Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini (NKCTHI) adalah sebuah film drama keluarga yang diadaptasi dari sebuah novel berjudul sama karya Marcella FP. Sebelum di filmkan, bahkan sebelum bukunya dipasarkan, NKCTHI sudah berhasil menarik minat pembaca. Tentang hal ini baca tulisan kompasianer Oktavia Wijaya dengan judul Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini.
Film NKCTHI dibintangi oleh Rachel Amanda sebagai Awan (anak bungsu), Rio Dewanto sebagai Angkasa (anak sulung), Sheila Dara Anisa sebagai Aurora (anak tengah), Ardhito Pramono sebagai Kale, Aglia Artalidia sebagai Lika, Donny Damara sebagai Ayah, dan Susan Bachtiar sebagai Ibu.
Bagaimana lika-liku cerita, latar cerita, dan lagu-lagu yang mewarnainya bisa dibaca tulisan menarik dari kompasianer Yonathan Cristanto dengan judul "Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini", Surat Cinta untuk Keluarga yang Terasa Hangat dan Personal, juga tulisan Andri Mastiyanto yang berjudul 4 Sisi "Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini" yang Bikin Banjir Air Mata.
Dalam tulisan ini saya lebih tertarik membahas tentang sosok ayah.
Ayah Mengapa Kau Selalu Ingin Menang?
![instagram/@filmnkcthi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/01/09/filmnkcthi-b59cgkjasct-5e160ecbd541df16616c1842.jpg?t=o&v=770)
Dari banyak keputusan baik yang pernah aku buat, cuma dua yang terbaik. Menikahi kamu, dan jadi ayah buat anak-anak.
![instagram/@filmnkcthi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/01/09/filmnkcthi-b6dkkl4apdp-5e161a61097f364e61619d92.jpg?t=o&v=770)
Begitu juga ketika Awan bergaul dengan Kale (teman Angkasa) yang menurut ayahnya menyebabkan Awan berubah, ayah pun menyalahkan Angkasa. "Mengapa kamu tidak menjaga adikmu?" Sehingga Angkasa selama 21 tahun merasa tidak punya kebebasan untuk menjalani kehidupannya sendiri.
Tuntutan ayah kepada Angkasa untuk selalu menjaga adik-adiknya ini berdampak pada hubungannya dengan Lika, pacarnya. Lika menganggap Angkasa tidak bisa jauh dari bayang-bayang ayahnya. Lalu bagaimana mereka bisa menempuh ke jenjang yang lebih serius jika selama 4 tahun ini tidak ada perubahan pada diri Angkasa untuk menentukan pilihannya sendiri?
Bahkan disaat Angkasa sedang meeting pun ayah sibuk sekali menanyakan Awan kepada Angkasa, "kemana Awan pergi? Kenapa sudah malam belum pulang juga?" Sampai akhirnya Angkasa ditegur oleh bossnya di kantor karena lebih mengutamakan masalah pribadi (keluarga) dibanding urusan kerjaan.
Yang bisa nolong aku ya aku sendiri, bukan orang lain.
![hipwee.com](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/01/09/hipwee-mv5bndfmyjjjmjutngi1ni00mgq2lwi2zwmtm2fhmdnjmzg0ztc2xkeyxkfqcgdeqxvynzeznju1ndgat-v1-750x422-5e161345097f364204318af2.jpg?t=o&v=770)
Ia merasa selama ini ayahnya tidak memberi dukungan penuh kepadanya, sehingga ketika acara pamerannya yang pertama, ia mengatakan "terimakasih, ayah sudah menyempatkan untuk datang." Tapi sayangnya di acara tersebut ayahnya malah memarahi Awan yang datang terlambat ke pameran Aurora karena pergi dengan Kale. Aurora menganggap ayahnya telah merusak pagelaran pamerannya, dan menyuruh keluarganya pulang karena berhasil menarik perhatian orang-orang yang menghadiri pamerannya.
Setelah acara itu, ayah mengumpulkan mereka di ruang keluarga. Maka, rahasia besar keluarga pun terbongkar. Apa rahasia besar itu? Aha, tonton sendirilah, kan ini rahasia keluarga, masa' dibocorin. Hehe.
Bumi gak hanya berputar buat kita, jadi jangan egois.
![beautynesia.id](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/01/09/5e14d3fdc5dfeb6fb9731969-5e1616c1097f36550045c643.jpg?t=o&v=770)
Lalu jawaban ayahnya adalah, "saya mengorbankan profesionalitas saya dalam bekerja demi kamu bisa meraih mimpi-mimpi kamu."
Apakah Awan bangga dengan perkataan ayahnya? tidak. Ia semakin marah. Ya, adegan ini menunjukkan betapa seorang ayah tidak ingin jika anaknya gagal. Seorang ayah hanya ingin anaknya sukses dan bisa dibanggakan.
Pertemanan Awan dengan Kale semakin membuat ayahnya murka. Ia mulai menuduh Awan berubah. Awan pun sebenarnya merasa pertemanannya dengan Kale menjadikan dirinya mampu mengatasi ketakutan akan kegagalan. Ia pun mulai merasakan kebebasan seperti kehidupan orang normal lainnya, makan di gang sempit, naik motor, berciuman. Ahay, lalu bagaimana kelanjuntan hubungan Awan dan Kale? Simak selengkapnya di filmnya.
Pernah kita berkhayal, akan tiba orang yang selamatkan kita dari segala kecepatan bumi dan isinya. Bukan.. mereka hadir, membantu, dan mempermudah, bukan menyelamatkan.
Maka, apa yang dirasakan seorang ayah sebenarnya? Takut kehilangan. Seorang ayah takut kehilangan anak-anaknya maka ia berusaha semaksimal mungkin memberikan apapun yang dibutuhkan dan diinginkan anaknya, bahkan tanpa bertanya kepada anaknya terlebih dahulu. Semua dilakukan agar semata-mata anaknya menemukan kebahagiaan. Tapi apakah anaknya sudah pasti bahagia?
Cara pandang kita bisa jadi berbeda. Saat kamu rasa itu cara terbenar, belum tentu mereka salah. Tak perlu paksakan mereka ikuti maumu.
Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini
Novel NKCTHI sebenarnya hanyalah sekumpulan pesan-pesan yang ditulis Awan untuk anaknya yang akan menikah. Tidak ada alur cerita apapun di dalam novel itu. Hanya berisi pesan-pesan dengan background berwarna-warni dan bergambar. Meski demikian, tidak membosankan dan sangat mengena.
Saya suka sekali quote-quote di novel NKCTHI. Salah satunya yang paling saya suka adalah quoteÂ
Tentang memori, gagal, tumbuh, patah, bangun, hilang, menunggu, bertahan, berubah, dan semua ketakutan manusia pada umumnya.Â
Ya, tentulah kita pasti telah, sedang, dan akan menikmati memori-memori itu. Memori tentang kegagalan dalam sekolah, karir, hubungan, bahkan mungkin rumah tangga, dan keluarga. Ada kala kita mengalami ketakutan tentang masa depan, bisa ketakutan akibat kegagalan yang kita alami saat ini, atau karena kehilangan seseorang, atau mungkin ketakutan karena terlalu bosan menunggu seseorang. Pada akhirnya suatu saat nanti jika semua itu telah terlewati maka kita pun akan bercerita tentang hari ini, hari dimana kita pernah gagal, takut, kehilangan, menunggu, dan kesedihan-kesedihan lainnya.
Tenang, gak semua harus ada jawabannya sekarang.
Mungkin kita pernah merasa setiap hari berdoa, menaruh harapan pada Sang Pencipta. Lalu mungkin kita kecewa jika yang diharapkan itu tidak terjadi. Kadang kita mulai depresi, menangis, marah, merasa Tuhan tidak adil.
Tapi mungkin kita lupa, "tidak" juga jawaban. Â Banyak hal yang setelah dilepaskan baru hadir.
Jadi, cobalah menerima apapun keadaanmu saat ini. Entah senang, maupun sedih. Hal yang kita inginkan belum tentu yang terbaik untuk kita, pun yang tidak kita inginkan, belum tentu yang terburuk bagi kita. Bisa jadi malah sebaliknya.
Ada kuasa yang lebih besar dari rencana manusia. Semua tepat sesuai porsinya. Sang pencipta baik sekali ya. Maka, jangan sedih, nanti kita cerita tentang hari ini, besok kita buat yang lebih baik lagi.
Semoga bermanfaat.