfaat untuk membantu siswa memahami hubungan-hubungan antara konsep-konsep yang terkait erat dan bisa digunakan sebagai bahan review. Dengan kata lain, model ini akan lebih efektif jika siswa sudah memiliki pengalaman atau pengetahuan dasar tentang konsep yang akan dipelajari. Berarti model ini bukan ditunjukan untuk siswa yang benar-benar baru mengenal konsep tersebut.
Tujuan pengembangan berpikir kritis siswa
   Model pencapaian konsep juga memiliki tujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa, terutama daam konteks  pengujian hipotesis. Dalam proses pembelajaran sangat penting untuk menekankan pada analisis siswa terhadap hipotensi yang ada. Siswa perlu diajarkan untuk mengevaluasi hipotesis secara kritis dan memahami alasan di balik diterima, dimodifikasi, atau ditolaknya hipotesis tersebut.
Merencanakan pelajaran model pencapaian konsep
   Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merancang pelajaran menggunakan model pencapaian konsep adalah sebagai berikut:
Menetapkan materiÂ
Dalam menerapkan model pembelajaran, khususnya model pencapaian konsep, langkah pertama yang harus dilakukan guru adalah menetapkan materi yang akan diajarkan.
Pentingnya tujuan pembelajaran yang jelas
Tujuan penggunaan model pencapaian konsep sangat penting dan harus jelas. Tujuan utama dari mode ini adalah membantu siswa dalam mengembangkan konsep dan relasi-relasi antar konsep.Â
Memilih contoh dan non contoh
Pemilihan contoh dan non- contoh merupakan aspek penting dalam model pencapaian konsep. Guru harus dapat mengidentifikasi contoh-contoh yang paling tepat dan relevan untuk mengilustrasikan konsep yang diajarkan. Contoh yang disajikan harus mampu memperluas pemikiran siswa tentang konsep tersebut dan sebaiknya berkaitan dengan kehidupan sehari-hari siswa atau berada dalam jangkauan pemikirannya.Â
Mengurutkan contoh
Setelah memilih contoh dan non-contoh, guru juga perlu mengurutkan contoh-contoh tersebut dengan cara yang logis dan sistematis. Pengurutan ini bertujuan agar siswa dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis mereka dengan lebih baik.
penerapan model pembelajaran pencapaian konsep
   Penerapan model pencapaian konsep sangat berpengaruh pada bentuk aktivitas-aktivitas dalam pembelajaran tertentu. Jika tujuan pembelajaran adalah untuk memperoleh konsep baru, guru harus fokus pada pertanyaan atau pengoreksian terhadap sifat-sifat yang ada di setiap contoh yang diberikan. Dalam hal ini, guru perlu menyusun pertanyaan yang mendalam dan relevan yang membantu siswa mengidentifikasi dan memahai karakteristik utama dari konsep yang sedang dipelajarai. Guru juga perlu memberikan penjelasan yang  rinci dan berfokus pada setiap contoh, sehingga siswa dapat mengaitkan contoh tersebut dengan konsep yang dimaksud.
kelebihan dan kekurangan dari implementasi pebelajaran pencapaian konsep
Kelebihan
Pemahaman yang mendalam:Â
Model pembelajaran ini memungkinkan siswa untuk mencapai pemahaman yanglebih mendalam terhadap konsep-konsep yang mereka pelajari.
Pengembangan keterapilan berpikir kritis:Â
Salah satu keunggulan utama dari model pebelajaran ini adalah pengembangan keterampilan berpikir kritis. Siswa didorong untuk menganalisis informasi secara mendalam, mebuat generalisasi dari data yang ada, dan menghubungkan berbagai konsep yang telah mereka pelajari.Â
Relevansi dengan dunia nyata:
 Model pembelajaran pencapaian konsep membantu siswa mengaitkan konsep-konsep yang mereka pelajari dengan situasi dunia nyata.
Partisipasi aktif siswa:
 Model pembelajaran ini mendorong partisipasi aktif dari siswa dalam proses belajar. Siswa tidak hanya menjadi penerima aktif informasi,tetapi juga terlibat dalam eksplorasi dan penerapan konsep.
Kekurangan
Waktu yang dibutuhkan:Â
Model pembelajaran pencapaian konsep membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan metode pembelajaran tradisional yang berfokus pada menghafal.Â
Keterbatasan sumber daya:
 Implementasi model pembeajara ini sering kali memerlukan sumber daya tambahan yang mungkin tidak selalu tersedia di setiap institusi pendidikan.Â
Kesulitan dalam pengukuran:Â
 Mengukur pemahaman konseptual siswa secara objektif bisa menjadi tantangan besar.Â
Tantangan untuk siswa dengan latar belakang yang berbeda:Â
Model pembelajaran pencapaian konsep bisa menjadi lebih menantang bagi siswa dengan latar belakang atau tingkat pemahaman yang beragam.
langkah-langkah yang diperlukan dalam implementasi model pencapaian konsep di dalam kelas dan bagaimana cara mengoptimalkannya
Langkah-langkah umum yang digunakan dalam model pembelajaran pencapaian konsep:
Identifikasi konsep:Â
Guru menentukan konsep-konsep yang akan diajarkan dan dipahami oleh siswa. Konsep-konsep ini harus sesuai dengan tujuan pembelajaran dan kurikulum yang ada.
Eksporasi konsep:Â
 Siswa diberi kesempatan untuk menggali dan menjelajahi konsep-konsep tersebut melalui berbagai kegiatan seperti eksperimen, observasi, diskusi kelompok, atau peneitian.
Langkah-langkah implementasi model pencapaian konsep didalam kelasÂ
Merumuskan Tujuan Pembelajaran:
 Tentukan tujuan pembelajaran yang spesifik dan mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.Â
Penggunaan Data:
Pilih data yang relevan dan berguna untuk memfasilitasi pemahaman siswa terhadap konsep. Data ini menjadi dasar pengajaran konsep dalam kelas .
Cara mengoptimalkan
Meanfaatkan teknologi:Â
Gunakan teknologi pendidikan seperti aplikasi interaktif, vidio pembelajaran untuk meningkatkan keteribatan dan pemahaman siswa.
Deferensiasi pembelajaran:
 Sesuaikan metode pengajaran dengan kebutuhan dan gaya belajar siswa yang beragam. Berikan dukungan tambahan bagi siswa yang membutuhkan dan tantangan tambahan bagi siswa yang sudah memahami konsep dengan baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H