Apple, yang telah tersandung dalam upayanya untuk memasuki dunia social media baru-baru ini mengadakan perbincagan dengan twitter mengenai perencanaan investasi strategis antara kedua pihak.
Sementara jaringan sosial media makin menjadi aktivitas paling besar dalam dunia internet, kesuksesan Apple dalam ‘menjual’ jaringan sosial media yang dikembangkannya tidak berjalan mulus.
Apple telah mempertimbangkan untuk mengeluarkan investasi dengan kisaran ratusan juta dollar, salah satu di antaranya bisa jadi merupakan investasi di Twitter yang dapat divaluasi sekitar 10 miliar dolar Amerika.
Tidak ada jaminan bahwa kedua perusahaan akan mencapai kesepakatan, yang mana mereka memang tidak dalam tahap negosiasi sekarang ini. Namun pembicaraan awal di antara keduanya merupakan tanda bahwa mereka mungkin saja akan membentuk partnership yang kuat di tengah persaingan yang semakin ketat dari jaringan sejenis seperti Google dan Facebook.
Apple pada kenyataannya tidak memiliki banyak “teman” dalam dunia social media. Relasinya dengan facebook contohnya, menegang sejak kesepakatan untuk memasukkan fitur Facebook ke dalam Ping, jaringan social berorientasi music milik Apple, berantakan. Facebook di lain pihak telah sejalan dengan Microsoft, yang juga mempunyai saham atasnya. Sementara Google, pesaing Apple dalam pasar telepon seluler, juga telah membangun jaringan sosialnya sendiri yaitu Google Plus.
“Apple tidak harus mempunyai jaringan sosialnya sendiri, namun apakah Apple harus bersifat social, tentu.”, ujar Timothy D. Cook, chief executive dari Apple.
Twitter dan Apple sebenarnya telah melakukan kerjasama. Baru-baru ni Apple telah merancang dan memasukkan software Twitter dalam telepon seluler, tablet, dan komputernya. Sementara Twitter dari belakang layar juga telah mengalokasikan banyak sumber daya untuk menjaga relasinya dengan Apple.
Walaupun investasi pada Twitter bukan merupakan jumlah yang besar bagi Apple namun hal ini akan menjadi salah satu keputusan strategis yang amat penting bagi Mr. Cook. Hal ini juga terbilang tidak lazim bagi Apple karena biasanya Apple berinvestasi dengan membeli konsep atau perusahaan kecil dan kemudian menyerap dan mengembangkannya di dalam Apple itu sendiri.
Kesepakatan ini tentunya akan menambah pemahaman Apple mengenai jaringan social dan integrasi Twitter pun akan jauh lebih mudah dengan seluruh produk Apple.
Namun Twitter sama sekali tidak membutuhkan Apple dalam hal financing. Dick Costolo, chief executive twitter mengatakan bahwa mereka mempunyai bertruk-truk uang di bank dan akan semakin bertambah. Berkaitan dengan hal tersebut Twitter juga mempunyai rencana untuk melakukan penawaran terbuka pada sahamnya dalam beberapa waktu kedepan.
Apple dan twitter memang pasangan yang logis dan cukup ideal. Tidak seperti Facebook dan Google, Twitter tidak mempunyai rncana apapun untuk menyaingi Apple dalam dunia telepon seluler, gadget, dan semacamnya. Dan Apple juga sepertinya mulai menyadari bahwa jaringan social bukanlah area pf expertise nya.
Kendati demikian juru bicara untuk Apple dan Twitter mengatakan bahwa kedua perusahaan masih tidak mau memberi komentar mengenai rumor kerjasama tersebut.
Keterikatan yang semakin kuat antara Apple dan Twitter bisa dibilang tepat waktu. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dalam pasar telepon seluler, garis perang yang dulu terlihat jelas semakin menjadi bias seiring dengan perusahaan-perusahaan yang terus merambah area-area popular di luar pasarnya dan cenderung menimbulkan bentrokan dengan pihak yang menjadi partner atau sekutu mereka sebelumnya. Facebook, jaringan social terbesar, misalnya dikabarkan akan mengembangkan telepon selulernya sendiri atau software inti dari telepon seluler.
Area yang semakin tidak menentu ini merefleksikan peningkatan signifikasi atas penggunaan telepon seluler, seiring konsumen mulai meninggalkan desktop dan semakin beralih ke telepon seluler sebagai gadget utama mereka. Berambisi untuk memenangkan area perang utama ini para perusahaan teknologi besar semakin terburu-buru untuk memperoleh control utama atas pasar hardware dan software dalam mobile devices.
Keadaan demikian telah memaksa perusahaan untuk berpihak pada sekutu yang mereka percaya. Kebijakan Apple untuk bekerjasama dengan Twitter pun dilansir sebagai tindakan alternatif atas gagalnya kerjasama Apple dengan Facebook. Ketidaksepakatan serta kegagalan penanaman software jaringan social buatan Facebook, Ping, dalam Apple merupakan penyebab utama gagalnya kerjasama ini. Ping pada akhirnya tidak pernah terdengar gaungnnya di masyarakat banyak.
Para analis mulai mencemaskan bahwa Apple mungkin akan tertinggal dalam pasar software telepon seluler karena meningkatnya persaingan dan sedikitnya fitur social yang ada. Padahal Apple endiri telah menunjukkan bahwa software dan content dapat menentukan berhsil atau tidaknya penjualan hardware mereka.
Seorang analis dari IDC mengatakan bahwa content merupakan kunci sukses dari iPhone. Ia menggarisbawahi kesetiaan konsumen pada iTunes library contohnya telah membantu mengangkat penjualan awal pada iPhone. Ia pun menambahkan kedepannya hubungan social akan semakin mendikte bagaimana konsumen akan menghabiskan uangnya dan menjalani gaya hidupnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H