Mohon tunggu...
Erni Lubis
Erni Lubis Mohon Tunggu... Guru - Pengajar dan pembelar

Mencoba menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Bagaimana Menangani Masa Pubertas pada Anak Autisme?

29 Agustus 2020   22:27 Diperbarui: 30 Agustus 2020   08:41 1561
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dosennya mengatakan bahwa anak tersebut sering menempelkan kemaluannya kepada temannya. Ia juga sering bermimpi basah tentang cowok ganteng, sehingga dosennya berasumsi anak tersebut memiliki penyimpangan seksual.

Kisah lain diceritakan oleh Ibu Munifah Suswanto selaku guru. Ia mengajar di sekolah umum, di mana di sana terdapat anak ASD.

Anak tersebut sering menghadap tembok dan memegang kemaluan. Banyak berkas sperma di celana dalam yang dipakainya dan cukup sering.

Untuk mengatasi problem-problem semacam itu, Ibu Siwi menyarankan agar anak tersebut terus diberi kesibukan, karena jika anak tidak diberi kesibukan atau banyak waktunya yang kosong, anak akan terus melakukan hal-hal yang memuaskan libidonya. Di rumah, lingkungannya juga harus bersih dari hal-hal yang berbau seksual sehingga pikirannya tidak terpancing ke libido.

Gambar, patung, tontonan, dan juga pemisahan kamar dengan orangtua merupakan hal wajib untuk dibereskan. Juga orangtua harus menyelidiki apa pemicu libidonya.

Ada ASD yang melihat mainan bebek karet langsung terangsang dan beronani saat itu juga. Kalau kita tahu apa pemicu libidonya, kita akan bisa mencegah perilaku seksualnya di tempat umum.

Selain itu juga harus diperhatikan dietnya. Stop mengkonsumsi daging merah, karena daging merah dapat meningkatkan libido. Dan lakukan olahraga rutin yang membuat dia berkeringat dan capek secara fisik.

Jika anak tersebut memiliki pendamping, maka tugas pendamping adalah mengisi waktu kosong anak tersebut dengan kesibukan tertentu sebagai pengalih pikiran seksualnya.

Ibu Siwi juga menyarankan agar anak autis jangan diijinkan melakukan masturbasi. Karena sekali dia merasakan nikmatnya masturbasi, dia ingin mengulangi kenikmatan itu. Ini bisa berpotensi mengalihkan pikirannya dari tugas-tugas utama dan perannya sebagai remaja. Membuatnya tidak konsentrasi.

Terdapat empat tahap yang harus dilakukan untuk mengajarkan tentang pendidikan seksualitas kepada anak ASD. Pertama, orangtua memulai pembiasaan menjaga area private anak.

Kasus yang kerapkali muncul adalah banyak kejadian dimana anak autis karena mengalami gangguan sensori, mereka dibiarkan telanjang kemana-mana tanpa menggunakan baju, atau dibiarkan hanya menggunakan diapers kemana-mana supaya orangtua tidak repot, atau hanya memakai celana saja dengan anggapan dia masih kecil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun