Sudah dua tahun ini saya dilibatkan dalam tim pengawas ujian mahasiswa di fakultas kampus saya, Fakultas Agama Islam. Fakultas agama Islam terdiri dari tiga program studi, Hukum Ekonomi Syari'ah (HES), Pendidikan Agama Islam (PAI), dan Ilmu Qur'an dan Tafsir (IQT). Pengawasan ujian dilaksanakan pada akhir pembelajaran selama dua minggu, yaitu saat Ujian Tengah Semester (UTS) dan Ujian Akhir Semester (UAS).
Secara singkat lulusan program studi HES mayoritas bekerja di bank syari'ah, Kantor Urusan Agama (KUA), Pengadilan Agama, Kementerian Agama, dan lain-lain yang berkaitan dengan hukum, ekonomi, dan syari'ah.Â
Lulusan PAI mayoritas bekerja sebagai guru agama. Dan IQT bekerja sebagai ustadz, guru, penafsir, dan lain-lain yang berkaitan dengan al qur'an dan tafsir.
Meskipun mereka berada di Fakultas Agama Islam, atau yang sering disingkat FAI, bukan berarti ketika ujian mereka tidak mencontek.
Berdasarkan data tim pengawas kami, program studi HES dan PAI adalah langganan mencontek paling banyak, sedangkan prodi IQT belum pernah ditemukan ada yang mencontek.
Dalam satu mata kuliah biasanya ditemukan rata-rata 3 orang yang mencontek. Hal ini dikarenakan materi di FAI mayoritas menghafal jadi mudah sekali untuk mencontek.
Jadi, mencontek itu tidak hanya dilakukan oleh siswa, seperti yang ditulis kompasianer Ozy V. Alandika dengan judul "Siswa Mencontek Saat Ujian Karena...".
Bentuk menconteknya juga lebih berkembang daripada siswa. Menurut Ozy siswa mencontek dengan cara main mata, pura-pura batuk, lempar penghapus, kejatuhan pena, menggeser meja, mengangkat soal tinggi-tinggi, sekujur tubuh bertatokan rumus, dan izin ke toilet.Â
Mayoritas mahasiswa mencontek secara individu, tidak bekerjasama dengan temannya.Â
Meski ada juga barang satu dua yang bertanya sebelahnya, tapi jika ketahuan menengok tentu langsung mendapat teguran dari pengawas ruang tersebut.
Bentuk-bentuk mencontek mahasiswa diantaranya yaitu: