Mohon tunggu...
Erni Lubis
Erni Lubis Mohon Tunggu... Guru - Pengajar dan pembelar

Mencoba menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Menyoal Pola Pikir Masyarakat yang Ingin Dianggap Miskin

8 Maret 2020   21:16 Diperbarui: 9 Maret 2020   11:00 1091
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Warga beraktivitas di permukiman kumuh kampung nelayan Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara, Sabtu (20/1/2018). (KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG)

Pada akhirnya saya pun menyadari sekolah tidak membantu merubah pola berpikir anak-anak mereka untuk memberi edukasi kepada orangtua. Seperti misal tidak berhutang lagi, atau tidak berhubungan dengan rentenir, atau mencoba menabung untuk membangun usaha, dan edukasi-edukasi lainnya.

Semakin banyak uang yang dihasilkan anak di tanah rantau, maka mereka akan semakin sering berhutang dengan alasan dibayar nanti kalau di kasih uang anak, semakin terlibat dengan rentenir sampai akhirnya hutang menumpuk dan mau tidak mau harus menjual tanah, dan tidak ada inisiatif untuk merubah cara berpikir.

Bagi warga desa saya menyekolahkan anak selain karena budaya masyarakat juga dengan harapan anak bisa bekerja. Nyatanya untuk mendapatkan uang kita bisa tanpa repot-repot bersekolah. Bahkan yang bersekolah pun ada yang sempat nganggur. 

Nyatanya, meski anak-anak di desa saya bersekolah tapi pola berpikir mereka tidak berbeda dengan orangtua mereka yang dulu tidak bersekolah.

Bagi mereka uang adalah segala-galanya, maka banyak kasus yang terjadi seperti kekerasan rumah tangga antara suami dan istri karena perekonomian, percekcokan anak dengan orangtua karena perekonomian, bahkan sesama saudara tidak saling peduli karena berebut warisan orangtua.

Maka menurut saya, untuk mengatasi kemiskinan, pola berpikir masyarakatlah yang harus diubah. Perlu ada edukasi kepada warga tentang pentingnya menabung, pentingnya berhemat, pentingnya membayar hutang, pentingnya tidak berhubungan dengan rentenir, dan pentingnya untuk memberi pemahaman mengapa mereka menyekolahkan anak.

Jika ingin memberantas kemiskinan, maka menurut saya adalah melalui edukasi moral masyarakat. Karena nyatanya masyarakat suka dimiskinkan, suka diberi alih-alih memberi, suka berhutang daripada membayar hutang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun