Mohon tunggu...
Erni Lubis
Erni Lubis Mohon Tunggu... Guru - Pengajar dan pembelar

Mencoba menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

S2 Jualan Tahu Viral, Masalahnya di Mana?

28 Januari 2020   23:27 Diperbarui: 28 Januari 2020   23:27 1019
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://cdn2.tstatic.net/

Hari ini saya pun dikejutkan dengan respon netizen, tadinya saya hanya melihat melalui postingan instagram dari Alexander Thian. Begini postingannya,

Alexander Thian memberi caption cukup panjang. Begini cuplikan captionnya,
Alexander Thian memberi caption cukup panjang. Begini cuplikan captionnya,
Salah gak cewek cakepnya? Sama sekali nggak. Being beautiful is not a sin. Terus siapa yang salah? Ya gak ada. Manusia memang makhluk visual, dan kerap kali, punya standar ganda. That's just the way it is. Contohnya ya kasus ini. Cakep, S2, jualan tahu, masuk media, viral, dielu-elukan, dibilang keren, jualannya laku, dll dll. 

Bayangkan kalau yang jualan sama-sama S2, tapi tampangnya biasa cenderung di bawah standar masyarakat. Apakah bakalan "viral"? Apakah sentimennya akan positif? Bisa jadi yang dibahas adalah, "capek-capek sekolah tinggi-tinggi jualan tahu goreng DOANG? Yang ada lo tambah jelek, Nengggg!" Atau "percuma S2 tapi jualan tahu. Well... cocok sih sama komuk..." you know, komen semacam itu. Sakit? Pasti. Adil? Ya enggak. Kenyataan? Ya memang.

https://cdn2.tstatic.net/
https://cdn2.tstatic.net/
Hari ini, 28 Januari 2020 saya melihat "Ini Talkshow" di net tv. Salah satu bintang tamunya adalah cewek cantik penjual tahu itu. Namanya adalah Amanda Nurani. 

Dikutip dari merdeka.com, ia mulai viral pada 21 Januari 2020 melalui akun twitter @shitlicious yang mengunggah potretnya saat sedang berjualan tahu di pertigaan Fatmawati-Abdul Majid, Jakarta Selatan. Berdasarkan wawancaranya dengan Sule di net tv, ia lulusan S2 jurusan manajemen bisnis. Melalui berjualan tahu inilah ia mengaplikasikan ilmunya. 

Ia mengaku baru dua minggu berjualan, dan dalam sehari bisa 4ribu lebih tahu yang terjual. Selama berbisnis ada tantangan yang harus ia hadapi, salah satunya dari orang-orang sekitar. 

Seperti awalnya ia ditentang orang tuanya "masa' lulusan S2 jualan tahu, biar karyawannya saja." Tetapi ia tetap bersikukuh terjun kelapangan untuk ikut berjualan. 

Setelah ia mulai berjualan, banyak nyinyiran dari netizen seperti ia menjual tampang. Ia pun tidak terlalu memperdulikan nyinyiran-nyinyiran itu. Ia pun malah mengajak generasi muda untuk tidak gengsi memulai berbisnis seperti dirinya, yang mana jualan tahunya ia beri nama "Tahu.Go".

Bagi saya pribadi tidak ada yang salah dan tidak ada masalah juga ketika seseorang memilih membuka usaha berdagang meski lulusan sarjana ataupun magister, atau bekerja tidak sesuai dengan jurusan waktu kuliahnya, atau menjadi seorang karyawan meskipun kuliah dengan beragam jurusan. Semua manusia memiliki pilihan jalan hidup masing-masing yang sebenarnya itu adalah hal privasi dia. Sehingga orang lain pun tidak memiliki hak untuk ikut campur.

Tetapi yang terjadi adalah kerap sekali disekitar kita mempermasalahkan, atau bahkan sebenarnya mereka hanya nyinyir tentang pilihan jalan hidup kita. Saya sendiripun kerap mengalami situasi semacam itu.

Pada akhirnya kita pun akan menyadari bahwa kesuksesan seseorang di bidang karir tidak terletak pada nyinyiran orang lain. Malah sebaiknya jika kita ingin sukses, lebih baik kita tidak memikirkan orang-orang yang hanya bisa mengomentari pilihan hidup kita tanpa memberi solusi yang jelas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun