Jika kita berbicara mengenai Generasi Z itu artinya kita berbicara tentang peserta didik yang saat ini sedang menjajaki dunia pendidikan dari sekolah dasar, menengah, hingga perguruan tinggi. Mereka adalah generasi yang lahir di tahun 1995 hingga 2010.Â
Dikutip dari Wikipedia, generasi Z adalah generasi yang gandrung akan teknologi informasi, dari komputer hingga handphone.Â
Mereka adalah generasi yang hidup di media sosial. Berinteraksi dengan media sosial, dan mengetahui berbagai informasi termasuk pengetahuan melalui media sosial, dari Facebook, Twitter, Line, Whatsapp, Telegram, Instagram, hingga Youtube.Â
Melalui media ini mereka merasa lebih bebas berekspresi, lebih terbuka, dan sedang mencari jati diri.
Generasi Z bukan generasi yang menyukai sesuatu yang bertele-tele. Bukan juga generasi yang mudah menurut atau membenarkan apa yang dikatakan orang lain, termasuk guru dan orang tuanya.Â
Mereka generasi yang memiliki daya imajinasi dan kreativitas sendiri, yang terkadang tidak dipahami oleh generasi sebelum mereka.Â
Mereka bisa bertahan duduk melihat Youtube, tetapi tidak bisa jika harus duduk berjam-jam mendengarkan guru ceramah.Â
Mungkin Youtube sudah beralih peran menjadi guru mereka, melalui Youtube mereka bisa menertawakan hal-hal yang dianggap lucu dan cepat sekali menemukan sesuatu yang mereka sukai untuk diketahui.
Menghadapi hal ini maka penting bagi pendidik untuk terus berbenah, terus belajar, mengikuti perkembangan zaman, dan melek teknologi.Â
Guru yang tidak siap dengan perubahan ini maka akan tertinggal dengan peserta didiknya. Bahkan bisa jadi peserta didik jauh lebih pandai daripada gurunya.
Brydon Lamb mengkaji bahwa manusia belajar 83% melalui penglihatan, 11% melalui pendengaran, 3,5% melalui penciuman, 1,5 melalui perabaan, dan 1% melalui pengecapan. Sumber.