Mohon tunggu...
Erni Lubis
Erni Lubis Mohon Tunggu... Guru - Pengajar dan pembelar

Mencoba menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Orangtua, Belajarlah Pendidikan Seks demi Anak Anda

24 Februari 2020   22:46 Diperbarui: 24 Februari 2020   22:42 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Jerry, Selamat kau akan jadi ayah." Kata teman Jerry.

"Maksudnya?" Jerry dan Xiaoxi yang masih kelas 4 SD itu tidak paham dengan maksud temannya.

"Kau nonton sinetron kemarin di tv? Laki-laki itu mencium perempuan itu, memegang tangannya, dan tidur bersama, lalu mereka hamil. Kau ingat apa yang kau lakukan dengan Xiaoxi?" kata temannya.

Jerry mengingat sinetron yang ia tonton kemarin, dan mengingat kembali saat ia latihan drama beberapa hari yang lalu.

Jerry dan Xiaoxi. Sumber: nurulwulans27.wordpress.com
Jerry dan Xiaoxi. Sumber: nurulwulans27.wordpress.com
Jerry dan Xiaoxi dipasangkan sebagai pemeran utama dalam drama yang akan mereka pentaskan di sekolah nanti. Ketika mereka sedang berlatih berdialog, salah satu teman mendorong Jerry, sehingga tidak sengaja ia mencium Xiaoxi.

Selesai latihan, Jerry dan Xiaoxi yang terlalu lelah berlatih, tertidur. Teman-temannya yang melihat mereka tertidur kemudian mengerjai mereka dengan mendekatkan tubuh Jerry dan Xiaoxi sehingga mereka tidur bersama dengan tangan Jerry menggandeng tangan Xiaoxi. Bangun dari tidur, mereka berdua kaget.

Teringat ucapan temannya tadi bahwa Xiaoxi hamil dan Jerry akan jadi ayah, sesampai di rumah Jerry bertanya kepada neneknya, "nenek, bayi berasal dari mana?" "Sup Laksa." Jawab nenek sambil lalu.

Jerry bingung dengan jawaban nenek, lalu bertanya kepada pembantunya, "Yati, bayi berasal darimana?", "Pembuangan sampah." Kata pembantunya. " Pembuangan sampah?" Jerry semakin bingung. "Jerry, kau akan mengetahuinya secara alami, tanpa harus mempelajarinya nanti." Kata pembantunya.

Jerry yang sangat ingin tahu dan bingung dengan jawaban nenek dan pembantunya, lalu mengintip kakaknya yang sedang menonton film porno dengan teman-temannya.

"Kenapa paman itu mendorong bibi?" Tanya Jerry. Kakaknya yang kaget melihat Jerry mengintip lalu mendorong Jerry keluar dan mengunci pintu kamar.

"Aku hanya ingin tahu bayi darimana asalnya!" Teriak Jerry.

Di sekolah, Jerry menemui Bu Leow, gurunya yang sedang hamil. "Bu Leow, bayi berasal darimana?" Tanya Jerry.

Bu Leow yang kaget dengan pertanyaan Jerry menjawab, "Itu karena 'cacing' ayah bertemu dengan telur ibu, dan menjadi bayi. Lalu bayi itu tumbuh di perut ibu."

"Siapa yang menaruh cacing di tubuh ayah? Bagaimana bisa cacing masuk ke tubuh ayah?" tanya Jerry lagi.

"Jerry, kau akan mempelajarinya suatu saat nanti." Kata Bu Leow.

Di perjalanan pulang, Jerry melihat seorang bapak yang berperut buncit. "Apakah perutmu juga hasil cacing dan telur?" tanya Jerry.

Bapak itu menjawab, "O.. bukan hanya itu, nak. Ini termasuk daging babi, mie goreng, kue, cokelat, es krim, dan banyak makanan dan minumam. Setiap hari."Jerry semakin bingung.

Jerry yang sedang menunggu bus di halte, mendengar percakapan dua orang ibu. "Maaf aku tidak menawarimu. Wanita hamil tidak boleh makan nanas, nanti kau bisa keguguran." Kata salah satu ibu itu.

Jerry langsung berlari kembali ke sekolah dan menemui Xiaoxi. Mereka membeli banyak nanas, Jerry pun memaksa Xiaoxi memakan semua nanas itu.

"Jerry, apa kau yakin ini akan berhasil?" tanya Xiaoxi, perutnya sudah mual dan menangis menahan sakit. "Tentu, ibu tadi mengatakan demikian. Kau tidak akan melahirkan bayi jika makan nanas."

Lalu tiba-tiba Xiaoxi pingsan. Jerry segera memanggil Bu Guru dan membawanya ke rumah sakit. 

Orang tua Jerry yang sibuk bekerja pun dipanggil ke rumah sakit. Jerry menjelaskan semuanya. Dokter pun mengatakan bahwa Xiaoxi tidak hamil. Orang tua Jerry menghukumnya dan memarahinya karena menghabiskan uang tabungannya untuk membeli nanas dan mereka harus menanggung biaya rumah sakit itu. Mereka tidak peduli dengan kekhawatiran Jerry tentang bayi itu. Mereka tidak menjelaskan apapun pada Jerry. Hanya marah dan menghukumnya.

***

Itulah salah satu konflik di film "I Not Stupid 2". Film Chinese ini mengajarkan kepada orang tua salah satunya tentang pentingnya pendidikan seks untuk anak sejak dini.

11 tahun yang lalu, ketika saya kelas 9 SMP, sekolah saya masuk berita di koran. Bahkan menjelang detik-detik ujian nasional, ada wartawan yang ke sekolah. Dua temanku, Re (perempuan) dan Ko (laki-laki) dikabarkan melakukan hubungan intim di rumah kosong. Aksi tersebut di video oleh Ko. Malang, hp yang digunakan untuk memvideo itu jatuh dan ditemukan orang. Lalu disebarkan di internet. Demikianlah kabar yang beredar.

Itu hanya salah satu dari beberapa kasus. Jika menengok catatan guru BK hampir setiap hari ada anak yang dipanggil guru BK, bahkan beberapa ada yang orang tuanya juga ikut dipanggil karena pacaran melewati batas.

Kasus lain terjadi pada tetangga saya, sebut saja namanya Wa (kelas 2 SMP). Dia dikeluarkan dari sekolah karena hamil. Pacarnya yang baru lulus SMP dan tidak melanjutkan sekolah itu akhirnya mau bertanggung jawab. Tapi ternyata Wa tidak disukai mertuanya, demikian juga pacarnya, tidak disukai orang tuanya Wa. Belum genap 1 tahun, mereka bercerai.

Sekarang Wa hamil lagi dengan pacarnya yang baru. Kasus semacam ini pun kerap diberitakan di media, bahkan lebih mengerikan lagi, hubungan sedarah.

Selain anak yang dihakimi masyarakat, orang tua pun dianggap tidak bisa mendidik anaknya. Tapi masyarakat pun tidak memberi solusi untuk mengatasi masalah ini. Mereka hanya sibuk menggunjingkan dan menjelek-jelekkan. Bahkan tetangga saya mengatakan, "alhamdulillah sebentar lagi punya cucu."

Sekarang ini kejadian anak hamil di luar nikah merupakan hal yang biasa. Tapi pendidikan seks tetap dianggap tabu dan tidak layak dibicarakan.

Orang tua perlu diberi edukasi bahwa pendidikan seks itu penting dan bukan hal yang tabu untuk dibicarakan. Saat ini anak mudah mengakses konten apapun di media sosial. Namun beberapa orang tua membiarkan saja, bahkan ada orang tua yang tidak melek teknologi.

Sinetron pun saat ini banyak menayangkan tentang pacaran, ciuman, pelukan, nikah muda, bullying, dan lain-lain. Dan anak muda pun menikmati sinetron tersebut, menginginkan, bahkan meniru.

Orang tua seharusnya lebih ekstra memberi edukasi kepada anak. Menurut saya ada tiga hal yang harus dipahami orang tua tentang mendidik anak.

1. Orang tua jangan mendidik anak seperti generasi mereka dahulu

Orang tua harus menyadari bahwa mereka tidak bisa mendidik anaknya seperti generasi zaman mereka. Anak-anak saat ini tumbuh dalam perkembangan teknologi. Siapa yang tidak mengikuti perkembangan teknologi maka mereka akan tertinggal.

Didiklah anak sesuai dengan zamannya, bukan sesuai dengan zaman anda.

Maka kenalkan teknologi dengan memberi bimbingan untuk memilih konten-konten yang mengedukasi. Berikan pemahaman kepada anak mengapa kita harus mampu memfilter konten yang bermanfaat. Berikan pemahaman tentang dampak  konten-konten yang tidak bermanfaat.

2. Orang tua jangan menganggap pendidikan seks tabu

Pola berfikir tentang seks tumbuh bukan ketika anak memasuki masa remaja. Sigmund Freud (1856-1939) terkenal melalui teorinya tahap psikoseksual (psychosexual stages).  Ia berpendapat bahwa anak yang lahir hingga berusia 1,5 tahun sudah mengenal kesenangan yang dipusatkan di mulutnya (tahap oral). Usia 1,5 tahun hingga 3 tahun kesenangannya dipusatkan di daerah anus (tahap anal). Usia 3 tahun-6 tahun kesenangannya dipusatkan di daerah genital (tahap falik). Usia 6 tahun hingga pubertas anak lebih fokus mengembangkan keterampilan sosial dan intelektualnya (tahap laten). Masa pubertas dan seterusnya, sumber kepuasaan seksualnya adalah seseorang di luar keluarganya (tahap genital). Maka pendidikan seks harus ditanamkan kepada anak sejak dini.

3. Bantulah anak untuk dapat bergaul dengan cara yang benar

Proses pembentukan anak untuk mampu beradaptasi dimanapun ia berada, tidak hanya dilakukan di sekolah, tetapi yang utama adalah bantuan dari orang tua. Ketika anak masih dini, bantu dia untuk bersosialisasi dan terbuka dengan orang lain. Ketika ia mulai sekolah, pahamkan tentang kasih sayang dan saling membantu kepada teman-temannya. Usahakan ia selalu terbuka dan nyaman dengan orang tua dengan cara kita menjadi teman dan sahabat anak kita.

Ketika ia mulai menyukai seseorang, katakan bahwa itu adalah hal yang wajar, jatuh cinta dan patah hati adalah wajar.

Menyukai seseorang, jatuh cinta, dan patah hati adalah proses belajar tentang perasaan dan pendewasaan.

Pahamkan bahwa saat sekolah waktunya untuk menjalin relasi, mengembangkan potensi, belajar banyak hal, dan fokus pada masa depan. Pahamkan bahwa akan ada waktunya sendiri kapan kita akan memilih pasangan, menikah, hamil, memiliki anak, dan memikirkan masa depan anak. Pahamkan bahwa hidup akan berjalan dengan waktunya masing-masing.

Akhir kata, menjadi orang tua itu seumur hidup, maka seumur hidup itu pula kita harus belajar menjadi orang tua. Orang tua terbaik adalah orang tua yang bisa membuat anak nyaman untuk mengkomunikasikan apapun kepadanya. Karena jika anak tidak nyaman dengan orang tua, maka pacar dan teman dekatlah yang akan menjadi pelarian, sedangkan orang tua hanya dianggap bukan siapa-siapa.

Sumber bacaan: John W. Santrock judul "Life-Span Development Perkembangan Masa-Hidup Edisi ketigabelas Jilid 1"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun