Mohon tunggu...
Erni Lubis
Erni Lubis Mohon Tunggu... Guru - Pengajar dan pembelar

Mencoba menulis

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Langit Biru", Film Natal Edukasi Mengenai Remaja

24 Desember 2020   00:00 Diperbarui: 24 Desember 2020   00:04 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berbicara mengenai remaja, maka sebagai orang dewasa kita akan mengenang kembali masa-masa remaja dulu. Masa remaja biasanya dilingkupi dengan cerita-cerita tentang menyukai lawan jenis, ingin memiliki pacar, ingin terlihat menonjol dalam pergaulan, perlahan mulai membuka diri dengan teman-teman namun tertutup dengan keluarga, keinginan untuk ingin seperti orang lain, ingin diakui keberadaannya, dan segala hal yang melingkupi masa-masa remaja.

Namun ketika kita telah menjadi orang dewasa, kita belum tentu mampu memahami jalan pikiran anak remaja. Mungkin orang dewasa ketika melihat dua anak remaja yang tengah boncengan akan beranggapan hal semacam itu tak elok. Atau ketika mengetahui kenakalan anak remaja seperti merokok, membully teman, dan lain-lain kita langsung akan mengatakan itu tidak baik dan tidak boleh dicontoh.

Padahal bisa jadi mereka adalah gambaran keinginan-keinginan kita dulu. Keinginan ingin memiliki pasangan, keinginan untuk dipandang keren, keinginan untuk menonjol di antara teman-temannya, dan lain-lain.

***

Film natal "Langit Biru" mengangkat issue tentang bullying dengan hastag "kawan bukan lawan". Film ini bergenre drama musikal sehingga issue bullying yang diangkat disampaikan dengan tidak kaku, tetapi dengan suasana menghibur dan gembira. Issue bullying disampaikan dengan lagu-lagu sehingga penonton tidak merasa digurui. Contohnya saat guru memarahi siswa-siswanya yang berantem, ini tidak dengan cara membentak, tetapi dengan nada lagu. Maka, sesuai untuk ditonton oleh kalangan berbagai usia.

Anak dapat belajar tentang arti pertemanan yang mendamaikan. Serta belajar tentang menyukai lawan jenis tanpa berlebihan, bertujuan bukan untuk pacaran tapi untuk mempererat tali persahabatan. Sedang orangtua dapat belajar mengenai penanganan anak ketika telah tumbuh remaja. Seperti apa yang harus dilakukan ayah yang single parents ketika tahu anak perempuannya menstruasi, apa yang harus dilakukan seorang ibu single parents ketika tahu anak laki-lakinya ternyata melakukan tindak bullying di sekolah.

Film ini telah dirilis pada 17 November 2011. Meskipun sudah 9 tahun yang lalu, namun masih relevan dengan issue bullying dan problematika lain tentang dunia seputar remaja saat ini. Sosok yang menjadi tokoh utama dalam film ini adalah Biru diperankan oleh Ratnakanya Annisa Pinandita, Bruno diperankan oleh Cody Mcclendon, Tomtim diperankan oleh Jeje Soekarno, Manda diperankan oleh Beby Natalie, dan Jason diperankan oleh Patton Otlivio. Berikut sinopsis film  "Langit Biru".

Biru membalas Bruno yang bertindak nakal kepada Tomtim. Sumber: IdFilmCenter.
Biru membalas Bruno yang bertindak nakal kepada Tomtim. Sumber: IdFilmCenter.
Biru adalah seorang gadis tomboy, selalu terlihat ceria, dan aktif. Ia selalu membela teman-temannya ketika dibully oleh Bruno. Meskipun tomboy, namun Biru kesepian. Di rumah ia hanya bersama dengan pembantunya, sedangkan ayahnya bekerja sebagai pilot dan selalu pulang larut malam. Meskipun ayahnya peduli dengan Biru, namun Biru tetap merindukan sosok seorang ibu.

Kenangan tentang ibunya yang seorang penari, terukir manis di memorinya. Begitupula segala nasehat dan saat-saat bersama ibunya dulu. Melalui memori-memori itulah Biru tumbuh menjadi pribadi yang berusaha membela teman-temannya yang mengalami bullying.

Bruno mengacam Biru. Sumber: Tabloidbintang.com.
Bruno mengacam Biru. Sumber: Tabloidbintang.com.
Bruno digambarkan sebagai tokoh penting dalam cerita ini. Hampir 80% film ini mengulik tentang sosok Bruno. Sebagai bahan tugas project IT, Biru, Tomtim, dan Manda mencari tahu latar belakang kehidupan Bruno. Dari sinilah mereka mengetahui bahwa meskipun di sekolah Bruno adalah pembully, namun di luar sekolah Bruno anak yang baik. Ia membantu ibunya mencari uang, dan menjaga adiknya yang mengalami down syndrome. Membully teman-temannya di sekolah adalah pelampiasan Bruno karena takut dihina teman-temannya akibat tidak memiliki ayah. Maka tanpa sepengetahuan ibunya, Bruno menutupi kelemahannya dengan membully teman-temannya agar dipandang laki-laki yang macho dan cool.

Tomtim bersama kawan-kawan dan guru renangnya sedang melakukan pemanasan sebelum berenang. Sumber: fanifanisaaulia.blogspot.com
Tomtim bersama kawan-kawan dan guru renangnya sedang melakukan pemanasan sebelum berenang. Sumber: fanifanisaaulia.blogspot.com
Tomtim, teman Biru dan Manda yang memiliki kelemahan baik secara fisik, mental, maupun intelektual. Sebab itulah ia sering menjadi sasaran bully oleh Bruno dan teman-temannya.

Manda dan Jason tengah digoda ibu kantin. Sumber: kapanlagi.com
Manda dan Jason tengah digoda ibu kantin. Sumber: kapanlagi.com
Film ini lebih seru dengan dibumbui adegan kisah asmara Jason dan Manda. Seperti anak yang baru beranjak remaja, mereka sama-sama saling menyukai secara diam-diam, namun perasaan suka itu tidak diarahkan untuk pacaran, tetapi persahabatan.

Film ini diakhiri dengan setting acara natal dimana Biru kembali menari disaksikan banyak orang, lalu Bruno mendekatinya dan mengatakan bahwa Biru berbeda, tampak lembut dan cantik. Perasaan suka yang diungkapkan melalui pujian tersebut menggambarkan bahwa Bruno yang tadinya seorang pembully juga memiliki perasaan melankolis terhadap lawan jenisnya. Teman-temannya pun lalu memberikan cuitan kepada mereka.

***

Film ini sangat recomended untuk ditonton pada liburan natal, disamping sebagai hiburan saat libur, juga mengajak kita untuk belajar memahami remaja. Seorang remaja melakukan kenakalan tentulah ada sebabnya. Dan semoga waktulah yang akan mengobati, membantu mereka menjadi pribadi yang dewasa dengan meninggalkan kenakalannya saat remaja. 

Sebagaimana dikisahkan oleh seorang guru, dimana siswanya saat SMP adalah anak yang paling nakal di kelasnya. Siswa tersebut tidak mau mengerjakan tugas dari gurunya dan tidak mematuhi nasehat gurunya. Namun ketika sudah dewasa, siswa tersebut bekerja di SPBU, ketika mengetahui yang mengisi bensin adalah gurunya, maka siswa tersebut langsung mengucapkan salam dan mencium tangan gurunya. Waktu yang telah membuktikan bahwa setiap anak yang diklaim nakal, mampu untuk berubah.


Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun