Pernahkah kalian menginginkan kehidupan yang dimiliki orang lain? Kalo aku, sering, haha. Temenku yang juara di sekolah waktu SMA sekarang mendapat beasiswa S2 Perawat di Thailand, ah sepertinya menyenangkan sekali. Meski sebenarnya jika aku yang berada di posisi dia belum tentu aku akan mengatakan itu menyenangkan. Dia pernah berbagi lewat tulisannya di website bagaimana dia harus beradaptasi di Thailand, untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari dia juga sedang berusaha mencari kerja paruh waktu.
Aku juga pernah iri melihat temanku yang lulus bersamaku dan mendapat predikat lulusan terbaik seuniversitas, pidatonya didengarkan oleh 2ribu wisudawan beserta orangtuanya dan para petinggi perguruan tinggi. Selepas di wisuda ia pun langsung dilamar orang dan menikah. Sepertinya bahagia sekali. Tapi beberapa hari yang lalu dia cerita bahwa rutinitasnya amat membosankan, karirnya menjadi guru di sekolah swasta berhenti karena melahirkan dan mengasuh anaknya.
Lalu aku juga pernah iri dengan seorang kawan yang sekarang menjalankan bisnis sosis bakar. Usahanya tampak begitu sukses bahkan dia sudah bisa umroh. Tapi dia juga pernah curhat padaku bahwa dia begitu sibuk hingga tak ada waktu menyelesaikan skripsinya.
Pernah juga iri pada artis yang sering posting di instagram dengan pasangannya, sepertinya menyenangkan sekali. Apalagi mereka seakidah. Tapi nyinyiran netizen selalu mewarnai komentar di postingan mereka. Seperti diminta untuk segera menghalalkan. Belum lagi jika ternyata putus, pasti malu sekali dan para netizen pun hanya akan membully, seperti yang sudah-sudah.
Pernah juga iri dengan pak presiden, enaknya jadi presiden. Ucapannya, kehadirannya, aksinya, selalu ditunggu. Wartawan siap mengejar-ngejar beliau. Tapi kalau saya jadi presiden mungkin bisa setress dengan rakyat yang kritis mengomentari kebijakan-kebijakan presiden. Belum sehari jadi, jangan-jangan saya memilih turun saja, haha.
Ya, pada intinya saya pernah iri dan selalu berhasil mengatasi kecemburuan saya tersebut dengan mengenang kembali perjuangan saya hingga sampai pada titik saat ini.
Nha, film "Rumput Tetangga" yang bergenre drama komedi ini sepertinya cocok untuk kalian yang pernah mengalami kecemburuan sosial hanya gara-gara melihat kehidupan orang lain sepertinya lebih indah daripada kehidupan kita.
Film "Rumput Tetangga" adalah drama komedi yang diproduksi oleh RA Pictures dengan dibintangi oleh Titi Kamal sebagai Kirana, Donita sebagai Diana, Gading Marten sebagai Indra, Tora Sudiro sebagai Tamtama, Raffi Ahmad sebagai Ben, Kirana Larasati sebagai Inge, Jeremi Thomas sebagai Bram.
Salah satu hal yang menarik dari film ini adalah dibintangi oleh artis-artis senior yang sudah tidak diragukan lagi bakat aktingnya. Terlebih ditambah aksi komedian Nunung sebagai kepala sekolah dan Asri Welas sebagai Madam Sri Menyan. Hal menarik lainnya yaitu meskipun drama komedi, tapi film ini sangat melekat di hati masyarakat karena cerita yang disajikan adalah suatu hal yang kerap terjadi di sekeliling kita bahkan bisa jadi itu adalah diri kita. Menurut saya film ini wajib sekali ditonton oleh semua orang agar kita tidak iri dengan kehidupan orang lain, dan mensyukuri apa yang kita miliki hari ini.
Sinopsis Film "Rumput Tetangga"
Kirana dan Ben adalah pasangan suami istri. Demi mengurus dua buah hatinya, Rega dan Windy, Kirana hanya menjadi ibu rumah tangga. Di pagi hari Kirana sibuk sekali menyiapkan sarapan untuk dua buah hati dan suaminya, lalu mendandani anak-anaknya agar tampak rapi, dan mengantarkan mereka sekolah.
Suatu ketika ia dipanggil kepala sekolah anaknya. Kepala sekolah tersebut melaporkan bahwa Rega turun nilainya. Rega pun sering mengeluh bahwa ketika melihat tulisan ia merasa tulisan itu berputar-putar. Kirana lalu mengajak Rega ke dokter, ternyata Rega mengidap Dislexsia, sulit memahami bacaan. Sedangkan Windy sejak kecil alergi kacang sehingga jika makan kacang asmanya kambuh.
Suatu ketika Kirana dikabari oleh Diana bahwa ia akan kembali ke Indonesia, dari Korea. Diana mengajak ketemuan Kirana. Diana adalah teman dekat Kirana, dia juga dulu waktu SMA menyukai Ben, tapi Ben lebih menyukai Kirana. Diana saat ini bekerja di PR Consultant. Karirnya tampak sukses dan ia pun tampak mengagumkan. Terlebih masih single sehingga bisa bebas melakukan apa saja.
Diana mengenalkan Kirana pada Bram, sosok yang menyukai Diana. Tapi Diana sendiri tidak menyukai Bram karena diam-diam dia masih menyimpan rasa pada Ben. Diana memiliki seorang asisten bernama Indra, yang juga temannya waktu SMA. Diana selalu memarahi Indra dan mengatakan bahwa kinerja Indra tidak pernah benar.
Diana mengajak Kirana untuk datang ke reunian SMA. Awalnya Kirana tidak mau, dia merasa malu karena hanya seorang ibu rumah tangga. Tapi Diana membujuknya, akhirnya ia dan Ben datang. Diana berbohong kepada teman-teman mereka bahwa Kirana adalah PR Consultant sehingga Kirana tidak malu berada di sana.
Kirana pun bertemu dengan Tamtama, calon gubernur DKI Jakarta yang dulu pernah mengejar-ngejar Kirana. Sewaktu SMA Kirana adalah ketua Osis, Tamtama mengucapkan terimakasih kepada Kirana, akibat mengejar-ngejar Kirana hingga rela menjadi anggota Osis juga, Tamtama merasa apa yang dicapai saat ini karena Kirana.
Lalu tibalah di satu konflik yang akan mengubah segalanya. Dimana ketika Kirana sedang berjalan-jalan di reunian tersebut ia bertemu Madam Sri Menyan yang membuka lapak sebagai seorang peramal yang bisa merubah hidup seseorang. Kirana pun ingin hidupnya dirubah menjadi seperti Diana.
Keesokan harinya Kirana bangun pagi dengan kondisi begitu kaget karena ia berada di apartemen yang mewah. Indra sudah berdiri di sebelahnya mempersiapkan kebutuhannya untuk meeting pagi ini. Kirana tampak bahagia sekali dengan perubahan ini. Ia menyapa dengan ramah seluruh pegawainya, bahkan dengan suka rela merapikan dasi pegawainya yang tidak rapi.Â
Ia juga mengatakan kepada sekertarisnya, Inge, bahwa Indra dari dulu menyukainya. Â Ia pun memaafkan bahkan hanyut terbawa suasana ketika karyawannya telat karena harus mengurus anaknya terlebih dahulu. Dan ia pun meminta kepada para karyawan untuk membawa makanan ketika meeting. Ia juga meminta agar karyawan menggunakan bahasa indonesia saja ketika presentasi, bukan bahasa inggris. Selepas bekerja ia juga memilih makan nasi padang milik sopirnya daripada salad untuk dietnya.Â
Tapi akhirnya, ia merasa lelah dengan hidupnya yang hanya meeting seharian, merasa kesepian, dan akan menjadi calon istri Tamtama yang mana ia tidak menyukainya. Ia kangen dengan anak-anaknya, dan Ben. Ia membuka instagram, Ben tampak bahagia sekali dengan Diana dan dua anaknya.Â
Karena frustasi dengan hidupnya yang kesepian ia pun berubah menjadi galak kepada karyawannya. Karyawannya menjadi takut, Indra pun menganggap bahwa Kirana berubah. Maka Kirana menceritakan apa yang tengah terjadi pada dirinya setelah reunian itu. Tidak disangka, Indra ternyata juga mendatangi Madam Sri Menyan dan meminta agar bossnya diganti Kirana.
Kirana mengajak Indra untuk kembali mengadakan reunian untuk bertemu Madam Sri Menyan. Tetapi saat reunian berlangsung, Indra tidak mau kembali ke kehidupan aslinya dan menginginkan agar Kirana tetap menjadi bossnya. Indra pun memberikan obat tidur pada Kirana. Tapi akhirnya Indra menyesal dan meminta Inge untuk membangunkan Kirana. Mereka pun mencari Madam Sri Menyan.
Tapi Madam Sri Menyan mengatakan bahwa ada satu lagi yang menginginkan kehidupan nyata Kirana, yaitu Diana. Merekapun akhirnya mencari Diana. Tapi Diana tidak mau kembali ke kehidupan aslinya, ia menginginkan kehidupan Kirana. Hingga pada akhirnya, Windy kena asma karena makan kacang, dan hanya Kiranalah yang paham cara mengatasinya. Maka, Diana menyesal, ia tidak bisa menjadi ibu yang baik bagi anaknya. Ia pun harus menutup-nutupi bahwa Rega dislexsia.
Waktu menunjukkan pukul 00.00 itu artinya Madam Sri Menyan akan pergi dan mereka tidak bisa kembali ke kehidupan semula. Tapi kemudian Diana mengingatkan Kirana bahwa Ben selalu memutar jam 30 menit lebih cepat dari aslinya. Itu artinya masih ada 30 menit lagi untuk kembali ke kehidupan semula. Mereka pun menemui Madam Sri Menyan. Dan kembalilah mereka semua ke kehidupan aslinya.
Ending dari kisah ini adalah Kirana bahagia dengan rutinitasnya menjadi istri Ben dan mengasuh anak-anaknya. Diana juga bahagia kembali menjadi Boss dan bersikap baik pada Indra, lalu menerima cinta Bram. Sedangkan Tamtama akan menikah dengan gadis pilihannya. Dan Indra pun bahagia dengan Inge.
***
Hikmah dari film ini adalah mengajarkan kita untuk mensyukuri apa yang kita miliki hari ini, bahagia dengan apa yang tengah kita perjuangkan hari ini, dan menyadarkan kita bahwa sebagai hamba Allah kita telah memiliki jatah masing-masing untuk menjalani hidup, dimana antara satu dengan yang lainnya tidak akan pernah sama.Â
Mungkin kita pernah memiliki tujuan sama, yaitu memiliki karir yang sukses, kehidupan rumah tangga yang harmonis, dan akhir hidup yang membahagiakan, tetapi jalan untuk meraih tujuan hidup itu antara satu orang dengan yang lainnya tidaklah sama. Hasil yang dituai pun tidak akan sama. Jadi jangan pernah merasa iri dengan kehidupan orang lain, karena kita memiliki porsinya masing-masing.Â
Bahagia itu sederhana, syukuri kehidupan kita maka untuk selanjutnya hidup kita pun akan penuh dengan rasa syukur. Rasa syukur itulah yang mengantarkan kita pada kebahagiaan setiap hari. Masalah rejeki, jodoh, dan mati sudah diatur sama Allah, kita tinggal menjalani, memperjuangkan yang telah Ia kehendaki. Setiap perjalanan selalu ada cerita indah yang layak dibagikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H