Mohon tunggu...
Salsa Rifda Erira
Salsa Rifda Erira Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa IPB University

Seorang remaja yang sangat senang menulis dan begitu candu mendengar lagu K-Pop

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Lato-lato, Mainan Jadul dengan Kehidupan Kedua

22 Januari 2023   14:51 Diperbarui: 22 Januari 2023   14:55 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lato-lato, mainan sederhana yang terdiri dari dua bola yang terikat tali, belakangan ini lagi viral banget di kalangan masyarakat Indonesia. Tidak hanya anak-anak di bawah usia 15 tahun yang memainkannya, bapak-bapak dan ibu-ibu yang sudah menggendong bayi pun tampak asik mengadukan lato-lato dikala senggang. 

Akan tetapi, lato-lato bukanlah mainan baru yang muncul di akhir tahun 2022. Mainan ini sempat eksis di tahun 90-an, lalu menghilang karena perubahan zaman yang canggih. Seperti mengalami reinkarnasi, lato-lato kembali hadir di tengah dunia modern dan menjadi warna baru bagi dunia anak-anak yang penuh dengan mainan digital. 

Mainan ini mulanya viral di Tiktok sebelum digandrungi oleh anak-anak, remaja atau pun orang dewasa. Seiring berjalannya waktu, lato-lato menjadi sebuah tren yang diikuti banyak orang. Lato-lato menjadi sangat populer dalam waktu singkat karena mudah dimainkan dan berukuran kecil, sehingga cukup praktis dibawa ke mana saja. 

Cara memainkan lato-lato cukup simple dan tidak perlu waktu lama untuk mempelajarinya, yaitu hanya dengan memasukkan dua atau tiga jari pada cincin di tengah tali lalu menggerakkan tangan naik-turun hingga bola-bola saling beradu satu sama lain. 

Anak-anak biasanya berkumpul lalu berlomba untuk mencari siapa yang dapat memainkan lato-lato paling lama. Selain untuk bertanding dengan teman-teman, terkadang lato-lato dimainkan jika pemiliknya merasa bosan. Terlebih ketika masa liburan sekolah tiba, anak-anak memiliki waktu luang lebih banyak sehingga sangat mudah merasa suntuk. 

Ghazio, seorang pelajar SD di Tembilahan,  mengaku sering bermain lato-lato sendirian di rumah ketika merasa bosan selama liburan dua minggu terakhir. Dengan bermain lato-lato, Ghazio merasa senang dan waktu terasa cepat berlalu. Dia juga menjelaskan walaupun cara memainkannya terkesan mudah, tapi butuh proses untuk dapat memainkannya dengan durasi yang lama. 

Lato-lato saat ini sangat mudah didapatkan dengan harga terjangkau. Ketika awal viral, Lato-lato memiliki harga sekitar 15 ribu rupiah. Namun, sekarang dapat didapatkan dengan harga 10 ribu rupiah di toko mainan terdekat. 

Ghazio juga mengatakan bahwa suatu saat dia ingin permainan stik es krim dapat kembali populer seperti lato-lato saat ini. 

Jadi, apakah pembaca sudah mendengar bunyi lato-lato hari ini? 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun